PERAN Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini menjadi sangat penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis dan industri di suatu negara. Bahkan, di beberapa negara, pemerintahannya telah membuat tim khusus untuk memajukan pengembangan industri TIK, karena TIK dianggap mampu menjadi bagian pendorong pertumbuhan perekonomian bangsa tersebut.
Di Indonesia, kepedulian untuk mengembangkan industri ini dimulai oleh swasta dan asosiasi serta didukung oleh pemerintahan, karena keinginan untuk merubah peran Indonesia sebagai negara konsumen menjadi produsen. Hal ini salah satunya dibuktikan melalui kegiatan Taiwan – Indonesia ICT Radshow 2013 yang digelar oleh Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII), Taipei Computer Association (TCA) dan Bureau of Foreign Trade Ministry of Economic Affairs, Taiwan (R.O.C), di Grand Mercure Hotel, Jakarta, 27 Agustus 2013.
Taiwan – Indonesia ICT Radshow 2013 juga didukung oleh Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo), Asosiasi Perangkat Lunak Indonesia (Aspiluki), Asosiasi Penyelenggara Jasa Intenet Indonesia (APJII), Asosiasi Warung Internet Indonesia (Awari), Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer (Aptikom), Asosiasi Pengusaha Warnet Indonesia (APWI) dan Asosiasi Logistik Indonesia serta BISKOM sebagai media partner.
Ashwin Sasongko, Direktur Jenderal Aplikasi Telematika Kementerian Kominfo saat membuka acara ini mengatakan, “Di kesempatan ini antara Taiwan dan Indonesia berkesempatan untuk mempromosikan masing-masing industri TIK-nya. Sehingga diharapkan hubungan kerjasama bisnis antara kedua negara bisa lebih erat dan luas lagi di masa mendatang.”
Menurut Ketua Umum FTII, Sylvia W. Sumarlin, penyelenggaraan event ini akan membuka kesempatan dan memunculkan benefit bagi kedua negara. “ICT Roadshow ini bukan hanya membuka pasar untuk Taiwan tetapi juga harus membuka pasar untuk Indonesia,” kata Sylvia.
Diungkapkan Sylvia, di era mobile computing ini Indonesia mempunyai banyak ahli di bidang software namun terkendala masalah market, meskipun Indonesia mempunyai market yang besar. Hal disebabkan masyarakat Indonesia masih percaya dengan satu brand atau terbiasa dengan distribution channel tertentu.
“Taiwan terbiasa menjadi penyelenggara jasa. Bukan hanya untuk negaranya saja tetapi juga untuk negara-negara lainnya. Kita berharap dengan kerjasama ini bisa menggabungkan aplikasi yang dikembangkan oleh industri lokal dengan mereka. Sehingga kita bisa menjadi provider di negeri sendiri dan membuka market serta juga bisa ikut market mereka di luar,” paparnya.
Melihat jumlah penduduk yang besar, Taiwan tak lantas menganggap Indonesia sebagai konsumen semata. Perwakilan Taipei Economic and Trade Office (TETO) untuk Indonesia, Andrew Y.L Hsia mengatakan, perusahaan-perusahaan Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan bisnis digital bagi penduduk Indonesia sendiri, bahkan juga bisa melakukan ekspansi pasar ke luar Indonesia.
Sedangkan TCA Chief Delegate, Richard Tang menyoroti tiga hal besar yang difokuskan dalam perkembangan TIK kedepannya sebagai peluang bisnis, yaitu mobility, Cloud dan big data. “Pengadopsian tiga hal tersebut akan banyak dimanfaatkan oleh banyak negara. Bisa dilihat penggunaan smartphone ataupun tablet yang semakin kian tumbuh dan aplikasi yang berjalan diatas Cloud. Semuanya saling terhubung dan akhirnya permasalahan akan berdampak pada kebutuhan big data,” ujarnya.
Acara ini juga dirangkai dengan talkshow bertemakan “The Era of Mobility Gadget in Indonesian ICT Industry” yang di moderatori oleh Teddy Sukardi, Chairman Ikatan Konsultan Teknologi Informasi Indonesia (IKTII) dengan pembicara Richard Tang dari Systex, Anton Prasojo dari PT. Aplikasi Lintas Nusantara, Arif dari Telkomsel dan Christine dari SpeedUp.
Puncak acara dari Taiwan – Indonesia ICT Roadshow ini dituangkan dalam One on One Business Meeting yang diharapkan dapat terjadi kesepakatan MOU atau Perjanjian Kerjasama antara perusahaan TIK Indonesia dan Taiwan sehingga memperkuat hubungan jangka panjang dan dapat membangun bisnis tumbuh lebih cepat, meningkatkan produktivitas dan menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Di kesempatan ini, pihak Taiwan menghadirkan sekitar 16 delegasinya, yaitu Advantech, Anbonn, Attention System Develop, Axtronics, Changing Information Technology, Chunghwa Telecom, Farnet, Favite, Gemtec, Horizon Multimedia, Infotime, Avier, JoyMaster, Phantosys, Systex dan Qin Bai Yang. •