Penggunaan internet di Indonesia memang mengalami kemajuan yang pesat sejak beberapa tahun lalu. Sayangnya, hal tersebut juga sejalan dengan ancaman keamanan internet di Indonesia. Ternyata, Indonesia berada di peringkat ke 22 di dunia dalam aktivitas ancaman keamanan internet.

 

symantecSYMANTEC Corp menunjukkan perubahan yang signifikan dalam perilaku penjahat cyber, mengungkap bahwa para penjahat tengah merencanakan kejahatan berbulan-bulan sebelum melakukan kejahatan besar, daripada melakukan aktivitas kejahatan kecil dengan hasil yang lebih kecil.

Di tahun 2013, ada peningkatan 62 persen dari tahun sebelumnya dalam jumlah pelanggaran data global, sehingga lebih dari 552 juta identitas terekspos, membuktikan bahwa kejahatan cyber tetap menjadi ancaman nyata dan merusak bagi konsumen dan bisnis.

Internet Security Threat Report memberikan gambaran dan analisatahun ini mengenai aktivitas ancaman di dunia. Laporan ini berdasarkan data dari Global Intelligence Network Symantec, yang digunakan analis Symantec untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan memberikan komentar tentang tren yang muncul dalam serangan, aktivitas kode berbahaya, phishing, dan spam.

Alex Lei, Director of Security Sales, wilayah ASEAN dan Korea Symantec  mengatakan, “Profil keamanan Internet Indonesia menurun tahun lalu dan berada di peringkat ke-22 di dunia dalam aktivitas ancaman keamanan Internet.” Hal tersebut merupakan sebuah indikasi bahwa para hacker tidak menurunkan kegiatan mereka, justru ancaman lebih sering terjadi.

Baca :  Green IT, Tanam Pohon di Lahan Virtual

Alex menambahkan, “Pada kenyataannya mereka meningkatkan efisiensi kampanye mereka dan mengincar Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan karyawan  kurang dari 250, khususnya sektor grosir, publik, dan manufaktur di Indonesia.”

Symantec memberikan beberapa tips dan solusi untuk menjaga ketahanan cyber, yang dibagi menjadi dua jenis yaitu untuk Perusahaan dan untuk Konsumen diantaranya:

Untuk Perusahaan

1.    Mengetahui data Anda: Perlindungan harus fokus pada informasi – bukan perangkat atau pusat data. Memahami dimana data sensitif Anda berada dan kemana alirannya untuk membantu mengidentifikasi kebijakan dan prosedur terbaik untuk melindunginya.
2.    Mendidik karyawan: Memberikan bimbingan mengenai perlindungan informasi, termasuk kebijakan dan prosedur perusahaan untuk melindungi data sensitif pada perangkat pribadi dan perusahaan.
3.    Menerapkan postur keamanan yang kuat: Memperkuat infrastruktur keamanan Anda dengan pencegahan kehilangan data, keamanan jaringan, keamanan endpoint, enkripsi, otentikasi kuat dan langkah-langkah defensif, termasuk teknologi berbasis reputasi.

Baca :  Digital Currency Bikin Heboh Lagi!

Untuk Konsumen

1.    Jadilah konsumen yang cerdas dengan keamanan: Password adalah kunci kerajaan Anda. Gunakan software manajemen password untuk membuat password yang kuat dan unik untuk setiap situs yang Anda kunjungi dan jaga perangkat Anda, termasuk smartphone, diperbarui dengan software keamanan terbaru.
2.    Waspada: Review laporan bank dan kartu kredit untuk jika ada hal yang tidak biasa, hati-hati saat menangani email yang tidak dikenal atau tak terduga, dan waspada terhadap penawaran online yang sepertinya tidak mungkin terjadi.
3.    Tahu dengan siapa Anda bekerja: Biasakan diri Anda dengan kebijakan dari pengecer dan layanan online yang mungkin  meminta informasi perbankan atau pribadi. Langkah terbaik adalah langsung kunjungi situs resmi perusahaan (daripada meng-klik tautan di email) jika Anda harus berbagi informasi sensitif. •

Baca :  Karyawan Ceroboh Ancaman Bagi Data Sensitif

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.