“Perkembangan teknologi disk drive yang dalam beberapa tahun terakhir begitu cepat telah mengikis harga media disk sekitar 10%-15%. Harga disk yang begitu murah membuat perusahan merasa lebih mudah untuk membeli disk baru daripada merawat disk yang lama.”
BERKURANGNYA produksi dan pasokan disk akibat banjir yang melanda Thailand tahun lalu, menyebabkan harga harddisk naik di kisaran 5% hingga 15%. Bahkan, Gartner memperkirakan harga disk akan terus naik tahun ini (bahkan hingga 20%), tak ketinggalan IDC pun mengantisipasi kelangkaan ini akan terus mempengaruhi industri hingga 2013. “Meskipun di banyak perusahaan, biaya storage terus meroket, pada kenyataannya skala storage sebuah perusahaan seringkali berbeda dari konsumsi sebenarnya. Dalam sebagian besar kasus, perusahaan hanya menggunakan 30% dari kapasitas storage mereka sementara 70% sisanya tidak terpakai,” ungkap Terrance Maximus Tangit, Managing Director, ASEAN Emerging Markets and Indonesia, Hitachi Data System (HDS).
Ketika ditanyakan apa implikasi terhadap fenomena tersebut, Terrance mengatakan, hal ini berarti akan banyaknya tersedia ruang untuk berkembang dan untuk meningkatkan utilisasi sumber daya dari kapasitas storage yang ada. Namun yang penting adalah ini berarti perusahaan tidak perlu menderita akibat kenaikan harga. Daripada mengakuisisi media baru yang lebih mahal, perusahaan dapat fokus pada kapitalisasi aset storage yang sudah ada untuk meningkatkan utilisasinya. “Ujung-ujungnya adalah meningkatkan efisiensi kapasitas atau Capacity Efficiency (CE) dan menurunkan Total Cost of Ownership (TCO),” tambahnya.
Seperti diketahui, Terrance ditunjuk sebagai Managing Director, ASEAN Emerging Markets and Indonesia, Hitachi Data Systems pada 2010. Sebelumnya, Terrance bertanggungjawab pada pengembangan saluran penjualan dan pengembangan bisnis Hitachi Data Systems di Singapura dan pasar yang sedang berkembang (emerging market) sejak 2007. Sebelum bergabung dengan Hitachi Data Systems, Terrance adalah Partner and Alliances Manager EMC South Asia yang bertanggungjawab pada pengembangan saluran penjualan di pasar berkembang pada 2004 dan di Indonesia pada 2006. Terrance meraih gelar Bachelor of Science dari Management Information Systems (MIS) dan Finance, dari Indiana State University (ISU), Amerika Serikat, dari beasiswa Shell Scholarship Scheme pada 1991.
Berikut petikan wawancara BISKOM dengannya dalam suatu kesempatan.
Apakah kenaikan harga disk akan berlangsung lama atau hanya sementara saja?
Saat ini, para produsen terus meningkatkan kapasitas dan berinvestasi pada teknologi disk generasi berikut. Satu hal yang pasti bahwa beban biaya data center akan meningkat. Walaupun harga disk akhirnya turun, tetap saja para manajer Teknologi Informasi (TI) dihadapkan pada berbagai tantangan biaya akibat pertumbuhan data yang begitu cepat dan kebutuhan untuk terus memiliki peranti storage baru. Mereka juga akan terus berjuang menjaga pulau-pulau storage yang terus bertambah akibat lingkungan multivendor baik peranti keras maupun peranti lunak, mengendalikan kebutuhan untuk memperluas pemakaian ruangan, mengurangi biaya listrik dan pendingin
Apa saja yang mesti dilakukan perusahaan TI untuk mencapai tingkat efisiensi kapasitas yang tinggi?
Perusahaan perlu memaksimalkan storage dalam dua aspek penting yaitu efisiensi alokasi dan efisiensi utilisasi. Efisiensi alokasi melibatkan upaya menghilangkan limbah hasil dari alokasi yang berlebihan. Efisiensi utilisasi, sebaliknya, adalah bagaimana menggunakan kapasitas tersebut secara efisien agar dapat mengurangi biaya sekaligus menaikkan performa ataupun ketersediaannya.
Bisa dijelaskan lebih lanjut mengenai efisiensi utilisasi?
Efisiensi utilisasi berkaitan dengan penempatan data pada lapisan (tier) storage yang sesuai peruntukannya, berdasarkan pada frekuensi akses, nilai bisnis dan biaya storage. Hal ini dapat dicapai melalui automated tiering berdasarkan kebijakan yang dipicu oleh waktu atau peristiwa tertentu.
