HIMPUNAN Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) menilai industri kreatif bisa menjadi alat untuk memperkuat perekonomian bangsa. Hal ini diungkap dalam rapat kerja nasional (rakernas) 1 tahun 2012 yang dihadiri sekitar 200 peserta, terdiri dari 27 Dewan Pimpinan Daerah (DPD), pada 6-8 Desember 2012 di Hotel Manhattan, Jakarta.
Mengangkat tema “Membangun Kekuatan Ekonomi Kebangsaan Dalam Era Globalisasi”, HIPPI menginginkan agar pengusaha pribumi lebih berperan dalam membangun perekonomian bangsa dengan cara membuat produk sendiri. “Kita selama ini hanya menjadi objek pasar dengan banyaknya pengusaha yang menjual produk-produk asing. Seharusnya kita bisa menjadi pemain di dalam negeri sendiri,” ujar Suryani Motik, Ketua Umum DPP HIPPI, di Jakarta (6/12).
Diyakininya, industri kreatif bisa menjadi kekuatan baru dalam menciptakan produktivitas yang mampu bersaing dengan produk asing, karena dari sisi SDM Indonesia sudah mampu menciptakan karya-karya yang luar biasa. Dicontohkannya, banyaknya animator-animator lokal yang bekerja di luar negeri dan bahkan terlibat dalam pembuatan film-film box office.
“Ini berarti SDM kita sudah mampu bersaing dengan pihak luar, kenapa kita tidak bisa memfasilitasi mereka untuk mengembangkan bakatnya di tanah air,” tandas Suryani.
Namun diakui, salah satu hambatan industri kreatif untuk maju disebabkan kurangnya pendanaan. Sebab itu, HIPPI akan mencoba memfasilitasi dengan perbankan. Bila perbankan kurang fleksibel, maka rencananya akan membentuk modal ventura di awal 2013 yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan industri kreatif seperti teknologi informasi (TI), musik, fashion, film dan lainnya. •ANDRI