sampurna agroSAMPOERNA Agro mengumumkan bahwa perusahaan minyak kelapa sawit tersebut telah menggunakan VMware vSphere untuk memvirtualisasikan infrastruktur Teknologi Informasi (TI) yang mereka miliki. Dengan cara ini, Sampoerna Agro dipastikan dapat mengurangi total cost of ownership (TCO) dan menyempurnakan manajemen sumber daya, dimana mereka bisa mengukurnya berdasarkan pertumbuhan perusahaan. Tujuan lain, untuk memaksimalkan return of investment (ROI) dan meningkatkan efisiensi layanan TI.

Sebelum mengimplementasikan solusi-solusi VMware, Sampoerna Agro sangat bergantung pada server fisik mereka. Model TI kapital dan padat karya tidak dipersiapkan dengan baik untuk meningkatkan kecepetan respon dan rencana-rencana ekspansi perusahaan.

Sumber-sumber daya digunakan dengan biaya operasional yang tinggi, yaitu dengan hanya 25 persen server mereka yang digunakan, ditambah lagi kebutuhan Sampoerna Agro untuk membangun server-server baru untuk setiap aplikasi baru mereka.

Baca :  Ma’ruf Amin Harap Indonesia-Korea Tingkatkan Kerjasama Bidang Teknologi

Penggunaan VMware vSphere memungkinkan optimalisasi sumber daya, dengan kapasitasnya yang meningkat dari 25 persen menjadi 80 persen. Ini juga memotong jumlah server yang digunakan, dari 13 menjadi tiga. Optimalisasi sumber daya ini memberikan Sampoerna Agro sebuah ROI yang lebih baik, menghemat biaya tambahan hasil dari pengurangan penggunaan daya, tenaga manusia dan kebutuhan-kebutuhan ruang untuk menyimpan server-server fisik.

“Cloud computing dan transisi dari infrastruktur fisik menuju virtual merupakan transformasi TI yang paling signifikan saat ini. VMware vSphere telah mengubah cara kami melakukan kerja operasional dalam mendukung berbagai kebutuhan bisnis. Hal ini membantu kami untuk menyediakan server-server baru dalam hitungan jam, serta mengurangi biaya pengadaan dan energi. Virtualisasi juga memungkinkan kami mengurangi waktu backup, kegagalan sistem, dan meningkatkan server untuk mendukung kontinuitas bisnis – semua dengan kemudahan dalam penggunaan, serta tingkat fleksibilitas dan kemudahan pengelolaan yang sangat tinggi,” ujar Franky Nathanael, ICT Infrastructure Manager Sampoerna Agro di Jakarta (28/10).

Baca :  Sang Maestro Hatta Ali Dan Penggantinya Melihat Capaian Hakim Cemerlang Yanto

Penggunaan vSphere telah membuat Sampoerna Agro lebih leluasa bergerak dengan biaya kapital dan operasional yang lebih rendah sebesar 60 persen. Lebih lanjut lagi, biaya beban daya dan peralatan pendingin juga berkurang sebesar 50 persen. Infrastruktur virtual Sampoerna Agro kini hanya membutuhkan satu tim yang lebih ramping untuk pemeliharaan, menghemat sumber-sumber daya dan tenaga manusia untuk mendukung berbagai kantor baru untuk mengejar rencana-rencana perluasan perusahaan yang agresif.

“Sampoerna Agro adalah satu contoh pelanggan kami yang memahami keutamaan virtualisasi bagi bisnisnya, dan telah mengkaji berbagai solusi di pasaran untuk mendorong efisiensi dan produktivitas bisnis,” ujar Andreas Kagawa, Country Manager, VMware Indonesia. “VMware merasa terhormat untuk mendukung Sampoerna Agro karena mereka terus berupaya mendorong peralihan bisnis melalui transformasi TI pada perjalanan mereka menuju cloud dan memberikan IT-as-a-service.”

Baca :  Tren dan Arah Bisnis Storage Indonesia 2011

Bersama dengan mitranya, Microreksa, migrasi dari server fisik menuju virtual mereka telah selesai dengan downtime yang minimal, yaitu kurang dari dua bulan. Dengan server dan perangkat penyimpanannya yang telah diaktifkan, Sampoerna Agro kini memiliki sebuah infrastruktur TI yang sangat handal dan mampu menangani kebutuhan-kebutuhan perusahaan yang terus tumbuh tersebut. Ketika dibutuhkan, Sampoerna Agro kini dapat membangun sebuah server baru kurang dari empat jam. •

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.