PROGRAM pengawasan yang dilakukan National Security Agency (NSA) tengah menjadi perhatian utama di seluruh dunia. NSA yang merupakan pengawas intelejen di Amerika Serikat (AS) ini diketahui telah melakukan penyadapan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Informasi mengenai kegiatan NSA tersebut sempat dibocorkan oleh whistleblower, Edward Snowden, yang sebelumnya bekerja di NSA, kepada media.

Tak ayal, sejumlah reaksi keras pun bermunculan. Perusahaan-perusahaan teknologi termasuk Google, Apple, Microsoft, Yahoo, Facebook, dan AOL, menyerukan kepada Komite Kehakiman Senat AS agar segera mereformasi praktik pengawasan massa pemerintah AS. Dilansir Cnet, perusahaan-perusahaan tersebut juga meminta pengawasan tambahan dan mekanisme yang dapat dipercaya untuk program mata-mata.

“Kami mendesak pemerintah bekerjasama dengan Kongres untuk menangani hal ini demi membangun kembali kepercayaan dari pengguna internet di seluruh dunia,” demikian isi surat yang dikirim perusahaan-perusahaan besar tersebut.

Bukan hanya AS, Australia juga dikabarkan melakukan penyadapan seperti halnya AS. Indonesia, lagi-lagi, termasuk sebagai salah satu negara yang menjadi target penyadapan Australia.  Imbasnya, peretas yang tergabung dalam kelompok Anonymous Indonesia pun menyerbu ratusan website Australia sebagai ‘aksi balas dendam’.

Dilaporkan oleh The Guardian, lebih dari 200 website dengan domain berakhiran .au mengalami deface. Aksi permak situs ini ternyata tidak mendapat balasan dari kubu hacker Australia. Malah sebaliknya, hacker Australia konon ikut membantu serangan ini sebagai bentuk protes terhadap pemerintahannya.

Aktifitas penyadapan terhadap sejumlah negara sebenarnya bukanlah hal baru. Bahkan sejumlah negara justru membuat perjanjian khusus untuk saling tukar informasi intelejen secara resmi.  Jadi, apa yang dilakukan oleh para peretas ini memang tak bisa serta merta dibenarkan. Namun reaksi dunia terhadap penyadapan AS dan Australia ini pun terbilang wajar.  Praktisi Internet, Heru Nugroho menilai, aksi pada peretas  Anonymous Indonesia adalah  sebagai bentuk ekspresi mereka atas kebanggaan terhadap bangsanya.

Bicara mengenai kebanggaan terhadap bangsa, pada Edisi November ini sengaja BISKOM juga mengulas tentang penggunaan domain .id yang terus menerus meningkat jumlahnya. Domain .id  adalah top kode level domain di negara Indonesia yang menjadi salah satu jati diri bangsa. Domain .id memiliki sistem keamanan yang lebih terproteksi dan terjamin. Dan yang terpenting,  dengan menggunakan .id, berarti kita turut menduniakan Indonesia di kancah internasional.

Simak lebih lanjut mengenai domain .id di Edisi kali ini. Selamat membaca. •

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.