Firma Riset International Data Corporation (IDC) memprediksi perkembangan bisnis open source software (OSS) dalam lima tahun ke depan terjadi peningkatan omset dari produk open source komersil dari US$ 1.7 miliar pada tahun 2007, naik signifikan menjadi US$ 8.1 miliar untuk tahun 2013. IDC beralasan penyerapan produk open source di lingkungan perusahan dan kondisi ekonomi sejak setengah tahun kedua 2008 juga merupakan faktor pendorong lajunya adopsi OSS. Lebih dari itu, pemasok hardware dan software kelas kakap seperti IBM, Dell, HP, Sun dan Oracle mulai menuai hasil tak langsung terhadap dukungan yang diberikan untuk OSS dan sekaligus mempercepat akselerasi penyerapan produk OSS skala perusahan.
Sementara prakiraan Gartner menyebutkan, sekitar 80% dari software komersil nantinya, sampai tahun 2012 akan mengandung komponen OSS. Sementara itu banyak teknologi OSS akan matang (mature), stabil dan mendapat dukungan dengan baik. Berkat ‘Free Software’, users dan vendors akan mampu memangkas biaya, sementara ROI (Return On Investment) ditingkatkan. Prakiraan Gartner juga menunjukkan adanya perusahan-perusahan yang gagal karena tidak mampu memanfaatkan kesempatan yang diprediksikan. Karena itu disarankan kepada para vendor keharusan memiliki strategi OSS terpadu agar perusahaan mereka mampu bersaing.
Analis Gartner juga melihat potensi pemangkasan biaya di sektor Software as a Service (SaaS) dan Service-Oriented Architectures (SOA). Mereka yakin bahwa pada tahun 2012, paling tidak sepertiga software aplikasi untuk perusahan akan dibeli dalam bentuk langganan layanan (service subscriptions) ketimbang sebagai produk berbasis lisensi. Dibandingkan model pembelian putus untuk lisensi, perusahan memilih model SaaS dengan pertimbangan biaya yang dikeluarkan setara dengan jumlah pemakaian.
Ketersediaan bandwidth yang semakin melimpah, akan mempermudah penyediaan SOA, dan maraknya ‘cloud computing’ membuat aplikasi tidak lagi bergantung pada infrastruktur tertentu. Sistem teknologi informasi (TI) yang digunakan dengan demikian dapat memiliki struktur yang serupa seperti halnya internet. Survei kedua lembaga riset tersebut diamini Ketua Umum Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI) Betti Alisjahbana yang menilai momentum free and open source software (FOSS) di tahun 2010 sangat baik. Betti beralasan, beberapa kegiatan yang menunjang momentum ini antara lain dengan suksesnya penyelenggaraan Konferensi GCOS (Global Conference on Open Source) yang digelar di Jakarta pada akhir Oktober lalu.
“Hal ini juga diperkuat lagi dengan dikeluarkannya surat edaran Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara yang meminta institusi pemerintah untuk menggunakan software legal dan open source,” ungkap Betti. Selain itu, imbuh dia, berbagai rapat koordinasi pun sudah digelar diantaranya rakor TI dengan sejumlah kementerian dan Badan Usaha Milik Negara.