Kehadiran teknologi Light Emitting Diode (LED) pada LCD TV belum usai dibicarakan, kabarnya pada pertengahan tahun ini, tren tersebut akan digantikan oleh teknologi bernama Three Dimension atau tiga dimensi (3D).
Sebagai perusahaan yang selalu gencar mengeluarkan produk-produk yang berteknologi terbaru, Sony pun berencana mengeluarkan produk-produk yang berteknologi 3D seperti televisi, pemutar Blu-ray, kamera maupun PS3. Di Jepang, dimana Sony berasal, jumlah produk yang mengadopsi teknologi 3D juga berkembang pesat. Menurut Satoru Arai, President Director PT. Sony Indonesia, tren produk 3D ini nanti akan berkembang pesat di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia yang memiliki potensi untuk menjadi besar.
“Sony akan terus meningkatkan perangkat keras 3D. Selain LCD 3D bernama ‘BRAVIA’, Sony Group juga mengembangkan perangkat 3D untuk banyak perangkat lainnya seperti kamera, Blu-ray, dan PS3 juga untuk jajaran produk Sony VAIO,” kata pria kelahiran Nagoya, Jepang, tahun 1967 itu.
Bicara mengenai karir, Satoru Arai mengaku tak pernah membayangkan menjadi Presiden Direktur Sony Indonesia, sebuah jabatan tertinggi di cabang produsen Sony di luar negeri. Arai-san, demikian ia biasa disapa, mengawali karier hanya sebagai seorang salesman. Ia menggantikan Koji Wakaizumi yang sebelumnya menjabat sebagai Presiden Direktur Sony Indonesia pada 15 April 2010. Sebelum bertugas di Indonesia, Arai menjabat sebagai Country Manager Sony di Teheran, Iran, sebagai salah satu cabang dari Sony Gulf. “Yang terpenting kerja keras dan mau belajar. Sebab kita tak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang,” jelasnya ketika ditanya mengenai kiat sukses yang dijalankannya.
Sebelumnya, pada tahun 2000 Arai juga pernah ditempatkan di kantor pusat Sony Gulf di Dubai, Uni Emirat Arab, sebagai Area Manager. Pada tahun 2006, ia akhirnya kembali dipercaya untuk menjabat salah satu posisi kunci di Sony Gulf.
Berikut petikan wawancara BISKOM dengan pria lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Rikyo, Tokyo-Jepang yang memiliki hobi bermain musik sejak kecil, terutama alat musik drum.
Anda baru saja menjabat sebagai Presiden Direktur Sony Indonesia. Kebijakan apa yang Anda jalankan untuk semakin mempopulerkan Sony di Indonesia?
Sejak ditugaskan menjadi menjadi Presiden Direktur bulan April lalu, salah satu tugas utama saya adalah bagaimana mengubah pandangan dan cara kerja dari tim Sony Indonesia agar dapat memaksimalkan jumlah penjualan. Pada intinya, saya dan tim di Sony Indonesia akan berusaha membuat semua produk Sony menjadi nomor satu di pasar elektronik Indonesia.
Strategi apa yang Anda jalankan untuk menjadi nomor satu?
Strateginya adalah memperkuat lima “touchpoint” yang selama ini dijalankan oleh Sony. Pertama, adalah bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan konsumen, kedua dengan memperbanyak toko-toko atau Sony Center maupun VAIO Shop. Kemudian kami juga lebih gencar berpromosi melalui iklan dan media, dan juga memperbanyak even-even termasuk memperkuat tim pusat informasi Sony. Dan yang terakhir adalah terus meningkatkan pelayanan after sales.
Kami berharap, dengan meningkatkan layanan dengan lima titik sentuh tadi maka penjualan Sony akan terus meningkat, selain agar pesan kami bisa lebih jelas sampai kepada konsumen.
Target lain seperti apa yang Anda ingin capai di Sony Indonesia?
Yang pasti, Sony ingin selalu meningkatkan penjualan di Indonesia. Salah satu contohnya adalah memahami betapa pentingnya sinkronisasi. Misalnya, kami sudah mengiklankan sebuah produk baru, kemudian konsumen tertarik untuk membelinya. Ketika dia datang ke toko untuk membelinya tetapi ternyata produknya tidak ada, pastinya dia akan kecewa. Hal seperti itu kami harap tidak akan terjadi. Contoh lainnya, ketika konsumen menelepon ke petugas toko, namun petugas tidak tahu mengenai produk yang ditanyakan, pastinya konsumen akan kecewa dan membuat mereka berhenti membeli produk Sony. Nah, sinkronisasi di semua titik yang saya sebutkan tadi sangat diperlukan.
Bagaimana dengan service center yang dimiliki Sony, apakah sudah cukup ideal baik dari segi kualitas maupun kuantitas?
Jumlah service center Sony di Indonesia saat ini ada sekitar 60. Tapi, kami tidak hanya fokus pada jumlah, meski jumlah itu penting untuk memperluas jangakuan. Saat ini fokus kami adalah memperbaiki level pelayanan agar kualitasnya lebih baik lagi.
Seperti kita ketahui, teknologi 3D kini makin booming, produk apa saja yang disiapkan Sony?
Ya betul. Sony di tahun 2010 ini berencana untuk mulai meluncurkan konsep 3D lewat beberapa produk terbaru. Sebenarnya, kami sudah memperkenalkan televisi 3D serta Blu-ray 3D. Namun yang paling unik dari Sony adalah tambahan teknologi 3D pada PS3 dengan hanya meng-upgrade software, kemudian pemain game bisa langsung memainkan game-game 3D terbaru. Artinya, tidak perlu membeli konsol baru untuk PS3 tersebut.
