Presiden RI Joko Widodo tak teruga menghadiri undangan buka puasa bersama di kediaman Oesman Sapta Odang yang akrab disapa OSO, Wakil Ketua MPR RI (periode 1999-2004 & periode 2014-2019), di Jalan Karang Asem Utara, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (24/6/2016).
Presiden Jokowi tiba di kediaman OSO pukul 17.00 WIB dan saat tiba langsung disambut oleh sang tuan rumah OSO beserta istri, Presiden Jokowi yang mengenakan kemeja batik lengan panjang dan peci berwarna hitam menyapa seluruh tamu serta undangan yang sebelumnya telah hadir di kediaman OSO.
Turut hadir Ketua MPR RI Zulkilfi Hasan, Wakil Ketua MPR RI Mahyudin dan beberapa petinggi partai politik seperti Sutrisno Bachir, Idrus Marham, M Romahurmuziy dan Mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Sutanto serta beberapa Menteri Kabinet Kerja, pimpinan lembaga negara dan sekitar 300 an tamu undangan lainnya, termasuk Ketua Umum KADIN Indonesia Eddy Ganefo, Waketum KADIN Indonesia Zainal Bintang dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (APKOMINDO) Soegiharto Santoso.
Acara buka bersama di rumah OSO itu dikemas secara sederhana dimana semua yang hadir duduk secara lesehan, acara dibuka oleh pembacaan ayat suci Alquran dan dilanjutkan dengan ceramah dari Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta yang juga mantan Wakil Menteri Agama RI.
Dalam tausiyahnya, Nasaruddin menyampaikan agar semua umat muslim harus selalu terhubung secara spritual dengan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sang tuan rumah, OSO turut menyampaikan pidato dalam acara buka puasa bersama itu, dalam pidatonya, OSO turut memuji kinerja dari Presiden Jokowi;
“Kita bersyukur bisa buka puasa bersama Presiden yang kita cintai dan saya sangat mengapresiasi kesediaan Presiden memenuhi undangan buka puasa bersama ini, Presiden Jokowi adalah Presiden rakyat. Terbukti dengan imejnya dan perilakunya selama ini yang sangat dekat kepada rakyat, itu yang saya kagumi dari diri Presiden,” katanya.
OSO merasa dirinya mendapat ‘durian runtuh’ ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri buka puasa bersama di kediaman pribadinya, Pasalnya menurut OSO, pada saat yang sama, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menggelar hajatan yang sama.
“Hari ini Wakil Presiden Pak Jusuf Kalla juga menggelar buka puasa bersama, tapi Pak Jokowi lebih memilih bersama saya terlebih dahulu, Pak Presiden tidak bisa diatur dan tak terduga. Kadang dikira hadir ternyata tidak, gitu juga sebaliknya, kadang diduga tak hadir, tapi tiba-tiba hadir. Semua yang atur hanya Allah SWT,” kata OSO dirumah kediamannya.
Atas kehadiran Jokowi, senator dari Kalimantan Barat itu menyatakan tidak cukup untuk hanya menyampaikan ucapan terima kasih. “Terlalu kecil nilainya kalau saya hanya menyatakan terima kasih, sebab Allah SWT pasti mencatat kehadiran Pak Presiden bersama kita saat ini sebagai amal ibadah serta berkah yang sangat luar biasa. Sehingga saya dan keluarga, benar-benar serasa mendapat durian runtuh,” ungkap OSO.
OSO kembali memuji Presiden Jokowi sebagai pemimpin yang berani mengambil risiko. “Selama saya hidup, baru kali ini ada presiden yang mau datangi titik api, ketika sejumlah hutan di Indonesia terbakar seperti di Sumatera dan Kalimantan, belum penah ada presiden selama saya hidup berani turun kalau kebakaran hutan. Engga ada yang seperti itu,” kata OSO..
Menutup sambutannya, OSO pun bertanya kepada seluruh tamu yang hadir apakah setuju jika Pak Jokowi berbuka bersama di sini dulu sebelum mengikuti buka puasa bersama Wapres.
“Setuju enggak kalau Presiden bukber bersama kita?” kata OSO.
“Setujuuu,” jawab para tamu kompak.
“Ini yang beliau enggak bisa beliau tolak,” ucap OSO sambil tersenyum lebar.
Jokowi pun terlihat beberapa kali tertawa mendengar sambutan dan pujian yang disampaikan OSO, akhirnya Presiden Jokowi sempat membatalkan puasa dan menunaikan ibadah salat Magrib di kediaman OSO sebelum beranjak ke kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Ketua Umum KADIN Indonesia, Eddy Genefo mengatakan, “Silaturahmi Ketua Wantim KADIN Indonesia Pak Oesman Sapta bersama para pengurus KADIN Indonesia yang dihadiri Persiden RI Bapak Jokowi serta para pejabat negara dengan berbuka puasa bersama dirumah kediaman Pak OSO, merupakan refleksi persatuan Indonesia untuk meningkatkan rasa nasionalisme pengusaha Indonesia dan diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedepannya.”
