TEKNOLOGI, meski diklaim mampu membuat segalanya dalam kehidupan manusia menjadi lebih efektif, ternyata kehadirannya tidak selalu diperlukan. Di dunia sepakbola misalnya, menyelipkan teknologi dalam olah raga ini malah menimbulkan pro dan kontra.
Ini telah terjadi di Piala Dunia 2014. Meskipun Federasi Sepak bola Internasional, FIFA, telah memutuskan menggunakan teknologi garis gawang pada perhelatan bergengsi sepak bola tersebut, namun Presiden Uni Sepak Bola Eropa atau UEFA, Michel Platini, tetap tak menyetujui teknologi tersebut karena dianggap terlalu mahal.
Teknologi garis gawang atau goal-line technology adalah teknologi yang digunakan dalam pertandingan sepak bola untuk menentukan apakah bola telah melewati garis gawang atau belum, dengan menggunakan sejumlah perangkat canggih.
Penggunaan teknologi garis gawang disebut-sebut menelan biaya sekitar 54 juta Euro (sekitar Rp. 673 miliar) untuk durasi sekitar lima tahun, jumlah tersebut hanya untuk 280 stadion di Eropa. Presiden UEFA itu lebih memilih jika dana sebesar itu digunakan untuk pengembangan infrastruktur dan pembinaan pemain usia dini. Bagi legenda Prancis itu, pemakaian sistem lima orang wasit sudah cukup untuk menjawab kebutuhan sepakbola saat ini.
Alasan pro dan kontra seputar teknologi sepak bola memang tidak semata karena urusan biaya saja. Sebagian pengamat menganggap, pemain sepakbola modern akan kecanduan terhadap perlengkapan canggih, sehingga keahlian pemain akan dinomor duakan. Pemain bisa saja lebih memilih sepatu super ringan yang mampu membantu menciptakan tendangan yang presisi, atau sarung tangan kiper dengan kemampuan tangkapan yang mumpuni dan teknologi lainnya dibanding mengasah kemampuan bermainnya secara alami.
Sementara pelatih klub Chelsea, Roberto Di Matteo, justru memiliki harapan besar agar teknologi penggunaan garis gawang dapat segera di lakukan. “Kita lihat di tiap laga besar, kita akan membutuhkannya. Karena memang ada beberapa ajang krusial yang kita harus mecari solusinya dengan teknologi,” paparnya.
Sejauh ini cukup banyak yang meragukan penggunaan teknologi garis gawang dalam Piala Dunia 2014, mengingat Brazil selaku tuan rumah event besar sepak bola dunia itu bahkan telah menuai banyak protes karena ketidak siapannya dalam menyediakan berbagai sarana dan prasarana, termasuk bandara yang penuh sesak hingga pembangunan stadion yang belum rampung. Padahal penyelenggaraannya tinggal menghitung hari. Wah! •