Kementerian Komunikasi dan Informatika kembali menggelar “Indonesia Open Source Award (IOSA) 2012 yang telah rutin diadakan setiap tahunnya. Di tahun ketiga ini, pendaftaran akan dimulai 19 Maret 2012 hingga 8 Juni 2012 dan ada penambahan kategori baru yang akan dihadirkan dalam ajang kali ini. Bila sebelumnya penghargaan hanya diberikan pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sekolah, kini mahasiswa, tokoh, komunitas dan wartawan juga berhak mengikuti IOSA 2012.
“Penambahan kategori ini diharapkan bisa mendorong serta menggairahkan pemanfaatan open source diberbagai lapisan, serta bisa menumbuh kembangkan program-program software lokal di Indonesia,” ujar Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Ashwin Sasongko, di Jakarta (13/3).
Event yang diselenggarakan untuk memberikan penghargaan dan motivasi kepada para pengguna, penggiat, pendidik maupun pengembang produk-produk berbasis open source ini memiliki beberapa syarat untuk pesertanya, antara lain yakni memanfaatkan produk-produk berbasis open source paling tidak selama satu tahun terakhir untuk kategori Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun Sekolah.
Tahun lalu, kategori Pemerintah Pusat ini dimenangkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) yang telah menggunakan open source sejak tahun 2006 di Biro Perencanaan, kemudian diperkenalkan ke unit-unit lainnya. Himbauan pun diperluas awal tahun anggaran 2008 ke para eselon I dan II yang kemudian diperluas pada jajaran dibawahnya dan para staf. Pemanfaatannya terus dikembangkan, seperti BaLIS untuk perijinan, SIMKA untuk sistem kepagawaian, SERASI untuk sistem perencanaan dan realisasi anggaran, serta perpustakaan online.
“Tidak ada yang sulit dalam pemanfaatan open source software (OSS), hanya masalah kebiasaan penggunaan saja,” terang Kepala BAPETEN, As Natio Lasman, yang juga melihat pemanfaatan OSS telah berdampak pada penghematan anggaran dan membina kemandirian, baik pada industri non-OSS maupun kemampuan staf dalam memahami dan mengembangkan TI.
Sedangkan Walikota Pemerintah Kota Pekalongan, M. Basyir Ahmad, yang juga hadir dalam peluncuran ini mengatakan efisiensi untuk aplikasi perkantoran mencapai Rp14 miliar hingga tahun 2011. Perluasan open source rencananya juga akan merambah sekolah-sekolah. Selain itu juga beliau akan membuat peraturan daerah yang mewajibkan penggunaan open source di wilayahnya.
Sementara itu, kategori Mahasiswa yang akan diberi penghargaan adalah yang telah menghasilkan karya terkait open source, kategori Tokoh yang diberi penghargaan adalah yang telah berjasa atau berkontribusi dalam pemanfaatan open source, kategori Komunitas yang paling aktif selama satu tahun terakhir dalam sosialisasi, implementasi, pengembangan atau dukungan diberbagai bidang, dan kategori Wartawan yang akan diberi penghargaan adalah mereka yang telah menerbitkan tulisannya di media cetak maupun online berkaitan dengan open source.
Penganugerahan IOSA 2012 sendiri akan dilaksanakan pada 4 Juli 2012, dimana disamping pemberian award, IOSA secara tidak langsung juga diharapkan bisa menjadi semacam forum konsultasi atau forum sharing antara badan pemerintahan yang telah memanfaatkan dan mengimplementasikan open source di lingkungannya.
Ketua panitia, I Made Wiryana menjelaskan, acara ini didukung oleh Kementerian Ristek, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asosiasi Open Source Indonesia dan Komunitas Open Source Indonesia lainnya dengan melibatkan melibatkan beberapa juri dari komunitas dan pemerintah yang telah dikenal masyarakat sebagai pakar TIK dan open source Indonesia, di antaranya Onno W.Purbo, Kalamullah Ramli, I Wayan Simri Wicaksana, Rusmanto Maryanto dan lain-lain.
Bagi yang ingin mendaftar atau mengetahui berbagai informasi berkaitan IOSA 2012 bisa melalui website www.iosa.web.id.