Jakarta, Biskom- Revolusi Industri 4.0 merupakan sebuah keniscayaan yang harus dihadapi oleh para pelaku usaha di Indonesia, termasuk sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM). Saat ini, teknologi industri 4.0 yang umumnya bebasis pada digital, dinilai bisa menjadi tools dalam mendukung produktivitas sektor industri secara lebih efisien sehingga dapat mendongkrak daya saing.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, apabila seluruh sektor industri kecil dan menengah mampu mengimplementasikan industri 4.0 maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin tinggi. Adapun sumbangsih diberikan sektor IKM terhadap pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 10 persen.

“Jadi ada value added dari teknologi industri 4.0 nilai tambah bisa mencapai 10 persen apabila industri kecil menengah ini betul-betul bisa memanfaatkan industri 4.0. Dan,  dengan hadirnya teknologi industri 4.0, kami melihat, bisa membantu untuk menekan berbagai biaya dari sebuah proses produksi. Bahkan, di era tersebut, tidak perlu dikhawatirkan tentang dampak ketersediaan lapangan kerja,” ujar Menteri  Agus Gumiwang  pada acara Semarak Festival IKMA 2019 di Jakarta, Rabu (11/12).

Menperin meyakini, penerapan industri 4.0 bisa menimbulkan peluang terhadap pembukaan lapangan kerja baru. Contohnya, startup yang kian marak bermunculan di dalam negeri, sebagian ada yang menyerap cukup banyak tenaga kerja. Oleh karena itu, pemerintah fokus dan memberikan perhatian lebih dalam upaya pengembangan pelaku IKM karena sektor tersebut dinilai mampu menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

“Dalam sejarahnya, ketika Indonesia menghadapi krisis ekonomi, IKM merupakan salah satu sektor usaha yang bisa bertahan,” kata Menperin. Pada 1999 kita liat pasca krisis ekonomi ditemukan bahwa industri kecil dan menengah merupakan salah satu dari sedikit industri yang bisa bertahan. Nyatanya, kondisi ini tidak hanya dirasakan di Indonesia saja. Melainkan seluruh industri kecil menengah di negara-negara lain pun demikian. “Industri kecil dan menengah merupakan dari kegiatan ekomi dari sebuah negara,” tandasnya

Terpantau hingga 15 tahun mendatang, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Hal ini menjadi momentum untuk menumbuhkan jumlah wirausaha muda, termasuk pelaku IKM. “Pemerintah telah meluncurkan Making Indonesia 4.0. Peta jalan ini tidak hanya diimplementasikan untuk industri skala besar saja, tetapi juga untuk sektor IKM,” ungkap Menperin.

Menurut Menperin, peran startup sebagai kaum muda millenial sangat penting dalam membawa Indonesia lebih cepat menuju revolusi industri 4.0. Inovasi para startup ini diharapkan akan memberikan solusi bagi industri dan masyarakat dalam mengadopsi teknologi, sehingga menjadi lebih efisien dalam hal biaya, energi, dan waktu. (red)