MEMASUKI awal tahun 1990-an, dari tahun ke tahun semakin banyak industri garmen yang memanfaatkan teknologi informasi (TI) pada proses perancangan busananya. Dengan TI, seorang desainer dengan bebas dapat bereksplorasi dan bereksperimen dalam menciptakan desain-desain busana yang inovatif dan dapat mengakomodasi permintaan pasar.
Komputer desain adalah suatu jaringan perangkat teknologi yang berkemampuan tinggi dan serba bisa, sehingga seorang desainer yang telah menguasai TI dalam proses pendesainan busana, pada umumnya akan mampu menghasilkan dan mewujudkan ide-ide secara lebih cepat dibandingkan bila dikerjakan dengan cara yang lainnya. Hal ini sangat mendukung dalam mewujudkan target produksi dan efisiensi yang harus dipenuhi oleh suatu industri garmen.
Seorang desainer yang pada awal abad ke–20 masih harus menggunakan cara-cara konvensional dalam mendesain, kini semakin banyak yang menggantikannya dengan komputer. Melalui TI seorang desainer dapat dengan leluasa mengekspresikan diri dengan berbagai tugasnya dalam memecahkan masalah perhitungan kompleks yang ditangani oleh mesin-mesin canggih.
Logika digital kerap kali dinilai lebih kaya karena berisi program-program perangkat lunak dari “perpustakaan” pemikir kelas dunia. Sebagai contoh ketika seorang desainer akan mendesain sejenis busana tertentu, maka kumpulan clipart atau art work seperti fasilitas jenis serat, tekstur, motif, warna, garis model serta detail model bagian-bagian busana dapat dimanfaatkan. Desainer tinggal membuat beberapa variasi, modifikasi dan membuat berbagai kreasi dari desain yang telah dibuat lebih dulu sesuai dengan yang dikehendaki.
Kehadiran komputer desain dengan berbagai kelengkapannya lambat laun jadi makin digemari oleh banyak perancang karena berbagai kemudahan yang ditawarkan melalui perangkat lunaknya yang dapat membantu para desainer dalam menyelesaikan proses perancangan dengan lebih cepat dan hasil yang optimal.
Dengan keahlian para pembuatnya, komputer desain telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk membantu para desainer dalam menghasilkan suatu gagasan perancangan yang lebih kompleks dan dapat diformulasi ulang (edit), sehingga desainer tidak perlu mengulang dari awal bila gambar yang dibuat tidak bagus.
Para perancang menyukai fasilitas mudah tersebut karena memberinya berbagai hal yang bersifat eksperimental, dengan berbagai hubungan antara warna dan efek-efek ruang yang luas, dan secara umum memungkinkan desainer untuk bermain dengan semua jenis struktur tersebut.
Sangat disadari bahwa teknologi komputer merupakan sebuah perangkat yang sangat mendukung bagi jenis aktivitas di industri garmen, karena kecepatan dan keakurasian yang dapat dijalankan pada proses pendesainan tersebut.
Begitu pentingnya arti TI dalam menunjang mekanisme kerja di industri garmen, hingga seorang ahli mengungkapkannya secara hiperbolik: “For the artist who operates commercially, the computer is a God send, but for the serious artist it is a mixed blessing” (Patrick Taylor: Computers in the Fashion Industry). •