Bisnis tak hanya berkutat pada modal dan usaha, tetapi juga sumber daya manusia. SDM merupakan elemen penting dalam bisnis, namun terkadang pengelolaannya sering terlupakan oleh perusahaan. Peluang ini sengaja dibidik oleh Erlan Yolansyah dan rekan-rekanya dengan menciptakan aplikasi ARMES.
ARMES (Advance Human Resources Management System) merupakan alat bantu manajemen usaha yang dirancang untuk menyediakan solusi manajemen sumber daya manusia. Menurut Erlan, sistem SDM di Indonesia saat ini hanya dilihat dari sudut renumerasi (penggajian). Padahal proses SDM tak hanya berhenti sampai di situ, harus ada penghargaan, hukuman, pendidikan, dan pengembangan SDM.
”Seharusnya sebuah sistem SDM jauh lebih besar dan kompleks dari sekedar sistem penggajian. Seperti cara memilih calon karyawan, pengelolaan data administrasi karyawan, pengelolaan hak cuti, sampai dengan sistem imbal jasa yang berdasarkan Merit System. Dan semua proses tersebut harus terintegrasi,” ujar Erlan.
ARMES ini mulai digarap akhir 1990 an. Awalnya, mereka membangun sistem SDM yang kemudian dikembangkan dengan mengintegrasikan berbagai proses. Tak hanya proses, tetapi juga prosedur operasi ketenagakerjaan di Indonesia. Sistem ini berfokus pada perancangan arsitektur sistem yang mencakup proses bisnis, management system, dan integrasi dari logika program. Sistem operasinya mengunakan Windows, UNIX, LINUX, OS/400, dan Mainframe. Oleh karenanya, ARMES menjadi fleksibel dan mudah dikembangkan.
Erlan sendiri belum bersedia menyebutkan besar biaya pengembangan aplikasi ini. Menurutnya, investasi terbesar bukan pada uang atau modal, tetapi pada kreativitas dan waktu. ”Setiap orang lahir dengan bakat melukis atau memahat, begitu juga dalam membangun aplikasi, tidak setiap orang mampu, walaupun lulusan jurusan IT. Ada sentuhan khusus dalam membangun aplikasi,” tuturnya.
Sentuhan aplikasi buatan Erlan dan rekan-rekannya ini telah digunakan di lebih dari 30 perusahaan. Sebagian perusahaan yang memakai adalah perusahaan multinasional. Bila dilihat dari penggunanya, dapat dikatakan ARMES banyak diterima dengan baik pada perusahaan yang ‘mature’, dimana melihat karyawannya sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dengan baik. ”Kendala utama dalam proses pembangunan ini adalah integrasi dari semua proses yang modular. Integrasi ini harus bisa bekerja sama secara sistematik dalam memenuhi kebutuhan pemakai,” papar Erlan.
Dalam aplikasi ini, telah tersimpan semua model bisnis SDM yang berlaku di Indonesia. Bahkan, bagi perusahaan yang belum memiliki standar operasi dan prosedur inipun dapat mengakomodasi aplikasi ini. Selain itu, model yang ada, bisa dijadikan referensi oleh para konsultan bidang SDM untuk menerapkan pola bisnis SDM yang cocok untuk perusahaannya.
Saat ini, ARMES tengah bertanding dalam ajang Indonesia ICT Award 2009. Dua tahap penjurian telah dilaluinya. Sebagai finalis Inaicta 2009, Erlan dan kawan-kawannya berhara bisa bertukar pengetahuan dengan peserta lain. Selain itu, bisa meningkatkan motivasi untuk menciptakan aplikasi yang tentunya bernilai guna tinggi bagi dunia usaha di Indonesia.