Tahun 2012 mendatang, sebanyak 18 Departemen akan menggunakan piranti lunak sistem operasi terbuka atau open source software (OSS). Hal tersebut tertuang dalam komitmen bersama saat IGOS Summit 2 di Jakarta.
Kemal Prihatman, Asisten Deputi Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi mengatakan, “Untuk mendukung migrasi bagi setiap instansi dan institusi pemerintah di Indonesia itu, Kementerian Negara Riset dan Teknologi tengah menyusun dokumen migrasi OSS. Saat ini baru dihasilkan 8 dokumen, antara lain Aplikasi Perkantoran Openoffice.org, petunjuk instalasi IGOS Nusantara, Perangkat Lunak Bebas dan Open Source, Bahasa Pemrograman Open Source, Konfigurasi Server Linux, dan Aplikasi untuk server.”
Pembuatan dokumen ini mengacu pada dokumen yang telah dibuat beberapa negara. Di tahun ini juga, semua dokumen migrasi perangkat lunak tersebut selesai disusun, plus empat dokumen tambahan yang akan disusun tahun ini.
Selain itu, dari sekitar 400 pemerintah kabupaten/kota, 100 di antaranya telah menggunakan open source software (OSS) dalam waktu empat tahun mendatang.
Pada saat bersamaan, Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman mengatakan, pihaknya juga telah membuat sistem keterhubungan atau co-exist dengan sistem tertutup atau propriatary yang telah banyak digunakan di instansi pemerintah saat ini. Co-exist dibuat untuk menjamin terlaksananya penggunaan IGOS.
“Tidak adanya co-exist membuat program IGOS yang sebenarnya telah dicanangkan tahun 2005 terhambat, antara lain dalam pertukaran dokumen di antara dua sistem tersebut,” tambahnya.