Rasa ingin tahu manusia berkembang dari waktu kewaktu. Rasa ingin tahu yang besar, yang bisa disebut sebagai penasaran selalu bertambah sehingga terjadi timbunan pengetahuan. Dengan pengetahuan, manusia bisa memenuhi tujuan dan cita-cita, sekaligus mencapai kepuasan hidup.
PENASARAN atau keingintahuan adalah bagian dari sifat manusia sebagai makhluk hidup yang berakal dan mempunyai kemampuan berfikir dan berimajinasi. Tetapi tidak banyak orang yang memanfaatkan rasa penasaran atau keingintahuannya tersebut sebagai pendorong untuk berkreasi dan mencapai tujuannya hidupnya.
Kafi Kurnia, paham betul bagaimana menikmati rasa penasarannya untuk meningkatkan produktifitas, skill, pengetahuan, dan kreatifitasnya sebagai individu yang unik. Bahkan predikat “Biang Penasaran” disandangnya karena pemikiran-pemikirannya yang tajam, lugas dan imajinatif, yang kemudian dituangkannya dalam sebuah buku, tulisan maupun seminar-seminar motivatornya.
Penasaran bagi tokoh marketing ini merupakan biang kehidupan yang sesungguhnya. Berkat rasa penasaran, pria kelahiran tahun 1960 ini sukses membangun sendiri bisnisnya dengan mendirikan perusahaan Peka Consult Inc dan menjabat sebagai President and CEO di Akoer Group. Di samping bergelut dalam perusahaan, dirinya kerap dinantikan untuk memberikan kuliah tamu di berbagai perguruan tinggi dan perusahaan Indonesia maupun luar negeri.
“Sejak saya belajar di bangku sekolah sudah merasakan sebuah penasaran yang berkelanjutan. Secara sistematis mulai merasakan dahaga yang semakin besar, sebuah kegelisahan ingin belajar lebih banyak dan ingin tahu lebih banyak,” ujar lulusan University of Technology, Sydney ini.
Perasaan a renewable curiosity yang telah melekat sangat inten pada dirinya. Membuatnya bercita-cita ingin menjadi Biang Penasaran. “Ini yang selalu menjadi sumber energi saya untuk berkreasi,” sambungnya.
Sebagai Biang Penasaran, ia pun berhasil membuat penasaran dunia pemasaran di Indonesia dengan diterbitkannya buku yang berjudul “Anti Marketing” di tahun 2004. Banyak orang berhasil dibuat penasaran hingga karyanya tersebut laku terjual melebihi 35.000 buku. Tidak berhenti berkarya, pemikiran-pemikirannya selama dua puluh tahun lebih pun dirangkumnya kedalam sebuah buku berjudul “Biang Penasaran: Sebuah Rahasia Kehidupan”.
Bukunya ini tidak saja berbicara tentang pemasaran, tetapi juga berbagai masalah, mulai dari entrepreneur, filosofi bisnis, etik, moral, hingga kepemimpinan. Hasil pemikirannya ini diakui sebagai buku bisnis yang komplit mengupas bisnis dari berbagai sudut pandang dengan pembahasan unik yang mirip dengan sebuah rahasia kehidupan berbisnis.
Dengan beragam tulisan dan buku yang telah diterbitkannya, Kafi tidak sekedar mahir berteori saja. Tapi ia seorang praktisi tulen yang terbukti sukses berjualan dan memasarkan aneka jenis produk, mulai dari sirup, kecap, jeans, sepatu, pasar swalayan, buah segar, produk perbankan, real estate, produk teknologi informasi (TI), mie, hingga film. Solusi dan gaya manajemennya dikenal cerdas dan lugas. Hingga tidak sedikit melahirkan sejumlah merek besar di Indonesia, seperti Pertamax, Esia, dan Fastron.
“Kesuksesan hanya bisa diraih dengan menggali potensi diri dan kreativitas yang dimiliki secara optimal. Bila ingin maju dan sukses dalam menjalankan bisnis harus memulainya dari sesuatu aktifitas yang menjadi hobi atau kita sukai,” papar Kafi yang sejak 1988 aktif menulis tentang pemasaran karir, retail, komunikasi, perilaku bisnis, promosi dan agrobisnis.
Mengawali karir di Hero Group pada tahun 1986 sebagai trainee management dan kemudian menjabat Corporate Marketing Services, di akhir karirnya setelah empat tahun bekerja, dirinya mengaku merasa sudah cukup menimba ilmu serta kiat mengembangkan bisnis. Untuk selanjutnya ia mampu menciptakan bisnis sendiri.
