KASPERSKY Lab baru-baru ini meluncurkan peta ancaman cyber (cyberthreat) interaktif yang memberi gambaran insiden keamanan cyber yang terjadi di seluruh dunia secara langsung (real time), termasuk ancaman di Indonesia. Jenis ancaman yang ditampilkan mencakup obyek berbahaya yang terdeteksi saat pemindaian on-access dan on-demand, pendeteksian email dan situs antivirus, serta obyek-obyek yang diidentifikasi oleh sub-sistem kerentanan dan pendeteksian penyusupan atau intrusi.
Di jaman ancaman cyber seperti saat ini, aplikasi berbahaya baru atau spam hanya butuh beberapa menit untuk menyebar. Infrastruktur berbasis awan Kaspersky yang didistribusi secara global, Kaspersky Security Network (KSN), membantu produk-produk Kaspersky menerima informasi mengenai file yang mencurigakan serta ancaman lainnya dalam waktu demikian singkat, bahkan nyaris bersamaan dengan munculnya ancaman baru tersebut. Mekanisme internal KSN merangkum data yang dikirim secara otomatis dari ribuan perangkat yang dilindungi produk Kaspersky dimana penggunanya memberi izin untuk berbagi informasi mengenai program mencurigakan apa pun yang mereka temui.
Setelah membandingkan perilaku file yang dimaksud di berbagai komputer lalu membandingkannya dengan database dari ratusan ribu aplikasi resmi serta dengan menggunakan algoritma heuristik, sistem tersebut akan membuat keputusan awal apakah obyek dimaksud termasuk berbahaya atau tidak. Bila dinilai berbahaya, akses ke obyek tersebut segera diblokir dan berlaku untuk seluruh pengguna produk Kaspersky, dengan demikian mencegah terjadinya epidemik. KSN memiliki informasi paling baru mengenai insiden keamanan yang lalu ditambahkan ke dalam peta ancaman dunia secara langsung sehingga siapa pun bisa melihat berbagai macam ancaman yang ada serta kecepatan daya sebarnya.
Para pengguna bisa memutar bola dunia yang tampak di layar dan memperbesarnya di bagian manapun untuk melihat secara lebih jelas lanskap ancaman lokal yang ada, termasuk ancaman yang ada di Indonesia. Berbagai jenis ancaman yang dideteksi secara langsung ditandai menggunakan berbagai warna. Para pengguna bisa melihat deskripsi tiap ancaman di layar atau menyembunyikan keterangan jenis ancaman tersebut. Selain tombol pengagih (share) untuk pengguna situs jejaring sosial, ada pula tombol lain dengan fungsi-fungsi untuk mengubah warna latar, bahasa antarmuka, dan bentuk tampilan (bentuk datar atau bentuk bola dunia berputar). Ada pula tautan untuk mengecek apakah komputer pengguna terinfeksi software berbahaya atau tidak.
“Setiap hari Kaspersky menangani lebih dari 300 ribu obyek berbahaya, tiga tahun lalu angkanya hanya berjumlah 70 ribu. Namun teknologi antivirus juga ikut berubah seiring waktu dan kami mampu menangani arus lalu lintas yang demikian tinggi tanpa masalah,” terang Denis Zenkin, Head of Corporate Communications, Kaspersky.
“Darimana serangan berasal? Dimana pengguna yang paling sering mengklik tautan berbahaya? Malware jenis apa yang paling umum? Pertanyaan di atas banyak ditanyakan oleh pengguna. Peta baru ini, yang menggambarkan lanskap ancaman cyber, memungkinkan setiap orang melihat skala aktivitas cyber secara langsung dan ikut merasakan bagaimana rasanya menjadi salah satu pakar keamanan kami,” tambahnya.
Peta interaktif ancaman cyber bisa dilihat disini. Agar bisa tampil maksimal, browser pengguna harus mendukung WebGL. •