Ilustrasi Logo BPS

Jakarta, BISKOM – Pada 2020 ini Indonesia akan melangsungkan sensus penduduk. Sensus adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan semua unit populasi di seluruh wilayah Republik Indonesia. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperoleh karakteristik suatu populasi pada saat tertentu. Sensus penduduk dilakukan setiap 10 tahun sekali.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyampaikan bahwa sensus secara online akan digelar 15 Februari hingga 31 Maret 2020. Sedangkan sensus dengan wawancara akan digelar 1 Juli-31 Juli 2020. Sensus ini dibagi dua tahap yakni pada 2020 seluruh penduduk Indonesia sekitar 267 juta jiwa disurvei, di antaranya soal pekerjaan dan tempat tinggal saat ini.

“Selanjutnya pada 2021, BPS akan mengambil sampel dari survei tahun sebelumnya. Mereka yang disurvei pada 2021 akan diberi 82 pertanyaan, sehingga punya data detail. Di antaranya terkait migrasi penduduk hingga fertilitas (jumlah kelahiran hidup),” terang Suhariyanto.

Tahun ini sensus penduduk di Indonesia menggunakan metode kombinasi dan memanfaatkan online. Metode kombinasi adalah menggunakan data registrasi yang relevan dengan sensus, kemudian dilengkapi dengan sampel survei.

BPS menargetkan tingkat kepesertaan masyarakat untuk mengikuti peserta sensus online sebesar 23 persen dari keseluruhan penduduk di Tanah Air dalam Sensus Penduduk 2020. “Mudah-mudahan tercapai targetnya, meskipun untuk meningkatkan kesadaran tidak gampang. Maka kami juga akan gandeng Bupati, Gubernur dan universitas-universitas dengan berbagai mahasiswa,” ujar Kepala BPS.


Lebih lanjut Suhariyanto menjelaskan, masyarakat bisa mengakses web sensus.bps.go.id mulai tanggal 15 Februari 2020. Di sana tinggal memasukkan NIK-nya, memasukkan nomor kartu keluarganya, kemudian membuat password-nya. “Kemudian akan ada 21 pertanyaan, mulai dari nama, NIK, Nomor KK, jenis kelamin, tempat lahir, pendidikan, pekerjaan, perumahan, dll.,” pungkasnya. (red)