BISKOM, Jakarta – Dalam sejarah, istilah polisi berasal dari bahasa Yunani yaitu politeia, yang berarti seluruh pemerintahan negara kota. Pada abad sebelum Masehi, negara Yunani kuno dan Romawi masih merupakan kota-kota yang setiap kotanya dinamakan polis. Setiap polis memiliki politeia tersendiri yang wewenangnya meliputi seluruh pemerintahan kota, termasuk didalamnya urusan-urusan keagamaan.
Dalam perkembangannya, tugas-tugas pemerintahan semakin kompleks terutama setelah semakin berkembangnya hubungan dengan luar negeri, sehingga diperlukan diferensi tugas-tugas pemerintahan yang tidak dapat dihindarkan.
Sementara polisi, pada perkembangannya merupakan institusi dan indvidu yang diberikan otoritas atau kewenangan untuk menggunakan paksaan atau kekerasan dalam lingkup permasalahan dalam negeri suatu negara yang berkaitan dengan penegakan hukum dan pemeliharaan keteraturan sosial dalam suatu negara.
Di lain pihak, polisi sebagai organisasi yang memberikan pelayanan publik dan tidak dapat melepaskan diri dari perkembangan lingkungan dan teknologi canggih yang digunakan oleh masyarakat, memerlukan birokrasi dan manajemen baru dimana dibutuhkan sistem pelaporan dan pendataan dengan memanfaatkan Information Communication Technology (ICT). Dengan kehadiran ICT, kekerasan dalam kinerja kepolisan, cara-cara kekerasan sudah tak pantas lagi untuk dilakukan karena melalui informasi dan komunikasi, persoalan dalam masyarakat dapat diselesaikan dengan tepat dan cepat.
ICT juga digunakan untuk meningkatkan efesiensi, kecepatan dan keakuratan yang mendukung tugas-tugas penegakan hukum, termasuk saat melakukan investigasi, misalnya untuk memeriksa data identitas pemilik kendaraan bermotor, sidik jari, KTP, Foto dan lain sebagainya. Hal ini diungkapkan Kombes Pol. Drs. Rycko Amelza Dahniel, MSi, Kanit I Industri Perdagangan Bareskrim Polri saat sidang promosi Doktor Ilmu Kepolisian pada hari ini (21/6) di Gedung Balai Sidang Universitas Indonesia, Jakarta. Dalam disertasinya, Rycko menghadirkan disertasi yang berjudul Birokrasi di Kepolisian Resor Kota Sukabumi.
Topik tersebut membahas tentang ide Rykco untuk mengubah kinerja kepolisian yang berorientasi pada perintah atasan menjadi berorientasi kepada masyarakat sebagai stakeholder, merubah polisi dengan singletask menjadi multitask, serta bagaimana meningkatkan layanan masyarakat dengan melaksanakan sistem yang berbasis ICT. Rycko pernah menjadi Kapolres Kota Sukabumi, Polda Jawa Barat (2005) dan juga menjadi Ketua Tim Investigasi Polda Sumatera Utara dalam joint investigation Pori dengan AFP Sydney dan KJRI Sydney, dalam penanganan cybercrime dan kasus carding pada e-commerce yang dilakukan warga Indonesia dengan korban warga Australia.
Kombes Pol. Dr. Drs. Rycko Amelza Dahniel, MSi, bersama Pemimpin Umum Majalah dan Media Online BISKOM, Ir. Soegiharto Santoso alias Hoky.
Prof. DR. Sarlito Wirawan Sarwono, Psi, selaku promotor mengatakan, “Meski distertasi ini bukan yang pertama yang pernah mengetengahkan persoalan Polsek dan Polres, namun merupakan yang pertama yang berkonsentrasi pada persoalan birokrasi dan manajemen di tubuh kepolisian, sehingga disertasi ini tidak hanya berlaku untuk kepolisian wilayah Sukabumi, tetapi juga pada tingkat nasional, dimana budaya birokrasi lama harus juga tingkatkan menjadi birokrasi modern.”
Rycko merupakan Doktor ke 7 untuk Ilmu Kepolisian UI dan lulus dengan predikat Sangat Memuaskan. Sebelumnya, Kombes Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose, Kepala Unit V IT & Cybercrime Bareskrim Polri juga meraih gelar Doktor UI (7/6).
Rycko Amelza Dahniel termasuk perwira polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim Polri) yang melumpuhkan teroris Dr. Azahari dan kelompoknya di kota Batu, Malang, Jawa Timur, pada 9 November 2005.
Hadir pula dalam acara tersebut Ir. Soegiharto Santoso alias Hoky, Pimpinan Umum Majalah dan Media Online BISKOM. Selamat kepada Kombes Pol. Dr. Drs. Rycko Amelza Dahniel, MSi, Polisi Pintar, Polisi Masa Depan. (Redaksi)
Artikel Terkait:
BNPT mendukung PBB memerangi ancaman penyebaran Violent Extremism
Luncurkan Buku, Petrus Golose Ungkap Aktivitas Teroris di Internet
PETRUS REINHARD GOLOSE: Bahaya! Teroris Kembali Intai Cyberspace
SIDNEY JONES: Blokir Situs Bukan Solusi Cegah Radikalisme
Polri, TNI dan Kejaksaan Bersinergi Tanggulangi Terorisme
Petrus Reinhard Golose: BNPT Upayakan Indonesia Bebas Dari Terorisme
APKOMINDO Optimis Teror Bom Tak Ganggu Bisnis TI
Komjen Anang Iskandar: “4 Juta Pecandu Tanggung Jawab Saya”
Penyegaran Tugas, Polri Rotasi Sejumlah Jabatan
Nanan Soekarna Dilantik Menjadi Wakapolri
Kapolda Jawa Timur, Anton Bachrul Alam: Optimalkan TI Untuk Layani Masyarakat
Petrus Golose Raih Gelar Doktor
Kombes Rycko Raih Doktor UI Ke 7
Aris Budiman, Anggota Polri Kembali Raih Doktor UI
Benny Jozua Mamoto, E-Terrorism Butuh Penanganan Khusus
Dengan TI Polri Janjikan Pelayanan Cepat
Polda Metro Optimalkan Layanan Website
Narkoba: Menggiurkan Tapi Mematikan
Sambodo Purnomo Yogo: Dengan TI, Polisi Tingkatkan Citra dan Kinerja
Fungsi Kepolisian Dalam Penegakan HKI
Bintara Polda Metro Jaya Raih Sertifikat Komputer Forensik
Hindari Bisnis Dari Permasalahan Hukum
29 Mobil Patroli Polisi Dipasangi GPS
Polri Siap Amankan Pemilu 2009
Ketika BIN Memantau JEJARING SOSIAL
UU HAKI Tekan Kerugian Negara
Badan Cyber Nasional Siap Amankan Informasi Cyber
AKBP Yakub Dedy Karyawan: Sistem Tilang Elektronik Siap Diberlakukan
KOMPOL ERWIN HARTA DINATA: TI Bantu Pelihara Keamanan Masyarakat
BISKOM – Polri Sosialisasikan Permasalahan Hukum TI
Kuatkan Energi Digital Indonesia, Pemerintah Siapkan Sejumlah Kebijakan
selamat bang, semoga polisi semakin jaya dgn ide-ide yang brilian utk pelayanan terbaik bagi masyarakat…
Belated Congratulations…!!! I really am proud to have known you, such a distinguished young Indonesian Police officer…
Maju terus Kombes Rycko… Selamat… Selamat… Salam keluarga.