LIPI-biskomPASAR Bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan segera diberlakukan pada tahun depan. Sayangnya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menilai bahwa kondisi Indonesia saat ini cukup mengkawatirkan karena kapasitas inovasi, kapabilitas teknologi dan kemampuan industri masih terkategori rendah.

Akmadi Abbas, Plt. Kepala LIPI mengatakan bahwa inovasi berbasis IPTEK dan produktivitas merupakan kunci untuk memenangkan persaingan dalam era perdagangan bebas ASEAN. “Perdagangan bebas dapat dianggap sebagai suatu hal positif jika pemain yang berperan di dalamnya memiliki berbagai kompetensi dan kemampuan yang mumpuni, salah satunya bidang inovasi dan teknologi,” ungkapnya di Jakarta (9/10).

Sementara Kepala Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Pappiptek) LIPI, Trina Fizzanty menambahkan, Indonesia sebaiknya segera melakukan perbaikan mendasar bila ingin menjadi pemenang dan negara termaju di kawasan ASEAN dengan ekonomi nomor tujuh terbesar di dunia. “Sektor yang perlu dibenahi adalah kapasitas inovasi, kapabilitas teknologi dan kemampuan industri yang masih rendah. Indikator ini ditunjukkan dari jumlah paten Indonesia yang relatif rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya,” jelas Trina.

Baca :  Teknologi dan Pandemi Mendorong Pertumbuhan Perangkat IoT di Indonesia

LIPI-biskom-2Berdasarkan hasil riset Pappiptek pada tahun lalu, lanjutnya, hanya segelintir industri nasional yang bisa menembus pasar ASEAN bahkan global. Itu pun baru pada tataran ekspor atau maksimum baru pada investasi fasilitas produksi dan belum ditemukan industri yang berinvestasi pada litbang di negara lain seperti Tiongkok.

Berkaca dari hal itu, negeri ini tentu perlu segera berbenah diri jika tidak ingin terlindas dalam persaingan global. Untuk mencari solusi tentang persoalan tersebut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengupasnya dalam Forum Tahunan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (IPTEKIN) Nasional IV pada Kamis, 9 Oktober 2014.

Forum IPTEKIN Nasional IV bisa menjadi momentum untuk mengingatkan bahwa persaingan dalam era keterbukaan perdagangan ini tidak bisa bertumpu pada strategi ekonomi maupun perdagangan semata, tapi juga dalam investasi penelitian dan pengembangan (litbang) inovasi maupun teknologi.

Baca :  Huawei Sediakan Jaringan WiMAX 16e Untuk Pakistan

Acara yang menginjak tahun ke-4 penyelenggaraan tersebut menghadirkan tiga pembicara utama yang handal di bidangnya masing-masing. Mereka adalah Sarah Cheah dari National University of Singapore (NUS) dan pernah menjabat sebagai Vice Chairman AStar ETPL, Ilham Habibie ilmuwan dan pengusaha yang saat ini menjabat sebagai Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia, dan LT Handoko, Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI. ARIE

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.