Kehadiran teknologi informasi tak pelak membuat para calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) lebih dekat dengan para pendukungnya. Tak terkecuali Boediono yang menjadi cawapres dari capres, Susilo Bambang Yudhoyono.
Boediono beberapa waktu lalu membangun blog http://boedionomendengar.com/ yang sesuai namanya, diharapkan bisa menjadi sarana bagi cawapres untuk mendengar aspirasi rakyat Indonesia.
Selain blog, Boediono juga memanfaatkan layanan microblogging Twitter. Berbeda dengan aplikasi internet lainnya, Twitter lebih unggul karena menawarkan informasi teraktual. Apalagi account tweet@boediono dikendalikan langsung oleh Boediono, maka berbagai tweet-nya terasa berkepribadian dan menawarkan insider perspective ke kehidupan sang cawapres.
Sebagai mantan guru, banyak pihak menilai Boediono memiliki karakter Timur yang asli. Kesan ini makin terasa ketika Boediono menghadiri acara “Dialog Dengan Cawapres Boediono” yang diselenggarakan oleh perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) di Sun City Grand Ballroom, Jakarta (24/6).
Boediono mengatakan, “Indonesia memiliki keaneka ragaman budaya. Dengan menghayati kebhinekaan, maka kita akan bisa memperkokoh persatuan.” Dikaitkan dengan teknologi, lanjutnya, tentunya kebhinekaan bisa semakin mudah dipersatukan.
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan INTI, Rahman Hakim mengatakan, “Keaneka ragaman adalah modal dasar yang nantinya bisa terus kita kembangkan untuk membangun negara dan bangsa yang modern, kokoh, bersatu, adil, makmur dan bermartabat,” ujarnya. Karenanya, Rahman Hakim mengajak seluruh keluarga besar INTI untuk berkontribusi secara optimal sesuai keahlian masing-masing.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Murdaya Widyawimarta Poo (Anggota DPR RI), Cristianto Wibisono (Pengamat Ekonomi Pusat Data Bisnis Indonesia) dan Soegiharto Santoso, (Pimpinan Umum Biskom).