Di tengah persaingan kartu grafis yang kian meruncing dan tuntutan multimedia yang kian kompleks, NVidia sebagai industri kartu grafis nomor satu bersama rekanan yang mendukung kartu grafis keluaran NVidia memamerkan teknologi terbaru mereka dalam acara APAC Media Gathering yang bertempat di Phan Thiet, Vietnam. Pada acara yang berlangsung dari tanggal 1 – 3 April ini, BISKOM berkesempatan melihat langsung gebrakan teknologi dari NVidia yang didukung oleh rekanannya seperti MSI, Leadtek, Foxconn, Sparkle dan Kingston.
Acara ini diisi dengan beberapa presentasi yang dimulai oleh Sparkle Computer dengan jajaran kartu grafis Calibre-nya yang menggunakan chipset Nvidia, dan menonjolkan kemampuan kipas pendingin yang berbentuk sayap malaikat. Daniel Yu dari Sparkle Computer mengatakan, dengan kipas yang dapat diatur ketinggiannya itu, menjamin sistem ini dapat mengefisienkan penggunaan memori dan CPU.
Sedangkan Foxconn memamerkan seri motherboard yang terbagi dalam tiga segmentasi pasar, yaitu jajaran Quantum Force yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan over clocking, seri Digital Life yang diperuntukkan bagi para pencinta multimedia, serta seri Mainstream untuk para pengguna yang lebih memperhatikan value.
Pada kesempatan yang sama, Emily Lai, Regional Marketing Manager MSI membawakan presentasi tentang keunggulan MSI N260GTX Lightning yang diklaim menggunakan komponen-komponen yang biasa digunakan oleh militer, serta memori yang super besar (double size memory) sehingga mampu menampilkan gambar yang lebih halus dan jernih.
Tawny Phan, Country Manager APAC Business Division dari Kingston Technology menampilkan jajaran produk memori dan Data Traveler Kingston yang saat ini menguasai pasar memori dunia. “Pada tahun 2008, Kingston telah mengapalkan lebih dari satu milyar megabyte memori ke seluruh dunia. Dan di tahun 2009, Kingston terus berinovasi guna memperluas jangkauan pengguna Kingston di seluruh dunia,” jelas Tawny.
Sementara NVidia yang diwakili oleh Melody Tu, Senior PR Manager Nvidia Asia Pacific dan Jeff Yen, Senior Technical Marketing Manager NVidia Asia Pacific mejelaskan bahwa perpaduan teknologi yang handal serta harga yang kompetitif akan membuat NVidia tetap teratas di industri kartu grafis. Kartu grafiS sendiri bukan hanya sebuah alat untuk mempercantik tampilan sebuah game semata, tetapi juga untuk mengerjakan tugas-tugas komputasi program dari CPU. Konsep ini dikemukakan oleh NVidia melalui GPGPU (General Purpose-Computation on GPU) yang akan melahirkan grafis plus. Komputasi program tersebut dimungkinkan dengan adanya compiler CUDA (Compute Unified Device Architecture) keluaran NVidia. Keberadaan CUDA akan membuat GPU NVidia bisa menjalankan komputasi program secara paralel dengan prosesor.
CUDA adalah sebuah piranti lunak khusus dari NVidia yang sudah tersedia di dalam driver GPU NVidia seri 8 dan 9. Dengan terdapatnya CUDA, NVidia memastikan akan memiliki banyak keungulan dalam banyak bidang, salah satunya adalah video processing, yang menawarkan ketajaman gambar yang dapat ditingkatkan sampai titik optimal. “Tampilan video di ponsel saat ini masih belum maksimal, tetapi dengan CUDA, hasil yang ditampilkan dapat lebih bagus”. Jelas Jeff dalam presentasinya.
Bekerjasama dengan Adobe, CUDA juga dapat meningkatkan kinerja Photoshop CS4. Pada kesempatan itu, Jeff Yen mendemonstrasikan bagaimana dengan mulusnya Photoshop CS4 merotasi sebuah file gambar berukuran besar tanpa patah-patah. ” CUDA akan menghemat waktu kerja Anda terutama saat mengedit video dan photo processing ” tandas Jeff.
Kehadiran CUDA diyakini NVidia dapat merubah pandangan para gamer. Dengan tambahan tool compiler Physx, para developer game dapat membuat tampilan sebuah game menjadi lebih nyata, seperti efek ledakan, debu yang beterbangan dan ombak laut mirip dengan aslinya. Bahkan NVidia juga menyediakan tool-tool siap pakai (APEX – Adaptive Physical Extension) seperti Destruction untuk efek ledakan, Vegetation untuk efek tanaman, Clothing untuk efek pada pakaian dan Turbulence untuk efek pada putaran atau angin. Saat ini, menurut Jeff, lebih dari 25 ribu developer game siap menggunakan Physx. Beberapa publisher game seperti EA, TD dan 2K sudah menunjukkan minatnya, sedangkan dari sisi perangkat akan tersedia mulai dari personal computer (PC), Nintendo Wii, Playstation 3, XBox hingga iPod Touch.
Sementara itu, salah satu besutan NVidia yang akan memancing kontroversi adalah platform komputer mini. Dalam hal ini, NVidia mendesain sebuah motherboard sendiri dengan nama NVidia Pico-ITX ION berbasis Intel Atom 1,6 GHz, tetapi tidak menggunakan chipset grafis keluaran Intel, melainkan NVidia GeForce 9400.
Langkah ini ditentang oleh Intel yang menekankan bahwa CPU Atom harus menggunakan chipset keluaran Intel. “Intel mengklaim kami tidak memiliki lisensi untuk mengembangkan ION, tetapi kami yakin kami punya hak untuk melakukan inovasi dan kami menilai gugatan yang dilakukan oleh Intel akan mematikan Inovasi,” jelas Melody Tu.
Komputer mini dengan platform ION ini rencananya akan dirilis kuartal kedua tahun ini. “Kami belum memutuskan apakah ini akan menjadi nettop atau netbook, tetapi yang jelas, ION akan melahirkan komputer generasi baru dengan kemampuan grafis yang sangat tinggi dan para pengguna tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk bermain game, misalnya” tambah Melody.
NVidia APAC Media Gathering ini dihadiri oleh wartawan TI dari beberapa negara di kawasan Asia Pacific seperti Indonesia, Philipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Taiwan. Dari Indonesia, hadir perwakilan media dari Kompas.com, Infokomputer, Tabloid PCPlus, majalah CHIP, HWM, Detikinet dan majalah BISKOM.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak NVidia yang didukung oleh rekanannya seperti MSI, Leadtek, Foxconn, Sparkle dan Kingston, sehingga Biskom dapat hadir dan meliput secara langsung pada acara NVidia APAC Media Gathering di Vietnam.