Tidak hanya jajaran game, teknologi 3D juga diadopsi pada produk-produk baru seperti kamera. Sony akan meluncurkan kamera Alpha NEX3 dan NEX5 yang ramping sekali dengan mutu gambar sekelas DSLR sekaligus lensa yang bisa diganti ganti. Untuk kamera ini, pengguna juga dapat men-download sebuah software 3D sehingga kapabilitas 3D bisa didapatkan jika mengambil foto panorama.
Fitur 3D hanya akan muncul bila kita melihat gambar hasil shooting di sebuah TV Bravia 3D. Saat ini, belum ada kompetitor yang memiliki fitur itu. Disamping produk-produk tadi, keluarga VAIO kemungkinan juga akan diupdate dengan teknologi 3D.
Bagaimana dari sisi price pada produk-produk yang mengadopsi teknologi-teknologi baru seperti 3D?
Untuk kategori televisi 3D dari Sony kami belum memastikan harganya. Tapi, seperti yang sudah dijelaskan, dari sisi kamera Alpha NEX dan PS3 itu, up gradenya semuanya gratis dan tidak memerlukan biaya tambahan.
Saat ini dunia hardware dimeriahkan oleh kehadian PC tablet, apakah Sony juga berkonsentrasi memproduksi produk sejenis? Tipe apa saja yang siap diluncurkan?
Kemungkinanan itu sangat luas, apalagi Sony sendiri mempunyai produk yang disebut e-Reader, meski mungkin tidak masuk ke Asia Pasifik dan hanya dipasarkan khusus untuk Amerika Serikat dan Jepang. Namun akan ada konvergensi pada jajaran VAIO yang bisa dipadukan dengan e-Reader. Jadi, saat ini kami sedang membuat riset bagaimana bentuk VAIO kedepan.
Lalu inovasi lain seperti apa yang saat ini sedang Sony perkenalkan?
Saat ini Sony memang belum terlalu gencar di PC Tablet, karena kami sedang berkonsentrasi pada notebook VAIO P yang bisa diselipkan atau dimasukkan ke saku celana. Dari segi tampilan, seri P ini sangat menarik. Warnanya trendy, pink merona dan orange menyala.
Seperti pada kamera, kami menerapkan gesture control pada notebook. Fitur ini mampu menyesuaikan arah tampilan. Jika notebook diputar ke arah horisontal dari arah vertikal, atau sebaliknya, tayangan di LCD-nya otomatis menyesuaikan diri. Itu sebenarnya sudah merupakan satu langkah baru.
Bagaimana kesiapan Sony dalam menyambut era 4G di tahun ini dan tahun mendatang?
Indonesia dalam dua tahun mendatang seperti kita ketahui memang akan masuk pada era WiMax. Sebetulnya, produk VAIO rata-rata sudah mendukung teknologi ini, namun beberapa seri VAIO dengan WiMax baru beberapa tipe saja yang dipersiapkan untuk pasar Indonesia, sambil menunggu siapnya jaringan WiMax di Indonesia.
Apa pula yang dilakukan Sony untuk memasyarakatkan penggunaan teknologi di masyarakat yang belum terjamah teknologi?
Sebetulnya dengan memberikan informasi jajaran produk Sony yang lengkap kuncinya, terutama ke daerah-daerah di luar Jakarta, itu merupakan salah satu penetrasi dan informasi teknologi yang mereka butuhkan. Contohnya, kita masih dapat melihat penggunaan TV tabung di daerah masih sangat tinggi. Dan, yang tersedia di toko-toko memang produk-produk seperti itu. Dengan informasi yang terus menerus kami lakukan, tiap tahun pastinya akan ada masa transisi ke produk berjenis LCD.
Seperti apa bentuk dukungan Sony terhadap dunia pendidikan secara global?
Pendidikan merupakan salah hal yang penting yang diperhatikan Sony di seluruh dunia. Baik di tingkat pusat maupun masing-masing sales company memiliki program-program untuk dunia pendidikan. Misalnya, Sony Indonesia mengadopsi sekolah rakyat di lingkungan kantor Sony yakni di SD Karet 01 dan 06 Setiabudi yang anak-anaknya tidak di pungut biaya.
Sony Indonesia juga membangun perpustakaan mereka dan juga menggalang buku. Buku itu di dapatkan dari karyawan maupun di setiap Sony Center. Tahun lalu, sudah terkumpul sebanyak 3.000 buku. Saat ini, kami fokus untuk sekolah berikutnya.
Di luar itu, kami juga menanam bakau di pulau Rambut karena konsep dari Corporate Social Responsibility (CSR) kami berdasarkan pada Employee Participation bukan dalam bentuk uang. Kedepan tentunya kami akan membangun hal yang sama di daerah-daerah lainnya.
Apakah Sony juga mendukung green technology? Langkah seperti apa yang sudah dijalankan?
Sebetulnya Sony Group secara keseluruhan telah mengadopsi kampanye hemat energi, mulai dari pabriknya, bagaimana mengurangi konsumsi C02, listrik dan lain-lain.
Kalau diaplikasikan pada produknya, banyak sekali materi yang bisa didaur ulang, mulai dari packaging-nya seperti pada VAIO yang mengemas fitur recycle material dan bahkan Sony VAIO seri W yang dibuat dari serpihan CD bekas maupun plastik bekas yang didaur ulang.
Penggunaan plastik daur ulang tersebut niscaya akan membantu mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 10% dibanding plastik biasa. Keunikan lain dari VAIO seri W adalah ketika kita membeli produk tersebut, boks yang biasanya digunakan untuk membungkus telah diganti dengan tas yang ramah lingkungan. Bahan eksteriornya pun 100% terbuat dari materi botol plastik daur ulang.