Namun demikian, perjalanan bisnisnya tidak serta merta berjalan mulus, tetapi dihadapi dengan kegagalan, seperti juga yang dialami oleh pengusaha lainnya. “Namun, karena berangkat dari hobi, kegagalan tersebut saya anggap sebagai kerikil yang tidak dapat menghentikan perjalanan,” katanya sambil menambahkan bahwa kiat lain agar sukses dalam berbisnis adalah inovatif. Dengan inovasi, saat ada orang lain yang meniru bisnis yang sedang kita tekuni, kita tidak mudah putus asa karena justru hal itu mendorong kita untuk membuat sesuatu yang lebih baru.”
Selanjutnya, Majalah BISKOM berkesempatan menanyakan berbagai pandangan Kafi Kurnia terkait dunia marketing di Indonesia. Berikut ini petikan wawancaranya.
Dunia marketing begitu dinamis, bidang apapun membutuhkan seorang marketer. Melihat faktanya di Indonesia, bagaimana kesiapan sumber daya manusia (SDM) di bidang marketing saat ini, terutama dari sisi jumlah?
Pengalaman saya dilapangan lebih menunjukan bahwa kita tidak harus melulu mencetak SDM lulusan Marketing secara akademis. Yang lebih penting adalah memotivasi anak-anak muda agar menggunakan imajinasinya untuk berani menggagas ide baru yang kreatif, lalu mendorong mereka agar menjadi entrepeneur muda yang tahan banting. Sekolah dan universitas bisa menyiapkan diri sebagai fasilitas inkubator untuk memberikan tempat berlatih.
Hal apa yang perlu dipersiapkan untuk menjadi seorang marketer yang handal? Apa saja pendidikan yang harus ditempuh?
Seorang marketer bisa datang dari semua jenis pendidikan. Marketing sebenarnya kombinasi dari gagasan dan strategi. Strategi datang dari kombinasi analisa, taktik dan manajemen. Kombinasi ini perlu percikan imajinasi. Percikan imajinasi inilah yang memicu naluri bisnis.
Indonesia sebentar lagi menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, bagaimana kesiapan Indonesia menghadapi era tersebut? Peluang-peluang apa yang bisa kita dapatkan dari era MEA 2015?
Siap atau tidak pertempuran sudah di depan mata. Siap atau tidak kita harus menghadapinya. Kesiapan kita tergantung Pemerintah. Mirip pelatih yang menyiapkan kesebelasannya untuk bertanding. MEA akan menjadi sebuah unifikasi pasar. Peluangnya sangat luas dan tidak terbatas.
Beberapa wilayah kita bisa menjadi hub atau pusat ekonomi regional. Kemudian, beberapa wilayah dan kota di Indonesia bisa menjadi hub perdagangan hasil bumi dan sumber daya manusia. Juga bisa menjadi kawasan industri regional. Atau hub energi kawasan yang vital. Pemerintah kita harus bergiat menyiapkan sebuah peta ekonomi yang memetakan peluang-peluang tersebut dan memasarkannya kepada para investor.
Baru-baru ini, Presiden terpilih Joko Widodo mengatakan, bahwa beliau membutuhkan menteri yang mempunyai kemampuan marketing. Menurut Anda, tepatkah pernyataan tersebut, dan bagaimana sambutan Bapak sebagai seorang Pakar Marketing?
Saya pikir ini komentar yang sangat pragmatis. Tahun depan 2015 adalah tahun implementasi ASEAN free trade region yang secara kompetisi Indonesia harus siap bersaing. Bukan saja terhadap ASEAN dan Asia, tetapi juga secara global. Di dalam negeri sendiri kita perlu menciptakan ketahanan pasar domestik. Dua tujuan ini jelas butuh orang-orang marketing yang handal, yang siap tempur, yang siap bersaing. Dan yang paling penting bisa memenangkan pertempuran bisnis.
Bidang marketing tidak bisa terlepas dari dunia komunikasi. Sikap seperti apa yang Anda himbau harus dimiliki oleh para marketers?
Kemampuan berkomunikasi sebenarnya sebuah skills yang sangat mendasar. Misalnya guru dan orang tua harus cakap berkomunikasi kepada anak. Diplomat cakap berkomunikasi sehingga punya skills diplomasi. Pedagang cakap berkomunikasi sehingga punya skills negosiasi. Hanya saja untuk para marketers kemampuan berkomunikasi itu dinamakan promosi. Dasar komunikasi tetap sama. Seni dan variasinya yang berbeda-beda.
