TEKNOLOGI telah membuka banyak lapangan kerja baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Diantaranya adalah Manajer Jejaring Sosial. Apa itu? Coba Anda googling lowongan kerja dengan keyword: manajer jejaring sosial. Jangan kaget bila jumlahnya tidak sedikit. Seiring dengan kebutuhan yang kian mendesak, manajer jejaring sosial menjadi profesi yang resmi di Indonesia maupun di mancanegara.
Lebih dari 59 persen perusahaan besar di dunia bahkan membuat divisi khusus yang menangani berbagai akun jejaring sosial mereka. Divisi khusus ini biasanya berada di bawah lingkup departemen public relations (PR).
Seperti halnya blogger bayaran, manajer jejaring sosial ini membantu suatu perusahaan memproyeksikan diri mereka. Para manajer ini biasanya bekerja melalui akun-akun Facebook, Twitter, dan Google+.
Beberapa pekerjaan sang manajer juga membutuhkan keahlian teknis seperti menggunakan aplikasi Facebook atau mengintegrasikan jejaring sosial dengan website resmi perusahaan. Ada perusahaan yang memang membuka lowongan ini untuk posisi tetap. Ada yang freelance. Ada pula yang berupa kontrak berdasarkan target terukur dan dilakukan di rumah.
Alat Efektif Untuk Tetap Terhubung
Patut diakui dalam beberapa tahun belakangan ini, jejaring media sosial telah merevolusi gaya suatu bisnis berinteraksi dengan pelanggannya, memudahkan mereka mensosialisasikan produk-produk baru dan mendongkrak citra suatu produk atau nama. Seperti yang dilakukan juga oleh para cagub dan cawagub DKI Jakarta. Pasti mereka juga menggunakan manajer media sosial untuk merengkuh pengikut dan menyetir news. Jelas sudah ranah online seperti jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Google+ menjadi bagian integral dari sektor customer service.
Kenyataannya, hal ini tidak selalu demikian dipandang oleh banyak korporat. Lihat saja masih banyak perusahaan yang terlalu berhati-hati sehingga lamban dalam melansir kampanye lewat jejaring sosial, mereka masih membuat berbagai kebijakan bagi karyawan mereka berkenaan apa yang patut dibicarakan atau yang pantas dan tidak dan bagaimana menggunakan e-channel ini. Perlu waktu dalam learning curve Anda, untuk mulai mencoba dan memulai eksperimen jejaring sosial agar menjadi inovatif dan cerdik.
Segera setelah Anda menyadari maka e-channel ini merupakan perangkat yang efektif untuk menjangkau publik. Lihat saja Obama pernah menggunakan ranah ini untuk kampanyenya dan mencurahkan bujet relatif lebih sedikit dibandingkan ranah below the line. Salah satu hal yang menonjol adalah kita bisa melihat pasar secara real-time sehingga bisa langsung melakukan improvisasi. Melalui komentar-komentar pelanggan, Anda bisa meningkatkan produk dan pelayanan Anda lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Dan, sebagai responsnya, kita bisa buat sistem agar pelanggan yang memiliki pertanyaan dapat segera mendapatkan jawabannya lewat tim Anda.
Follower Anda dapat membantu memperkuat pesan-pesan Anda lalu membagikannya serta memberikan link. Tentu saja jangan serahkan tanggung jawab ini lewat amatiran, dan juga belum tentu mereka yang cerewet di Facebook dan Twitter dapat dianggap calon spesialis sosial media.
6 Sikap Bagi Manajer Jejaring Sosial
Pemasaran lewat jejaring media sosial menuntut kerja keras, dan pengetahuan teknis, kemampuan menulis yang terampil, persuasif dan empati dipadukan dengan awareness dari strategi perusahaan. Coba kita bahas beberapa karakter yang bisa dijadikan pertimbangan Anda dalam mempekerjakan calon manajer jejaring sosial:
1. Memiliki rasa ingin tahu yang wajar. Rasa ingin tahu yang wajar akan apa yang semua orang kerjakan di dalam perusahaan Anda dan dampaknya pada pelanggan sangat dibutuhkan. Seorang manajer jejaring sosial perlu mengenal berbagai ranah bidang bisnis perusahaan dan mengumpulkan dan menganalisa informasi tersebut.
2. Memiliki kemampuan menulis yang luwes. Tulisan-tulisan Anda tidak boleh bernada iklan, jika tidak ingin dibenci. Penting sang manajer mampu menulis dengan nada percakapan namun sopan. Kontak jejaring sosial Anda yang bernada dialog membuka peluang dan menghubungkan brand Anda dengan pasar, dan akhirnya antara pelanggan itu sendiri.
3. Memiliki rasa mendesak. Tidak seperti perangkat komunikasi tradisional lainnya seperti rilis media, atau pidato / wawancara yang sudah dipersiapkan sebelumnya, jejaring sosial menuntut tindakan yang sigap dan serta merta. Pertanyaan yang bermutu perlu dikomentari dengan cepat. Para manajer yang efektif, tahu akan hal ini dan menjawab sesuai protokol perusahaan.
4. Memahami sasaran bisnis. Semua konten dalam jejaring sosial Anda perlu searah dan seragam untuk mendukung semua sasaran dan produk yang berkaitan dengan bisnis Anda, jadi si manajer perlu paham benar tujuan korporat. Tentu saja itu membutuhkan rutinitas dan konsistensi posting hingga 30-60 hari ke depan.
5. Siap mencari input. Manajer jejaring sosial jangan vakum, mereka perlu pro aktif, perlu cari input dari mereka yang mengepalai departemen, atau para anggota tim, atau para staf baris depan. Harus menganggap diri mereka seperti wartawannya perusahaan juga.
6. Menghargai kerahasiaan. Ini penting agar dipastikan mereka tidak menuliskan rahasia perusahaan. Karena manajer jejaring sosial memiliki akses dan diberi akses ke banyak departemen, maka jangan menjual cerita / rahasia. Harus siap tutup mulut untuk apa yang perlu dibagikan dan yang jangan dibagi-bagikan. Tidak patut langsung melakukan forward terhadap statemen orang lain dan dijadikan konsumsi publik. Sikap mental ini diperlukan bagi para manajer jejaring sosial.
Bagaimana pun juga patut diingat, hendaknya otentik dan organik. Bagaimana agar Anda menjadi manajer jejaring sosial yang sukses? Resepnya: menyukai pekerjaan, bukan merasa wajib bekerja. •BOB JULIUS ONGGO (Penulis Buku “Smart Emarketers”)