Universitas Gunadarma kembali mencetak tiga gelar Doktor Teknologi Informasi (TI), masing-masing untuk Nuryuliani, Skom., MM, Brahmantyo Heruseto, SKom, MMSI dan Edi Sukirman, SSi., MM.
Sidang disertasi terbuka dilakukan tanggal 27-28 Oktober 2009 di Kampus Depok Universitas Gunadarma.
Pada hari Selasa 27 Oktober, Gunadarma menghadirkan Promovenda Nuryuliani, SKom., MM dengan judul disertasi “Klasifikasi dan Pengenalan Tulisan Tangan Menggunakan Ekstraksi Ciri Berbasis Chain Code Serta Pola Segmen”. Disertasi Doktor yang dipromotori oleh Prof. Dr. Sarifuddin Madenda dan Ko-Promotor Dr. Tb. Maulana Kusuma ini memperlihatkan, faktor kesulitan yang tinggi menyebabkan pengenalan tulisan tangan secara online sangat jarang dilakukan dibandingkan dengan pengenalan secara offline, sehingga penelitian ini memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi perkembangan teknologi di bidang ini.
“Penerapan teknologi pengenalan karakter tulisan tangan secara online sangat bermanfaat misalnya untuk evaluasi kemahiran belajar menulis bagi anak-anak usia sekolah dan juga untuk keperluan analisis forensik tulisan tangan untuk pembuktian keaslian tulisan tangan seseorang,” paparnya.
Pada hari yang sama Promovendus Brahmantyo Heruseto, Skom, MMSI berhasil mempertahankan disertasi dengan judul “Implementasi Jaringan Saraf Tiruan ke dalam Chip Menggunakan Teknologi CMOS 0,35?m untuk Pengenalan Pola Sinyal dari Sensor Citra Kecepatan Tinggi”.
Calon doktor ini dipromotori oleh Prof. Dr. BEF Da Silva dan Ko-Promotor Dr. Eri Prasetyo Wibowo. Kedua penelitian tersebut merupakan kerjasama antara Universitas Gunadarma dengan University of Burgundy, Perancis.
Dalam paparannya disebutkan, implementasikan jaringan saraf tiruan ke dalam chips untuk mengolah pengenalan pola sinyal dari hasil keluaran sensor citra Complementary Metal Oxide Semiconductor (CMOS) yang mempunyai kecepatan tinggi bisa menangkap citra 10.000 frame/detik dengan frekuensi 80 Mhz. Keluaran dari sensor CMOS kecepatan tinggi yang dikembangkan oleh LE2I, University of Burgundy belum menghasilkan signal yang ideal, hal ini diakibatkan oleh saklar kapasitif.
Solusi masalah tersebut adalah memanfaatkan sistem jaringan saraf tiruan dengan pelatihan pola signal untuk mengambil keputusan sehingga keluaran dari sensor CMOS dapat menghasilkan citra dengan kualitas yang lebih baik.
Brahmantyo menambahkan, “Kontribusi penelitian ini sangat bermanfaat sekali khususnya di Indonesia terutama dalam bidang desain system on chips (SOCs), yang saat ini belum banyak universitas atau instansi di Indonesia yang menggeluti bidang ini.”
Sementara pada hari berikutnya, Promovendus Edi Sukirman, SSi., MM mempertahankan disertasinya berjudul “Peningkatan Kinerja Algoritma Kompresi dan Dekompresi JPEG melalui Penggabungan Proses DCT dan Kuantisasi” yang dipromotori oleh Prof. Dr. Dali S. Naga dan Ko-Promotor Prof. Dr. Sarifuddin Madenda, Dr. M. Subali, SSi., MT. dan Dr. Ernastuti, SSi.,MKom.
Edi Sukirma dalam penelitiannya berhasil menggabungkan proses perhitungan DCT dan kuantisasi sehingga dapat meningkatkan efisiensi proses dan rasio kompresi serta kualitas hasil kompresi dibandingkan dengan algoritma JPEG yang sudah ada. Hal ini tentu sangat bermanfaat khususnya di bidang multimedia sehingga dapat meminimalkan waktu dan tempat penyimpanan data citra tanpa mengurangi bahkan meningkatkan kualitas hasil kompresi.
Prof. Dr. Sarifuddin Madenda, promotor, peneliti dan staf pengajar Universitas Gunadarma berkomentar, “Ketiga disertasi tersebut merupakan hasil penelitian yang sangat khas dan memperkaya bidang bahasan teknologi informasi. Kontribusi orisinal dari penelitian ini sangatlah unik, yaitu pada bidang Psikologi Anak dan Perangkat Keras CMOS. Topik penelitian tersebut masih sangat jarang dilakukan di Indonesia, sedangkan di luar negeri seperti di Perancis dan Kanada hal tersebut sangat dibutuhkan.”
lho, itu kan metode sudah lama, dalam JPEG 2000 aja sudah ada…
untuk bpk Edi Sukirma dalam penelitiannya menggabungkan proses perhitungan DCT dan kuantisasi, dalam JPEG 2000 itu sudah ada..