KEHADIRAN smartphone berbasis BlackBerry 10 pada 30 Januari lalu disebut-sebut sebagai awal kebangkitan perusahaan BlackBerry (dulu RIM), yang sebelumnya diprediksi mengalami kebangkrutan. Lewat Z10, Blackberry mulai menampakkan kesuksesannya. Permintaan smartphone full touchscreen pertama dari BlackBerry 10 ini sudah banyak, setidaknya telah mencatatkan rekor penjualan di Kanada dan Inggris, menyusul di Uni Emirat Arab.
Dilansir dari Softpedia (12/2), menurut situs Crackberry, konsumen Australia bisa menggunakan Z10 pada awal Maret depan. Z10 kabarnya bisa dibeli via operator Telstra dan Optus. Akan tetapi, tidak semua negara dan operator akan bisa menikmati ponsel itu pada saat yang bersamaan.
Kesuksesan penjualan BlackBerry Z10 ini pun tak membuat perusahaan terburu-buru untuk mengeluarkan smartphone berbasis BlackBerry 10 dengan harga ekonomis, seperti yang diharapkan banyak pihak.
Menurut Managing Director BlackBerry Eropa, Stephen Bates, perangkat entry level BB 10 belum akan hadir pada tahun ini. “Kami telah mengeluarkan perangkat kategori high-end untuk menunjukan perangkat anyar BlackBerry. Tapi kami tidak akan mengeluarkan perangkat entry level pada tahun ini,” ungkapnya seperti dikutip dari Ubergizmo (13/2).
Bates juga mengungkapkan bahwa perusahaan masih memfokuskan perangkat BlackBerry 7 dan 7.1. Sehingga ke depannya perangkat entry level BlackBerry berbasis OS7.
Seorang pengamat mengatakan, dengan meluncurkan perangkat BlackBerry kelas menengah serta entry level sebenarnya perusahaan dapat memikat lebih banyak konsumen sekaligus menunjang perusahaan untuk bertarung dengan Android, iOS, dan Windows Phone.