APEC Digital Opportunity Centers tahap dua (ADOC 2.0) bekerjasama dengan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) mendirikan Pusat Pendidikan Digital APEC di kampus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta.
Program pembangunan Telecenter ini bertujuan untuk membantu mengurangi kesenjangan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (ICT) di negara berkembang dan menjadikan ADOC sebagai pusat informasi teknologi di Asia Pasifik.
Seusai pembukaan Lembaga pusat Telecenter dan sumbangan perangkat notebook di kampus UPN Veteran, Sabtu (14/5), Ketua Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII), Teddy Sukardi mengatakan bahwa ADOC yang bermarkas di Taipei secara rutin setiap tahunnya mengembangkan mitra-mitra baru untuk saling tukar-menukar pengalaman dan meningkatkan level ICT Indonesia.
“Kami bermitra dengan UPN karena kampus tersebut memiliki banyak program pemberdayaan masyarakat seperti UKM,” katanya.
Sementara, Jose Cheng, Project Manager APEC Digital Opportunity Center, Taiwan mengatakan, dengan sumbangan notebook dari ADOC yang bisa mobile tersebut diharapkan UPN dapat meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat dengan jangkauan operasional yang lebih luas lagi, sehingga pesan-pesan penting dalam hal penyuluhan dan pendidikan di beberapa daerah, lebih mobile.
“Kami menyediakan perangkat notebook yang bisa mobile di ruangan tertentu yang disebut Telecenter. Nantinya penyuluhan dan pendidikan di luar daerah bisa dilakukan secara lebih mobile,” tambah Cheng.
Di Indonesia, ADOC sudah membangun telecenter sendiri diantaranya Yayasan KDM (untuk anak jalanan), Yayasan Hati Suci (untuk anak yatim piatu), Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ( untuk anak-anak kurang mampu), Universitas Syiah Kuala (Banda Aceh), Orang Utan Information Center (untuk orang-orang yang tinggal di sekitar daerah yang dilindungi, pesantrean Nurul Iman, Smesco buiding untuk UKM dan Inixindo Jakarta.
“Untuk tahun depan (2012), kami akan bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (dahulu Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, disingkat Kemeneg PP & PA),” katanya.
Sementara itu, Rektor UPN Veteran Jakarta, Koesnadi Kardi, MSc, menyambut baik kerjasama dengan ADOC. Dia berharap kerjasama ini dapat mendorong mahasiswa untuk dapat memacu kreatifitas dan inovasi di bidang ICT. Dengan adanya ICT mempermudah pelayanan pendidikan di lingkungan kampus UPN. Dalam waktu dekat, pihaknya mengupayakan perbaikan dan pengembangan situs web Kampus UPN Veteran agar lebih profesional. “Kami ingin memiliki website kampus yang dinamis (update content) dan dipenuhi dengan berbagai acara atau kegiatan belajar-mengajar,” katanya.
Dalam kesempatan yang didukung oleh Majalah BISKOM sebagai media partner, Koesnadi juga menekankan program Three in One, yaitu strategi untuk mewujudkan universitas yang unggul. Three in One yang pertama yaitu UPN Veteran Jakarta, mampu menghasilkan sarjana yang mempunyai wawasan kebangsaan, tetap menegakkan NKRI, kebhinekaan berdasarkan Pancasila dan UUD 45, mampu mendidik dan melatih mahasiswa untuk memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu membina mahasiwa agar memilki jiwa kepemimpinan untuk menjadi calon pemimpin bangsa di masa depan.
Sebagai informasi, sejak Tahun 2005 Sekertariat ADOC di Chinese Taipei telah bekerja sama dengan FTII mengadakan beberapa aktivitas, diantaranya Program pembangunan Telecenter di Indonesia diantaranya program Trainers Training dan Training edukasi. Aktivitas lainnya adalah ADOC Plenary, ICT Forum, dan Pameran Teknologi Informasi.
Charles C. Li, Deputy Representative Taipei Economic and Trade Office, Indonesia (TETO) mengatakan, APEC Digital Opportunity Center adalah program APEC yang diprakarsai oleh pemerintahan dan sektor swasta Taiwan untuk menjembatani kesenjangan digital di negara-negara APEC. “Kami sekaligus melihat peluang-peluang investasi yang akan di tanamkan di Indonesia dengan menjalin kerja sama dengan FTII dan pihak pihak terkait lainnya,” tambah Li.