Penggunaan Teknologi Informasi (TI) di berbagai instansi pemerintah maupun swasta saat ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Begitu pula di tubuh Kepolisian RI. Dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugasnya sebagai penegak hukum, penggunaan komputer dan akses internet adalah keharusan.
DI TINGKAT Polisi Resort (Polres), penggunaan TI terbukti membantu memelihara keamanan dan ketertiban di masyarakat. Seperti disampaikan Wakil Kepala Polisi Resort (Wakapolres) Semarang, Komisaris Polisi (Kompol) Erwin Harta Dinata SIK, MH, Msc.Eng, tugas Polisi sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang (UU) tidak hanya menjadi pemilihara keamanan dan ketertiban masyarakat saja, tetapi juga ada dua hal penting lainnya, yaitu sebagai pelindung dan mengayomi masyarakat, serta melaksanakan penegakkan hukum.
“Tiga hal yang diamanatkan UU tersebut dalam pelaksanaan tugas, kami melalui pendekatan preemtif, preventif dan respresif, yang telah disinergikan atau dibantu dengan TI,” ujar Erwin yang sebelumnya menjabat Kasi STNK di Direktorat Lalu Lintas di Polda Jawa Tengah ini.
Dipaparkannya, cara preventif dalam pencegahan tindak pidana diemban oleh Samapta Bhayangkara (Sabhara), yang dalam kegiatan patroli dan pengawalan menggunakan mobil-mobil patroli kepolisian telah dilengkapi global positioning system (GPS). Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemantauan aktivitas anggotanya dalam melakukan patroli.
Kemudian di bidang preemtif, salah satunya dengan memanfaatkan website sebagai corong untuk melaksanakan pembinaan ataupun pengarahan kepada masyarakat. “Melalui website ini berbagai informasi kepolisian dapat dengan mudah diakses dan masyarakat juga dapat memberikan masukan ataupun saran melalui website ini,” terang Kompol lulusan Akademi Polisi tahun 1999 ini. Sedangkan tindakan respresif terkait dalam penegakan hukum menggunakan TI adalah melacak keberadaan seseorang ataupun pelaku tindak pidana melalui perangkat seluler ataupun alat komunikasinya.
Hal umum yang paling terasa manfaat penggunaan TI di Kepolisian oleh masyarakat kota Semarang sebagai kota kelima terbesar di Indonesia ini adalah dengan adanya layanan pembuatan SIM yang cepat dengan tersedianya layanan SIM keliling menggunakan mobil dilengkapi komputer, kamera digital, perekam sidik jari, dan pencetak kartu SIM yang datanya diproses memanfaatkan satelit. Dengan adanya SIM Keliling ini masyarakat tidak perlu datang ke kantor Samsat untuk memperpanjang SIM ataupun STNK.
Meski banyak manfaat yang dirasakan dengan penggunaan TI di kepolisian, namun penggunaan TI masih dirasakan belum maksimal di lingkungan Polres karena berbagai kendala anggaran hingga Sumber Daya Manusia.
Diakuai pria kelahiran Jakarta, 2 Juni 1978 ini, ada perangkat TI yang dimiliki pusat tetapi tidak dimiliki Polres. Hal ini disebabkan penanganan kasus-kasus yang cukup besar seperti terorisme ataupun kejahatan yang berimplikasi besar langsung ditangani Mabes Polri atau Polda. “Tetapi tidak menutup kemungkinan kami pun di Polres dihadapi kasus yang juga berimplikasi besar, sehingga membutuhkan teknologi dan perlengkapan yang sama. Bila hal ini terjadi, kami biasanya melakukan koordinasi dengan pusat atau Mabes Polri,” papar Master program Transportation Engineering and Environment dari New Castle University, Inggris ini.
Mengawali dinas di Brimob, Kelapa Dua, Depok, pehobi olah raga bulu tangkis, golf dan renang ini dalam posisinya sebagai Wakapolres Semarang lebih dominan melakukan pembinaan anggotanya, baik itu bersikap, bertindak, melayani masyarakat dan memahami aturan-aturan dalam melaksanakan tugas.
Lebih lanjut, simak wawancara BISKOM dengan Erwin Harta Dinata yang telah 15 tahun dinas di kepolisian ini.
Sudah sejauh mana penerapan TI di lingkungan Polres Semarang?
