KAMPUNG Cyber Jakarta yang didirikan BISKOM Grup jelas berbeda konsepnya dengan kampung cyber di kota lainnya yang sudah ada. Sebab kebanyakan kampung cyber yang ada, hanya layanan internet dengan jaringan wireless yang kecepatannya rendah atau lebih populer dengan RT/RWNet.
“Sementara layanan internet Kampung Cyber BIKSOM itu super cepat dengan menggunakan GePON dan Fiber Optic bekemampuan hingga 1Gbps. Lebih dari itu juga ada layanan PSTN untuk komunikasi suara dan video (video call) antar pengurus RT, RW dan warga sampai ke kelurahan sebagai extention alias gratis. Kemudian ada layanan IPTV dan VOD (video on demand) murah dan layanan PONCOL – IP CCTV di seluruh area kampung cyber,” papar Y. Hermawan S, Pemimpin Perusahaan BISKOM Grup.
Ditanya apakah Kampung Cyber Jakarta ini masih relevan, terutama jika dikaitkan dengan warga metropolitan yang umumnya sudah melek TI, Yaya menjawab masih sangat relevan, sebab semakin melek TI, maka warga akan makin mudah memahami berbagai value teknologi terapan di area kampung cyber. Apalagi biaya yang diperlukan saat ini sangat mahal, berbeda dengan konsep kampung cyber dengan biaya jauh di bawah rata-rata koneksi internet saat ini. Hermawan mencontohkan, biaya perbulan internet Rp50.000/user untuk PC unlimited, kemudian WiFi Rp25.000/akun untuk ponsel unlimited. Biaya akses Wi-Fi di seluruh area Kampung Cyber BISKOM ini direncanakan biaya bulanan unlimited dikenakan biaya Rp25 ribu, mingguan unlimited dikenakan biaya Rp. 7 ribu, harian unlimited dikenakan biaya Rp1.000, sedangkan untuk biaya IPTV masih menuggu tarif dari Telkom Vision.
Sementara, biaya percontohan kampung cyber ini sepenuhnya dari swasta yang dihimpun oleh BISKOM dari perusahaan donatur antara lain Ufoakses untuk teknologi dan hardware GePON, IP CCTV, Wi-FI, kemudian Pro Akses untuk design dan pemasangan jaringan fiber optic. Ada juga ITMN-BRIKER untuk IP PBX teknologi soft switch, termasuk Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI) sebagai penyedia SIPITUNG berbasis open source dan Telkom Vision untuk layanan IPTV.
“Selebihnya diharapkan ada sponsor dari perbankan untuk layanan Internet Banking, termasuk PT Telkom selaku penyedia international bandwith dan penyedia hardware,” kata Hermawan.
Sejak awal Maret lalu pihaknya mulai mengimplementasikan tahap pertama pembangunan Kampung Cyber Triple Play ini dengan pemasangan PONCOL-IP CCTV yang dijadwalkan berlangsung selama dua bulan sehingga pada Mei mendatang diharapkan sudah diresmikan. Jika sudah online, pada percontohan ini hanya diimplementasikan di 1 RW, 12 RT dengan jumlah penduduk 3.000 jiwa 800 kepala keluarga (KK).
Hermawan berharap dengan adanya kampung cyber ini, Pemprov DKI Jakarta bisa memberikan pelayanan publik seperti informasi layanan masyarakat. Jika Implementasi di 286 kelurahan bisa diwujudkan maka 80% wilayah DKI tercover oleh teknologi broadband yang memiliki kemampuan hingga 1Gbps untuk uplink dan downlink.
“Ini artinya DKI Jakarta sejajar dengan Seoul, Ibu Kota Korea Selatan dan di kota-kota besar lainnya di Jepang atau negara maju lainnya. Hanya dalam waktu kurang dari setahun,” tandasnya. Targetan lainnya yang ingin dicapai, imbuh Hermawan, antara lain target jangka pendek yakni menjadi pilot project dan menjadi ruang pamer The Real Cyber City milik BISKOM. Kemudian target jangka menengahnya program ini bisa dibiayai Pemprov DKI Jakarta serta target jangka panjangnya bisa diimplementasikan secara nasional.
Guna menjaga kontinyuitas dari program kampung cyber ini, BISKOM bekerjasama dengan pengurus Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) telah membentuk pengurus kampung cyber, yang dipilih dari warga Kampung Cyber. Mereka terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara yang akan dibantu pengurus RT untuk di masing-masing wilayah RT. •IWA-RAHAJENG