Bagaimana Anda melihat kaitan antara marketing dengan internet?
Internet membuat dunia kita tidak lagi memiliki batas geografis. Ini yang membuat masyarakat kita menjadi “borderless”. Indonesia membutuhkan sebuah infrastruktur internet yang baik. Pemerintah harus menderegulasi internet. Memprioritaskan pembangunan broadband di seluruh Indonesia secara cepat dan efektif.
Internet mirip jalan toll yang harus digratiskan. Lihat saja bagaimana internet mempengaruhi ekonomi di India, China, Taiwan dan Korea Selatan. Indonesia bisa menikmati pertumbuhan dan kemajuan ekonomi yang sama. Internet bukan masalah penjualan online saja. Kita harus melihat gambar besarnya, yaitu transaksi dagang bukan hanya jualan.
Adalah tugas pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menciptakan kawasan internet Indonesia yang cepat dan efektif serta aman. Infrastruktur e-payment lewat internet yang harus segera digagas pemerintah. Bukan seperti sekarang yang masih sangat primitif.
Bagaimana pandangan Anda tentang kondisi pendidikan nasional saat ini? Apakah lulusan kita sudah mampu bersaing dengan negara-negara lain?
Sistem pendidikan kita sebenarnya sudah sangat maju. Hanya saja pendidikan yang berkualitas di Indonesia sangat mahal dan hanya bisa dinikmati oleh masyarakat atas. Pemerintah harus melakukan revolusi kurikulum. Lebih praktis dan jauh dari hafalan. Guru-guru harus dididik ulang dan ditingkatkan kesejahteraannya. Pendidikan dasar kita secara massal harus sangat berkualitas.
Bagaimana menurut Anda sosok menteri ideal yang mampu membawa perkembangan teknologi dan penelitian ke arah yang lebih baik di masa pemerintahan Joko Widodo?
Pengalaman saya, teknologi seringkali hanya diumbar sebagai teknologi yang ultra tinggi. Teknologi dan riset sederhana seringkali diabaikan karena dianggap tidak bermutu dan nilai ekonominya rendah. Saya kurang setuju. Indonesia membutuhkan riset dan tekhnologi di bidang pertanian dan perikanan yang bisa membantu kesejahteraan petani dan nelayan. Ini prioritasnya!
Kedua, Indonesia sedang tumbuh pesat, maka prioritas kedua harus di bidang infrastruktur dan energi. Indonesia saat ini terancam krisis energi. Prioritas ketiga adalah internet untuk memotivasi tumbuhnya banyak entrepeneur muda yang kaya ide dan berwawasan global.
Bagaimana wajah TI Indonesia kedepan menurut kaca mata Anda? Di bidang apakah teknologi akan mampu menopang perekonomian negara?
Indonesia sendiri secara pasar adalah pasar yang besar untuk TI industri. Tak heran apabila perusahaan besar dunia mengincar Indonesia. Kita harus memikirkan sebuah wacana pertambahan nilai atau added value. Karena untuk membangun industri dari nol, biayanya akan sangat mahal dan waktunya akan terlalu lama.
Pertambahan nilai adalah kunci strategisnya. Misalnya saja industri animasi sangat besar potensinya dikembangkan di Indonesia. Industri film juga punya potensi yang luar biasa. Indonesia dari content punya kekayaan budaya yang sangat luar biasa. Content budaya ini bila dikemas ulang secara kreatif bisa menjadi nilai tambah yang mahal nilainya. Indonesia memiliki ribuan pengrajin tersebar diseluruh wilayah Nusantara. Skills mereka sudah teruji turun temurun. Hanya saja desain dan kemasan-nya harus mendapatkan sentuhan inovasi yang kreatif.
Bilamana keduanya disinergikan menjadi sebuah kemasan produk inovatif. Saya percaya sumbangannya bagi pembangunan ekonomi Indonesia menjadi sangat nyata dengan nilai tinggi.
Semoga dengan pemerintahan baru besok, perekonomian Indonesia menjadi lebih baik, apalagi teknologi telah banyak banyak disebut-sebut oleh Presiden terpilih Jokowi untuk digunakan di berbagai bidang, seperti e- Procurement, e-Budgeting, e-Controlling, dan lain sebagainya. •ANDRI