Jaringan internet di Polres Semarang saat ini sudah sangat memadai. Kami juga menggunakan CCTV yang terpasang di 12 titik di kantor Polres Semarang. Dengan adanya kamera ini, saya dan Kapolres bisa memantau kantor hanya melalui smartphone Android, dimana saja dan kapan saja. CCTV ini juga akan merekam semua kegiatan yang terjadi selama dua minggu belakakangan sehingga bila ada masalah atau terjadi sesuatu di Polres bisa diketahui dengan cepat. Sedangkan untuk di Reskrim sendiri komputer yang digunakan sudah menggunakan sistem LAN. Jadi apapun yang dilakukan oleh penyidik dalam melakukan pemeriksaan berkas langsung terkoneksi, sehingga Kasat Reskrim maupun Kapolres bisa memantau apa yang dilakukan penyidik dan sejauh mana kasus-kasus tersebut berjalan.
Dengan adanya fasilitas TI ini apakah dapat menurunkan tindak kriminal yang terjadi di wilayah Semarang?
Untuk mengetahui pemanfaatan TI telah menurunkan tindak kriminal yang terjadi perlu dilakukan survei mendalam terlebih dahulu. Tapi pastinya, proses ataupun sistem TI yang sudah kami gunakan ini sangat membantu sekali dalam pelaksanaan tugas-tugas kami.
Seperti halnya pelanggaran dan kejahatan di dunia nyata, kita juga menghadapi kejahatan yang sama di dunia maya. Sebut saja perjudian online, penjualan narkotika, anak dan perempuan secara online, bullying, pemerkosaan dan pembunuhan yang berawal dari penggunaan sosial media yang salah serta lain sebagainya. Bagaimana Anda mempersiapkan polisi-polisi yang tangguh dalam menghadapi kasus-kasus ini?
Ini sudah masuk ranah cyber crime. Memang kalau dilihat sekarang ini sosial media atau internet bukan lagi merupakan barang baru. Jangankan kepolisian, siswa SMP saja sudah banyak yang menggunakan internet untuk bersosial media sehingga internet sekarang ini juga rawan digunakan untuk hal-hal yang melanggar hukum ataupun tindak kriminal.
Cyber crime sendiri masuk dalam tindak pidana tertentu sehingga penanganannya juga diperlukan perhatian dan keahlian khusus. Agar anggota memahami cyber crime, setiap bulannya sesuai Rencana Program Pendidikan (Renprodik) yang ada, di Pusdik Reskrim yang terletak di Mega Mendung mengadakan kursus atau pelatihan terkait cyber crime ini. Setiap bulannya dari tiap-tiap Polda seluruh Indonesia juga diwajibkan mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti pelatihan tersebut agar bisa mengungkap kejahatan-kejahatan yang menggunakan internet. Kemudian anggota perwakilan tadi diwajibkan menginformasikan kepada rekan-rekannya yang lain agar juga bisa memahami cyber crime, atau lebih di kenal dengan “Snowball Process”.
Berkaitan dengan tugas Anda yang lebih banyak melakukan pembinaan kepada anggota, apa yang menjadi penyebab masih adanya kenakalan atau penyimpangan yang dilakukan anggota Polri?
Jujur saja semuanya itu kembali pada masalah kesejahteraan. Tidak bisa dipungkiri walaupun sekarang ini sudah jauh lebih baik dibanding beberapa waktu lalu, karena adanya remunerasi, tetapi dilihat dengan faktanya sekarang ini masih dirasakan kurang. Akhirnya mereka mencoba melakukan pelanggaran-pelanggaran untuk mendapatkan pemasukan dari tempat lain, baik itu terlibat narkoba ataupun melakukan pemerasan dan pungli. Namun tidak semua anggota seperti itu, masih banyak Polisi yang berperilaku bersahaja dan hidup sederhana.
Lalu bagaimana menanamkan keprofesionalan itu sendiri kepada anggota?
Untuk merubah mindset anggota agar bisa menjadi anggota Polri yang bisa melaksanakan tugasnya secara profesional, hal pertama yang kami lakukan adalah banyak melakukan kegiatan-kegiatan pembinaan rohani dua kali dalam seminggu. Kedua, setiap pelaksanaan apel pagi maupun apel siang tidak ketinggalan menyanyikan lagu-lagu Mars Polri dan Mars Polda Jawa Tengah untuk selalu mengingatkan tugas dan peran mereka sebagai penegak hukum.
