PRESTASI membanggakan diraih Tim Cyber Juwari dari Universitas Muhammadiyah Malang yang berhasil merebut piala bergilir Menteri Pertahanan setelah menjuarai Cyber Defense Competition (CDC) 2015 yang digelar Kementrian Pertahanan (Kemhan). Kompetisi ini digelar pada 11-12 Mei 2015 di Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta.
Prestasi ini diraih dengan persiapan yang cukup sebelum menghadapi kompetisi CDC yang diukuti kategori umum sebanyak 16 tim. Para mahasiswa yang tergabung dalam tim ini selama beberapa bulan terakhir sibuk berlatih keras dengan mengikuti ajang serupa meskipun hanya bersifat online. Tak jarang mereka pun mengadu ketangkasan dibidang pertahanan dunia maya ini dengan tim dari luar negeri. Seperti Tiongkok, Jepang, Malaysia dan Singapura.
Selain juara umum, Tim Cyber Juwari berhasil meraih Juara 1, diikuti Juara 2 Tim Alfa Omega dan Juara 3 Tim Baret Team. Sedangkan kategori pelajar berturut – turut berhasil meraih Juara 1 adalah Tim Or Republic, Juara 2 Tim Indonesia Under Team dan Juara 3 Tim Cyber Begal. Sementara itu untuk kategori TNI berturut-turut berhasil meraih Juara 1 adalah Tim A TNI AD, Juara 2 Tim Sandy Cyber Security dan Juara 3 Tim B TNI AD.
Syaifuddin, Ketua Tim Cyber Juwari mengaku bangga tim-nya bisa menjuara kompetisi yang digelar Kemhan. Apalagi mereka berhasil mengalahkan juara bertahan 2 kali berturut-turut yakni tim Alfa Omega. Dia berharap pemerintah lebih concern terhadap pertahanan cyber. “Karena jujur saja, pertahanan kita masih rapuh jadi rentan diserang,” ungkap mahasiswa jurusan Teknologi Informatika ini.
Ketua Panitia CDC 2105, Sylvia W Sumarlin mengatakan, para juara akan dijadikan satu. Masing-masing sesuai bidangnya. Yang ahli di bidang forensik, defense, dan jaringan (network). Pihaknya mengaku fokus hanya pada forensik yakni kemampuan peserta menganalisa dan memperbaiki sistem apabila diserang peretas (hacker) dan defense yakni kemampuan bertahan suatu sistem atau server dari serangan. Para peserta bisa membuat sistem pertahanan atau benteng saat diserang musuh. “Kalau ada yang sudah selesai studi nantinya akan membantu Kemhan di bidang pertahanan cyber atau membuat program,” ujarnya.
Lebih lanjut Silvia yang juga Ketua Umum Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) memaparkan, dalam kompetisi CDC, para peserta akan diserang oleh juri yang menjalankan peran sebagai hacker dan peserta harus bisa melindungi server yang diserang. “Salah satu kategorinya adalah defense, jadi juri yang memerankan hacker mencoba memasuki dan meretas sistem peserta, disini peserta harus bisa melindungi dan memperbaiki sistem yang rusak akibat kena serangan,” lanjut Sylvia.
“Serangan cyber ini merupakan ancaman nyata. Karena itu perlu langkah-langkah yang cepat dan strategis untuk menanganinya,’’ kata Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Pothan Kemhan), Timbul Siahaan.
Ia menambahkan pihaknya akan segera membentuk badan cyber yang bertugas mendata, menangkal dan mempertahankan data-data milik negara dari serangan cyber. “Kita melihat potensi serangan cyber makin berkembang maka itu akan segera dibentuk badan cyber dibawah Kemhan, yang nantinya berisi praktisi TI dan dibantu oleh para juara kompetisi ini. •DJUANDA