APAKAH game bisa menjadi media kampanye politik yang efektif? Menurut game designer, CEO and Co-Founder Kummara Creative Studio, Eko Nugroho, di tengah perkembangan industri game yang cukup pesat, hingga kini memang belum banyak yang melirik game sebagai media kampanye.
Eko menyebut pada Pilkada DKI Jakarta dan Jawa Barat lalu, memang muncul beberapa game yang coba mengangkat calon pasangan tertentu. “Namun efektivitas serta dampak kampanye via game tersebut belum sepenuhnya bisa dianalisis karena game yang dikembangkan sepertinya masih sebatas untuk mendukung strategi marketing dari pihak pengembang dan bukan bagian dari kegiatan kampanye politik yang terintegrasi dari para kandidat yang sedang bertarung,” tulis Eko.
Exit poll LSI pada pilkada DKI Jakarta lalu memberikan data demografi yang cukup menarik. Pemilih yang berusia kurang dari 25 tahun sebesar 20%, dan usia 26-40 tahun sebesar 38,4%. Dengan kata lain, terang Eko, bisa disimpulkan bahwa lebih dari 50% pemilih di DKI Jakarta adalah mereka yang berusia 17-40 tahun. Dari beberapa penelitian umum, imbuh Eko, secara global didapat kesimpulan bahwa gamer aktif didominasi oleh mereka yang berusia 18-40 tahun.
“Memperhatikan berbagai fakta tersebut, seharusnya game bisa dilihat sebagai sebuah media kampanye yang cukup menarik, minimal untuk diimplementasikan dan mendukung kegiatan kampanye di beberapa kota besar di Indonesia,” kata Eko.
Terlepas apapun cara pengemasan informasinya, imbuh dia, sebuah game harus tetap bisa menghadirkan proses interaksi yang menyenangkan bagi pemainnya. “Ketika pemain bisa menikmati proses interaksi yang disuguhkan, dengan kata lain pemain merasa game-nya cukup menyenangkan, maka peluang pemain untuk bisa menerima informasi yang coba disampaikan akan lebih besar,” terangnya.
Sebab itu Eko yakin game bisa jadi media politik yang efektif. “Namun untuk mendukung hal tersebut, sebuah game haruslah tetap bisa didesain dengan baik agar tetap menghadirkan proses interaksi yang menyenangkan dan mampu secara efektif menyampaikan informasi yang dibutuhkan.” pungkasnya. •IWA