Soegiharto Santoso selaku Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (APKOMINDO) yang turut hadir di acara undangan buka puasa bersama tersebut mengatakan; “Saya merasa sangat beruntung dapat turut hadir diacara buka puasa bersama Ramadhan 1437 H ini di rumah kediaman Pak Oesman Sapta Odang dan memang benar saya beserta teman-teman juga tidak menduga akan kehadiran Pak Jokowi Presiden RI, semua yang hadir tentu sama merasakan kegembiraan yang sangat luar biasa, karena dapat berbuka puasa bersama Pak Jokowi.”
“Pak Jokowi adalah pemimpin yang berani mengambil risiko serta benar-benar Presiden rakyat, Pak Jokowi selalu peduli dengan berbagai permasalahan rakyat, sehingga saat media ada yang memberitakan tentang ‘Dibunuh Pun, Saya Tak Bisa Jual Daging Rp 80.000/Kg‘ (15/6/2016), maka Presiden Jokowi melakukan upaya operasi pasar, sehingga pada hari Jumat (24/6/2016) harga daging sapi di Pasar Induk Kramatjati bisa dijual dengan harga Rp 70.000/Kg. Memang benar semua membutuhkan proses dan dibutuhkan kerjasama berbagai pihak terkait, namun dengan kepemimpinan Presiden Jokowi pasti semuanya akan dapat diatasi dengan baik, karena Presiden Jokowi benar-benar Presiden rakyat.”
Ketum APKOMINDO yang sering disapa Kang Hoky pun menambahkan, “Mungkin pada saatnya butuh disampaikan pula permasalahan Apkomindo kepada Presiden Rakyat/ Pak Jokowi maupun kepada berbagai awak media, karena kami juga rakyat yang membutuhkan bantuan Presiden-nya serta teman-teman media, sebab didalam tubuh Apkomindo yang saat ini memiliki 25 DPD Apkomindo dengan jumlah anggota sekitar 2.000 dan lahir sejak tahun 1992, juga mempunyai masalah sejak tahun 2011, yaitu terus terjadi permasalahan.”
“Sebenarnya hanya 3 (tiga) orang pendiri, melawan 2.000 anggota dan pengurus Apkomindo dari seluruh Indonesia, namun tentunya hal tersebut tetap menghabiskan waktu dan energi serta biaya, karena harus proses sidang di PN JakTim dan di PTUN, meskipun pendiri sudah kalah di PN JakTim dan di PTUN, tetap saja mereka mengajukan proses banding baik di Pengadilan Tinggi maupun di PT TUN untuk melawan Menteri Hukum dan HAM RI serta APKOMINDO, padahal saat ini mereka tidak memiliki pengurus dan tidak memiliki anggota di DPD Apkomindo manapun juga, serta yang sangat janggal adalah nama dan logo APKOMINDO didaftarkan atas nama pribadi dengan nomor pendaftaran: 050083 di Kemenkumham, padahal telah lebih dari 24 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 21 Feb 1992 telah dibuat Akta Pendirian dan tertulis dengan sangat jelas Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia disingkat APKOMINDO, kemudian di AD & ART ada terlampir logo-logo APKOMINDO- nya, serta telah memperoleh SK Kemenkumham Nomor AHU-156.A.H.01.07.Tahun 2012.”
“Hal tersebut tentu sangat menggangu perkembangan industri TIK, padahal industri TIK di era digital dan e-commerce memiliki peranan sangat penting bagi kehidupan manusia di berbagai bidang, mulai dari Pendidikan, Kesehatan, Bisnis, Pemerintahan, Pengetahuan, Perencanaan, Pengoperasian, Perawatan dan Pengawasan serta lain-lainnya, semuanya tentu sangat bergantung dengan TIK yang berkaitan erat dengan APKOMINDO.” ungkap Hoky sambil tetap berucap penuh syukur sebab progam-program kegiatan di Apkomindo dapat terus berjalan serta semakin banyak pihak memahami manfaat keberadaan APKOMINDO. (S)
Artikel Terkait:
RUDIANTARA: 2019, Seluruh Indonesia Tersambung Internet
Menkominfo: Apkomindo Harus Fokus Pada Bisnis Ekosistem
Oktober, Pemerintah Rampungkan Blueprint Pertahanan Cyber
Indonesia Cyber Security Summit Ke 2 Kembali Digelar
LSP Komputer memperoleh Sertifikasi Lisensi dari BNSP
Program Kegiatan Apkomindo sebagai Hub eCommerce Nasional
Wujudkan Rumah Tugas Akhir, Apkomindo Akan Adakan Kerjasama Dengan ITB