CYBERCITY atau kota cyber merupakan salah satu konsep kota modern berbasis teknologi informasi (TI) yang kini telah banyak diterapkan di sejumlah kota besar di dunia. Program inovasi TI itu memiliki esensi positif sebagai jendela memperoleh informasi dunia. Program cybercity juga berperan sebagai jawaban dari tingginya peningkatan keperluan masyarakat yang ingin mengakses informasi dan berkomunikasi dengan mudah dan cepat.

Program berbasis TI itu pun sudah pernah diterapkan di beberapa daerah maju di Indonesia, meski belum benar-benar cyber. Seperti Jakarta Cybercity, Makassar Cybercity, Semarang Cybercity, Malang Cybercity (MCC), Sukabumi Cybercity (SCC), Jogja Cybercity (YCC), Solo Cybercity (SCC), Denpasar Cybercity (DCC), Bandung Cybercity (BCC), Depok dan saat ini menjadi sorotan dari daerah-daerah maju yang mengarahkan kiblat pembangunannya ke sistem cyber.

Dalam mewujudkan kota cyber tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun akan mewujudkannya akhir tahun 2012 ini. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan impian itu yakni dengan membuat hotspot untuk akses internet di tiap RW di seluruh wilayah Kota Bandung. Hotspot tersebut nantinya selain di Kantor RW juga akan dipasang di seluruh taman-taman Kota Bandung.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Edi Siswadi mengatakan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebuah kota, terukur dari sejauh mana pelayanan yang dibangun oleh pemerintahnya. Lalu seberapa jauh masyarakatnya bisa terakses oleh internet dan bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan teknologi sebagai media wirausaha.

“Hal itu untuk mengejar ketertinggalan kita selama 32 tahun di masa orde baru secara ekonomi, sosial, dan kemandirian masyarakat, agar terkejar dalam jangka beberapa tahun saja dengan memanfaatkan perangkat teknologi informasi ini,” ungkap Edi saat acara Kick Off dan Sosialisasi Program Rukun Warga Internet (RW-Net) Kota Bandung di Kantor Telkom UCS Regional III Jawa Barat, (29/10).

Baca :  Digital Currency Bikin Heboh Lagi!

Edi mengklaim program RW Net ini merupakan satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia. Penyediaan hotspot di seluruh RW di Kota Bandung dimaksudkan agar warga bisa mendapatkan akses informasi secara maksimal melalui jaringan internet. Keberadaan hotspot di setiap RW disinergikan dengan program RWNet yang berfungsi sebagai e-Payment atau pembayaran secara elektronik.

Hal ini sudah disinergikan dengan program sebelumnya yang melakukan pembayaran elektronik seperti iuran ke PD Pasar, PDAM,dan pembelian pulsa listrik atau token PLN. Hadirnya RW Net ini juga bisa menambah penghasilan bagi RW-RW yang melakukan pengelolaannya. Juga mempermudah warga bila kehabisan token listrik bisa membeli di RW.

Selain menyediakan layanan publik, RW-Net juga menyediakan komersial yang bertujuan mempermudah masyarakat melakukan pembayaran berupa tagihan telepon, listrik, PBB, bahkan PDAM nantinya karena bisa dilakukan di rumah para ketua RW. Tentu saja kalau program pembayaran online ini jalan, menurut Edi, akan memberi manfaat cukup besar bagi RW dan warganya. Seperti masukan keuangan terhadap kas RW dan memberdayakan serta menyediakan lapangan kerja. Dan yang lebih penting lagi masyarakat bisa menekan pengeluaran uang berupa ongkos. “Banyak manfaat dari program RW Net ini salah satunya menyediakan sistem pembayaran online, makanya akan terus dikembangkan,” ujarnya.

Tidak hanya itu, kehadiran RW Net juga bisa mempermudah akses informasi antara warga dan juga pemangku kebijakan jajaran Pemkot Bandung. Aplikasi RW-Net sebagai program yang memungkinkan interaksi langsung masyarakat melalui RW-RW sekota Bandung dengan Lurah, Camat, bahkan Walikota Bandung.