Beberapa anggota juga ditunjuk untuk mengucapkan Tribata dan Catur Prasetya sebagai pedoman Polri dalam melaksanakan tugas. Selain fungsi pembinaan tadi juga ada fungsi operasional diantaranya Lalulintas, Reserse dan Intel. Untuk itu, setiap tiga bulan sekali ada yang namanya pelatihan peningkatan kemampuan fungsi teknis. Dalam pelatihan ini kami memanggil instruktur atau anggota-anggota yang lebih terlatih untuk melatih dan meningkatan kemampuan fungsi teknis, kemudian untuk meningkatkan fungsi keahlian setiap enam bulan sekali dilaksanakan pelatihan menembak.
Di masa pemerintahan baru sekarang, Presiden Jokowi berjanji untuk menaruh perhatian lebih terhadap pertahanan dan keamanan negara. Bagaimana harapan Anda untuk kemajuan Kepolisian Indonesia?
Kalau di bidang pertahanan itu sebetulnya peran TNI sedangkan Polisi di bidang keamanan. Sangat jelas sekali dalam salah satu program pemerintahan baru ini di dalam Nawa Cita menyebutkan salah satu poinnya akan memperbaiki sistem penegakan hukum sehingga memberikan keadilan bagi masyarakat. Ini tentunya berkaitan sekali dengan tugas Kepolisian.
Jadi tentu saja diharapkan pemerintahan Presiden Jokowi bisa mewujudkan pemenuhan ataupun peningkatan kesejahteraan anggota, yang saya rasa tidak hanya di Kepolisian saja tetapi juga di TNI. Selain itu, jika di TNI pemerintah berencana memperkuat atau menambah alat utama sistem persenjataan (alutsista), maka diharapkan pemerintah juga melakukan investasi di Kepolisian dengan cara pemenuhan perlengkapan-perlengkapan yang mendukung pelaksanaan tugas. Diantaranya perangkat TI, peremajaan kendaraan patroli serta sarana dan prasarana lainnya yang dibutuhkan Polri. •ANDRI
Artikel Terkait:
BNPT mendukung PBB memerangi ancaman penyebaran Violent Extremism
Luncurkan Buku, Petrus Golose Ungkap Aktivitas Teroris di Internet
PETRUS REINHARD GOLOSE: Bahaya! Teroris Kembali Intai Cyberspace
SIDNEY JONES: Blokir Situs Bukan Solusi Cegah Radikalisme
Polri, TNI dan Kejaksaan Bersinergi Tanggulangi Terorisme
Petrus Reinhard Golose: BNPT Upayakan Indonesia Bebas Dari Terorisme
APKOMINDO Optimis Teror Bom Tak Ganggu Bisnis TI
Komjen Anang Iskandar: “4 Juta Pecandu Tanggung Jawab Saya”
Penyegaran Tugas, Polri Rotasi Sejumlah Jabatan
Nanan Soekarna Dilantik Menjadi Wakapolri
Kapolda Jawa Timur, Anton Bachrul Alam: Optimalkan TI Untuk Layani Masyarakat
Petrus Golose Raih Gelar Doktor
Kombes Rycko Raih Doktor UI Ke 7
Aris Budiman, Anggota Polri Kembali Raih Doktor UI
Benny Jozua Mamoto, E-Terrorism Butuh Penanganan Khusus
Dengan TI Polri Janjikan Pelayanan Cepat
Polda Metro Optimalkan Layanan Website
Narkoba: Menggiurkan Tapi Mematikan
Sambodo Purnomo Yogo: Dengan TI, Polisi Tingkatkan Citra dan Kinerja
Fungsi Kepolisian Dalam Penegakan HKI
Bintara Polda Metro Jaya Raih Sertifikat Komputer Forensik
Hindari Bisnis Dari Permasalahan Hukum
29 Mobil Patroli Polisi Dipasangi GPS
Polri Siap Amankan Pemilu 2009
Ketika BIN Memantau JEJARING SOSIAL
UU HAKI Tekan Kerugian Negara
Badan Cyber Nasional Siap Amankan Informasi Cyber
AKBP Yakub Dedy Karyawan: Sistem Tilang Elektronik Siap Diberlakukan
KOMPOL ERWIN HARTA DINATA: TI Bantu Pelihara Keamanan Masyarakat
BISKOM – Polri Sosialisasikan Permasalahan Hukum TI
Kuatkan Energi Digital Indonesia, Pemerintah Siapkan Sejumlah Kebijakan