PT Telkomsel bekerjasama dengan Dewan Pengembangan Program Kemitraan (DPPK) Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional menggelar program Cooperative Academic Education Program (Co-op).
Program ini bertujuan meningkatkan mutu lulusan perguruan tinggi dan relevansi pendidikan di perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia usaha, serta menciptakan lulusan sebagai subyek penyedia lapangan kerja.
Telkomsel memulai program Co-op ini dengan memberi kesempatan magang kepada para mahasiswa untuk mengenal lebih jauh dunia kerja di Telkomsel. Peserta Co-op ini juga berkewajiban untuk membuat analisa dan laporan yang akan dibawa ke institusi pendidikan terkait sebagai dasar penyusunan maupun pengembangan kurikulum.
Melalui kesempatan ini, Telkomsel juga berkomitmen mengembangkan kerjasama pengembangan kewirausahaan di industri telekomunikasi. Mahasiswa tidak hanya dipersiapkan untuk bekerja di perusahaan tetapi juga memberikan kesempatan untuk berwirausaha di industri telekomunikasi.
“Telkomsel tidak hanya memperhatikan perkembangan dari internal perusahaan, tapi yang penting Telkomsel bertekad mengembangkan dunia usaha di Indonesia yang dimotori sumber daya dari Indonesia sendiri. Kami telah mengembangkan dan meneruskan program ini dengan menggandeng unsur-unsur mitra kerja yang terkait dengan dunia usaha kami, misalnya mitra vendor dan ATPM ponsel,” ungkap Triwahyusari, Direktur Keuangan Telkomsel.
Menurut Tri, industri telekomunikasi merupakan industri yang secara nyata memberikan kontribusi positif, dimana kontribusi telekomunikasi terhadap Gross Domestic Product (GDP) tahun 2006 saja mencapai 2,89% dari total GDP di Indonesia. Belum lagi kontribusi untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Saat ini industri telekomunikasi mampu merangsang dan menghasilkan manfaat bagi industri atau dunia usaha lain dari hulu sampai hilir, seperti konten, musik, voucher, dan servis ponsel.
Hal tersebut tentunya patut didukung dengan kuantitas dan kualitas SDM yang ditunjang kurikulum pendidikan yang relevan, serta SDM yang mampu menciptakan kesempatan-kesempatan baru di industri telekomunikasi. Ini juga mengingat arah perkembangannya yang bergerak maju, Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan dengan kondisi geografis negara kepulauan yang luasnya 1,9 juta km persegi dengan angka penetrasi selular masih kecil, sekitar 37% dari 240 juta penduduk. Bahkan 63% penduduk merupakan usia muda produktif yang merupakan kalangan dengan “senses of technology” yang tinggi dan antusiasme terhadap perkembangan teknologi yang sangat besar.
Ketua Bersama DPPK Rahardi Ramelan mengatakan, program ini terkait dengan pilar kebijakan Depdiknas, yakni relevansi pendidikan. Interaksi antara dunia nyata dan dunia pendidikan menurutnya sangat penting. Tujuannya agar pendidikan menjadi relevan sesuai kebutuhan masyarakat baik dari aspek sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.
“Program ini memberi peluang bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan dunia bisnis dan usaha yang nyata dan akan menghadapkan mahasiswa dengan permasalahan-permasalahan serta tantangan riil di dunia nyata, dimana kepemimpinan akan lahir dari interaksi sosial,” tutur Rahardi.