Harga BBM, transportasi dan sembako boleh naik. Tapi biaya biaya telepon terus turun, dan akan disusul tarif internet. Menteri Komunikasi dan Informatika, Muhammad Nuh saat membuka IGOS Summit 2 di Jakarta City Center (JaCC) bulan lalu dengan bangga mengatakan bahwa hanya komunitas ICT (Information and Communication Technology) yang mampu menahan laju inflasi. Pertanyaannya, kapankah tarif internet itu turun?
“Dalam waktu dekat, mudah-mudahan mulai Juli nanti,” katanya. Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan kebijakan penurunan ongkos sewa jaringan, namun ternyata belum sangup menurunkan tarif internet secara signifikan, mengingat hanya terjadi penurunan tarif sekitar 8 persen, karena ongkos sewa jaringan sebagian kecil merupakan komponen tarif dasar internet ke konsumen.
Cara lain yang ditempuh pemerintah adalah memangkas ongkos pembelian bandwidth internasional. Selama ini para penyedia layanan internet atau ISP (Internet Service Provider) membeli bandwidth secara sendiri-sendiri sehingga harganya masih relatif tinggi. “Selama ini tiap departemen belanja bandwidth sendiri-sendiri, nanti pemerintah akan beli secara borongan,” ujar Nuh. Pemerintah akan menawarkan kontrak tersebut kepada para ISP lokal dengan sistem tender. Namun, kemungkinan akan dipilih lebih dari satu ISP sebagai pemegang kontrak penyediaan bandwidth ini untuk menjamin kepastian akses.
Menkominfo mengatakan, pemerintah dalam waktu dekat akan membeli bandwidth untuk kebutuhan akses internet di seluruh departemen dan instansi. Untuk keperluan itu, pemerintah kini tengah menyiapkan Internet Infrastructure Sharing yang akan mengatur kebutuhan seluruh bandwidth yang dipakai seluruh kantor pemerintahan.
Dengan cara ini, lanjut M. Nuh, pemerintah akan memberlakukan penurunan tarif internet antara 20-40 persen. “Penurunan tarif internet itu merupakan tahap pertama, karena akan disusul penurunan pada tahap-tahap berikutnya, apalagi jika proyek Palapa Ring berjalan lancar,” katanya.