Peran Digital Marketing sebagai sarana untuk menjalankan aktivitas promosi mulai dirasakan keuntungannya oleh para pebisnis, pelaku usaha, perusahaan-perusahaan, dan para marketer. Mereka dapat mengefektifkan kinerja pemasarannya untuk menjangkau seluas-luasnya pasar yang ada di seluruh belahan dunia dengan mudah tanpa mengeluarkan biaya yang besar.
PADA dasarnya, Digital Marketing sama dengan marketing pada umumnya. Yang dibedakan hanyalah mencari pembeli lewat internet. Mengacu pada pengertian digital yang merupakan sebuah alat elektornik yang dapat menampilkan gambar visual, maka Digital Marketing dapat diartikan sebagai cara memasaran dengan cara memanfaatkan media elektronik yang dapat menampilkan gambar. Potensi yang luar biasa dalam penerapan Digital Marketing telah didorong oleh akses internet yang semakin mudah dijangkau. Berbagai kegiatan maupun pekerjaan sekarang ini pun mulai terhubung dengan internet, sehingga kehidupan manusia sekarang ini tidak bisa lepas dari internet dan telah menjadi bagian gaya hidup konsumen saat ini. Salah satu pendorong utamanya adalah penggunaan ponsel pintar (smartphone) yang memiliki jaringan internet dengan berbagai aplikasi. Oleh karena itu, para marketer kini dituntut untuk mengenal dan menggali lebih dalam mengenai dunia digital guna memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat dan beragam. Menyajikan user experience menjadi suatu keharusan dalam sebuah digital marketing. Nithin Mathur, Senior Director & Head of Marketing untuk Yahoo!, memandang teknologi menjadi faktor yang diperhitungkan dalam perencanaan program pemasaran. “Dunia digital telah memperoleh tempat dalam dunia pemasaran dan dalam berbagai kasus telah menjadi bagian yang terintegrasi dari perencanaan pemasaran. Dengan meningkatnya permintaan untuk experience cross-screen dari pengguna internet, mobile marketing menjadi peluang yang sangat besar. Konsumen tidak hanya menggunakan smartphone tetapi juga mengandalkan tablet untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka terhadap internet,” ujar Mathur yang berencana memaparkan lebih lanjut pandangannya mengenai eksistensi Digital Marketing pada Summit CommunicAsia 2014, 18 Juni mendatang di Marina Bay Sands, Singapura. Lebih lanjut, penelitian terbaru yang dilakukan oleh Yahoo! bersama dengan Mindshare menunjukkan bahwa pengguna internet melakukan log-in hampir sepanjang hari dilakukan di rumah, kantor, dalam perjalanan dan mereka menggunakan perangkat yang berbeda untuk melakukan berbagai jenis kegiatan dari komunikasi sampai mengkonsumsi konten di internet hanya untuk mengisi waktu luang. Waktu yang dihabiskan di internet biasanya untuk mendapatkan berbagai informasi, menikmati konten atau bersantai dan menjelajahi hal-hal menarik lainnya. “Hal ini merupakan angin segar bagi berbagai perusahaan karena kini mereka dapat dengan mudah terhubung dengan para pelanggan melalui perangkat mobile, dan hal ini menjadi kesempatan besar bagi mobile marketing. Namun perlu berhati-hati, karena iklan yang bertubi-tubi dan dengan konten yang tidak relevan serta tidak tepat sasaran dapat membuat pengguna jengah,” ungkap Mathur. Digital Marketing Efektif Mathur memberikan beberapa tips mobile marketing yang efektif dilakukan. Pertama, Pendekatan Personal yang merupakan hal terpenting bagi konten marketing secara mobile. Konten yang tidak sesuai dengan kegemaran dan hal-hal yang paling banyak dicari target pengguna, tidak akan dapat bekerja dengan maksimal. Dengan tingkat perhatian konsumen yang kian rendah belakangan ini, konten yang relevan menjadi harga mutlak bagi keberhasilan mobile marketing. Lalu, Tetapkan Target yang Tepat. Dalam hal ini sangatlah penting untuk mengetahui dimana target pelanggan berada agar pendekatan menjadi lebih efektif. Namun, penargetan tidak dapat didasarkan hanya pada asas kepercayaan. Jadikan Mobile yang utama. Menurutnya, apabila perusahaan tidak mengutamakan mobile dalam pendekatan Digital Marketingnya, maka mereka akan kehilangan peluang pasar yang besar. Tidaklah cukup untuk berada di lingkungan mobile, namun para marketer perlu membangun strategi marketing melalui media