Film Laskar Pelangi dipercaya telah membawa angin segar untuk kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Dengan akses dan fasilitas serba terbatas, anak-anak di tanah air kini dapat menikmati haknya dalam pendidikan. Hal ini telah diperlihatkan Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf, saat meluncurkan sekolah terpencil berbasis teknologi informasi (TI) di SDN Cipageran Mandiri 1, Kota Cimahi, Jawa Barat menjelang akhir bulan lalu.
Dede mengakui, diluncurkannya SD terpencil berbasis TI lantaran terpengaruh dengan film Laskar Pelangi dimana TI mampu berperan menipiskan kesenjangan informasi dan komunikasi (digital divide). “Di Jawa Barat pun masih ada siswa yang harus menempuh perjalanan melintasi pegunungan dan menyeberang sungai untuk tiba di sekolah mereka. Maka, dengan implementasi TI inilah kita bisa melakukan percepatan pendidikan,” ungkap Dede.
Namun dari belasan ribu sekolah yang ada di Jawa Barat, Pemprov Jabar sendiri mengalami kendala untuk bisa menembus lokasi terpencil tersebut seperti belum adanya akses jalan. Sementara proses pembangunan jalan tersebut membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Dengan TI pula, kata Dede, sebenarnya bisa menjadi salah satu alternatif untuk menghemat biaya pengadaan infrastruktur hingga ke pelosok daerah terpencil. Demikian juga dengan penyediaan e-book yang digelar Departemen Pendidikan Nasional, bisa lebih menghemat biaya membeli buku bagi anak sekolah.
“Ke depan dan mulai saat ini, tidak ada lagi alasan anak dari keluarga tidak mampu tak bisa mendapatkan pendidikan hanya karena masalah biaya sekolah. Semua anak, hingga pelosok pedesaan mendapatkan hak yang sama untuk bisa menikmati pendidikan,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Telkomsel, Kiskenda Suriahardja mengatakan, pihaknya memberi dukungan akses komunikasi dengan layanan 3G dalam program tersebut sebagai wujud dari corporate social responsibility (CSR).
Menurut Kiskenda, program sekolah terpencil berbasis TI ini untuk sementara dilakukan di Jawa Barat, namun jika memang bermanfaat, maka program tersebut akan dikembangkan secara nasional. “Kalau responnya positif, manfaatnya terhadap masyarakat bisa dirasakan secara langsung, tentu saja kami akan lebih mengembangkannya lagi sesuai visi kami untuk membeikan pelayanan terhadap masyarakat. Sebab kami di sini hanya selaku penyedia aksesnya,” jelas Kiskenda.
Dalam acara launching tersebut, Dede juga menggelar teleconference dengan Wakil Bupati Ciamis, Dedi Sobandi yang tengah berada di sebuah SD terpencil di Kecamatan Langkap Lancar, Kabupaten Ciamis. Dengan diluncurkannya SD terpencil berbasis TI di SDN Cipageran Mandiri 1 Cimahi ini, Kota Cimahi akan menjadi prototipe dari program gerakan masyarakat peduli pendidikan untuk bisa dikembangkan lebih jauh ke pelosok daerah lainnya di Jawa Barat. Kapankah daerah terpencil lainnya bisa menyusul?