Baca :  Outsourcing, Solusi Sistem Informasi Masa Depan

Dengan demikian, papar Edi, aplikasi ini menerapkan model sistem citizen to government (masyarakat dengan pemerintah), government to government (pemerintah dengan pemerintah), government to bussiness (pemerintah dengan dunia usaha), serta citizen to bussiness (masyarakat menuju dunia usaha), menawarkan langkah pengembangan pola keterbukaan dan kontrol masyarakat melalui silaturahim sosial, sebagai perwujudan Bandung Cyber City (BCC) yang terkoneksi ke seluruh lapisan masyarakat.

Edi mengatakan, jaringan layanan berbasis PC di setiap kantor ketua RW, aplikasi RW-Net akan terpasang di 1.563 titik se-Kota Bandung yang tersebar di 30 kecamatan/151 kelurahan. Sekda menjelaskan, RW net ke depan akan berfungsi untuk mengontrol kebijakan pemerintah terhadap warganya. Sebab melalui RW net bisa memberikan laporan tentang infrastruktur, jalan dan program-program pembangunan lainnya. Sehingga kinerja setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) bisa terkontrol dan termonitor. Selain itu bisa dijadikan media untuk memberikan masukan atau keluhan dan persoalan Kota Bandung kepada pemerintah.

Akses informasi yang disampaikan warga berupa keluhan dan masukan juga bisa dipantau langsung oleh wali kota dan wakilnya dan sekretaris daerah (sekda). Dengan begitu, pimpinan Pemkot Bandung pun bisa menilai kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) mana yang bisa merespons dengan cepat mengenai keluhan warga tersebut.

Terwujudnya RW Net dapat tersinergi secara luas.Selain memberikan manfaat tambahan, warga pun mendapatkan fasilitas gratis internet melalui Wi Fi di setiap RW-nya. “Dengan fasilitas gratis itu, sekaligus memicu masyarakat menjadi melek teknologi dan informasi. Dampaknya, semua orang merasakan kemajuan teknologi dan meningkatkan kemampuan dalam menyerap segala informasi dari dunia maya,” kata Edi.

Sekda menyatakan program RW Net ini masih terus disosialisasikan dan ternyata program ini mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Kota Bandung. Setelah sosialisasi kemudian membangun jaringan dan infrastruktur. Dengan adanya Program RW-Net ini, Edi optimis melalui pemanfaatan TI dan dukungan bantuan lembaga-lembaga yang memiliki kapasitas terhadap perkembagan sektor informasi dan perbankan seperti Telkom dan Bukopin, kelembagaan RW akan lebih berkembang maju baik secara sosial dan ekonomi.

Baca :  Memanfaatkan TI Untuk Logistik

“Keberadaanya sangat strategis. Tapi keberadaannya hingga kini belum maksimal, apalagi selama ini saya lihat perkembangan kelembagaan RW hanya sekedar kelembagaan yang memiliki peran bantu administratif saja. Sementara sumber daya manusia (SDM) dan kesejahteraan dari tahun ke tahun tidak berkembang,” tuturnya.

Hal senada dikatakan General Manager Unit Costumer Service Regional III Jawa Barat PT Telekomunikasi Indonesia, Binuri, yang mengatakan alasan pihaknya memilih Rukun Warga, karena kedudukannya strategis tepat berada di antara struktur pemerintahan daerah dengan masyarakat.

“Sebagai lembaga kemasyarakatan yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan dan permasalahan masyarakat, kami ingin memberikan kesempatan bagi masyarakat agar berperan aktif menyampaikan aspirasi-aspirasi yang bermamfaat bagi pembangunan daerah,” kata Binuri.

Lebih lanjut dikatakannya, Program RW-Net ini merupakan layanan masyarakat terpadu berbasis TI yang berprinsip swadaya masyarakat dan pemberdayaan komunitas RW. Program tersebut berisi layanan publik seperti administrsi kependudukan, dedeuh ka bandung, perizinan, data profil penduduk, juga komunikasi warga.

Kepala Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Kesejahteraan Bapeda Kota Bandung, Soni Bakhtiyar mengatakan, bila semua RW Net sudah terkoneksi, langkah selanjutnya membangun taman pintar. Taman tersebut nanti akan dikerjasamakan dengan Telkom. “Telkom nanti menyediakan hotspot dan kemudian Telkom juga nanti merawat taman-taman tersebut,” kata Soni. •IWA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.