tersebut. Terakhir, Cross-Screen Narratives. Dimana perangkat mobile seringkali dianggap sebagai teman menonton TV ataupun teman beraktivitas ketika menggunakan komputer. Sehingga perusahaan perlu menciptakan konten yang sesuai dan fleksibel untuk berbagai perangkat dan tidak hanya memformat ulang konten yang sama ke dalam media yang berbeda. Namun demikian, perlu diperhatikan juga pengalaman pengguna yang terus berubah. Disini pengguna ponsel sangat menuntut dan pada saat yang bersamaan, pengalaman demi pengalaman kian berkembang menginginkan desain yang lebih baik, kegunaan yang lebih baik, lebih intuitif, lebih cepat, begitu seterusnya. Ini jelas berarti bahwa user experience tidak lagi hanya pemanis untuk product experience, namun merupakan bagian menarik yang tidak terpisahkan dan akan mendorong keterlibatan untuk menarik pelanggan baru. Perlu dipertegas bahwa internet bukan hanya untuk kebutuhan fungsional saja, namun harus tetap inspiratif dan menghibur. Sangat penting untuk memperhatikan perubahan kebutuhan konsumen dan serta terus-menerus meningkatkan user experience. Konten Yang Menarik Untuk itu, membuat konten yang menarik sangatlah penting bagi pemasaran. Hal ini perlu dilakukan karena masyarkat saat ini secara terus-menerus selalu terhubung dengan Internet untuk mengkonsumsi konten dengan menggunakan perangkat yang berbeda pada waktu yang berbeda. Kecerdasan mereka dalam rentang perhatian yang rendah dan terbuka untuk terlibat dengan merek hanya jika mereka menemukan alasan yang kuat untuk terhubung. Konten yang menarik menjadi magnet kuat yang dapat menarik pengguna untuk tidak hanya mengkonsumsi, tetapi juga memulai percakapan dengan merek. Hal ini telah menyebabkan pemasaran konten muncul sebagai alat yang ampuh bagi pemasar digital untuk menghasilkan keterlibatan yang lebih dalam dengan pengguna, dan juga untuk menjangkau konsumen baru. Konten pemasaran dapat digunakan secara efektif untuk memperkuat narasi merek seiring dengan kemampuan Internet dan media sosial untuk memungkinkan konsumsi konten dalam skala besar dengan inbuilt attributes of sharing, dan dengan demikian memiliki potensi untuk menyebar secara virus, dan dengan kecepatan yang luar biasa. Hal ini juga mendorong dialog dua arah antara audiens dan merek yang saling berbagi dan oleh karena itu hubungan yang lebih mendalam tercipta antara keduanya. Pemasaran mengambil langkah baru sebagai merek yang beralih menjadi publisher untuk tidak hanya menargetkan konsumen, tetapi membuat mereka lebih terlibat. Perlu diperhatikan juga, internet sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari konsumen untuk mengkonsumsi berita, hiburan, chatting, berbagi foto dan video, telah memperlihatkan sebuah interaksi antar berbagai perangkat yang berjalan setiap harinya. Pada waktu yang bersamaan, konsumen juga memiliki rentang perhatian (attention span) yang sangat pendek Hal ini dikarenakan mereka terus-menerus melakukan multi-tasking dan selalu bergantung pada perangkatnya. Dengan demikian, meskipun internet senantiasa menawarkan berbagai kesempatan besar, namun rentang perhatian konsumen menjadi tantangan besar bagi para marketer. Mathur memaparkan, satu-satunya solusi adalah dengan menyajikan konten yang semenarik mungkin, terlibat dalam percakapan yang bermutu dan cepat, serta selalu beradaptasi dengan tren yang akan datang. “Semua harus dilakukan pada skala besar. Hal-hal ini dapat meningkatkan investasi dalam era digital, tidak hanya dari perspektif pengeluaran biaya, namun juga waktu dan sumber daya,” ungkap Mathur. Selain itu, menurutnya marketing profesional juga perlu memiliki rencana yang lebih fleksibel dimana dapat diubah sewaktu-waktu karena preferensi konsumen tidak dapat diprediksi dan melebihi strategi dan rencana tahunan. Dan, yang terakhir namun tak kalah pentingnya, terdapat suatu kebutuhan besar akan strategi pemasaran yang tidak biasa. Perusahaan perlu sumber daya manusia yang pintar bercerita, menulis kreatif, ahli dalam produksi, publisher dan pintar dalam menggunakan media sosial untuk melengkapi strategi reguler dengan bantuan ahli marketing Above The Line (ATL) dan Below The Line (BTL). •ANDRI