Ada dua jenis otomasi data, yaitu volume level dan page level, namun efisiensi utilisasi hanya dapat dicapai dengan menempatkan data pada page level. Penempatan itu dilakukan karena tiering dari volume level harus memindahkan volume tersebut secara utuh di seluruh tier. Cara ini membutuhkan jauh lebih banyak ruang daripada tier di page level dimana hanya page aktif-lah (hot page) bergerak di sekitar tier, sehingga hanya menempati 5%-10% dari total volume.
Apakah alokasi sumber daya disk secara berlebihan merupakan hal yang biasa dilakukan oleh TI?
Benar, mereka biasanya mengalokasikan kapasitas melebihi permintaan pengguna dan menyimpan 10 sampai 15 salinan dari semua data yang sama untuk memastikan tingkat server dan menghindari kemungkinan kehabisan kapasitas. Namun masalah alokasi berlebih ini dapat diatasi melalui thin provisioning, yaitu Anda menyediakan ruang virtual untuk alokasi yang diminta dan hanya memberikan kapasitas yang benar-benar digunakan.
Cara ini membantu mendukung API untuk file system, seperti file system VMFS dan Symantec yang dapat memberikan notifikasi kepada sistem storage saat file dihapus sehingga alokasi untuk data-data itu dapat diklaim kembali oleh sistem storage tersebut. Dengan menghapus alokasi ruang yang tidak digunakan, kapasitas dan waktu yang diperlukan untuk membuat salinan data otomatis berkurang. Pengurangan jumlah salinan dapat dilakukan dengan metode copy-on-write sehingga hanya perubahan baru yang direplikasi.
Jadi, virtualisasi storage bagi perusahaan begitu pentingnya, lantas apa manfaat yang bisa diperoleh dalam kerangka efisiensi kapasitas?
Melalui virtualisasi storage, perusahaan bisa mengkonsolidasikan seluruh jenis data –file, konten dan storage blok, baik data terstruktur maupun tidak terstruktur –dari storage internal, eksternal dan multivendor ke dalam platform storage tunggal. Karena seluruh aset storage bergabung menjadi satu wadah (pool) yang berisi sumber daya, fungsi automated tiering, dan thin provisioning terus diperluas hingga ke seluruh infrastruktur storage. Cara ini akan memudahkan pengambilan kembali kapasitas dan memaksimalkan pemakaiannya, dan bahkan mengatur ulang kegunaan dari aset-aset yang ada sehingga masa pakainya lebih panjang, sehingga dapat meningkatkan respons sistem TI perusahaan dan efisiensi kapasitas untuk menghadapi pertumbuhan data tak terstruktur.
Apa yang harus dilakukan agar performa storage lebih optimal?
Kuncinya adalah harus ada pemisahan antara kapasitas disk dengan storage controller independen. Pemisahan ini diperlukan karena dynamic page-level tiering harus menangani lebih banyak metadata dan lebih banyak daya pemrosesan di dalam sistem storage. Melalui pemisahan pool prosesor untuk mendukung penambahan fungsi, mobilitas dapat dimaksimalkan tanpa mempengaruhi performa input/output dan throughput. Keuntungan lain dari pemisahan kapasitas disk yang terpisah alat pengendali sistem storage adalah kebebasan dalam mengelola media storage. Tidak perlu lagi penyegaran kapasitas disk dengan laju yang yang sama dengan controller sistem storage, yang umumnya diperbarui dalam siklus tiga tahunan. Ini berarti perusahaan bisa memperpanjang masa pakai kapasitas disk yang ada untuk lima sampai tujuh tahun, sesuai kebutuhan.
Baru-baru ini, Infrastruktur storage generasi baru seperti Hitachi Virtual Storage Platform (VSP) baru saja dirilis, apa saja keunggulannya?
VSP dapat mengoptimalkan utilisasi asset storage dari 20%-30% menjadi 50%-60%. Jika sistem storage yang ada tidak dapat melakukan thin provisioning, VSP dapat menggunakan kembali 40% atau lebih dari kapasitas yang dialokasikan tapi tak terpakai. Jadi, daripada menambah disk baru untuk menghadapi Big Data –yakni data berukuran raksasa- di saat harga storage melambung seperti saat ini, para pengambil keputusan TI harus memilih alternatif yang lebih hemat biaya, seperti VSP.
Melalui investasi di sistem storage dengan virtualisasi storage, perusahaan tidak hanya melonggarkan kapasitas yang dibutuhkan dari aset storage yang ada, tapi juga mempersiapkan bisnis untuk pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan. •DJUANDA