LITEBIG Messenger makin poluler akhir-akhir ini, terlebih setelah sebuah pesan berantai (broadcast) bermunculan di ponsel pengguna tanah air yang isinya adalah ajakan untuk berhijrah ke messenger made in Indonesia: liteBIG. Entah siapa pengirim pertamanya, yang jelas kini makin banyak pengguna ponsel yang ikut mencoba liteBIG.
Sejatinya, liteBIG adalah gabungan antara aplikasi berkirim pesan dengan media sosial. Aplikasi ini sudah tersedia di Google Play sejak bulan Agustus 2014, dan telah diunduh sebanyak 200.000 kali. Menurut CEO dan Founder liteBIG yang juga menjabat sebagai pengurus DPP APKOMINDO (Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia) www.apkomindo.or.id, M. Tesar Sandikapura, jumlah pengguna aktif aplikasi buatan timnya sekitar 10 persen dari jumlah unduhan tersebut. Namun, mengingat liteBIG belum secara resmi memperkenalkan aplikasi ini ke masyarakat, jumlah pengguna aktif tersebut tergolong langkah awal yang membanggakan.
Rencananya, grand launching liteBIG akan diadakan dalam waktu dekat di tiga kota besar Indonesia. Tesar mengatakan, alasan utama timnya membuat liteBIG adalah karena ingin menjaga “kedaulatan data” dari bangsa Indonesia. Menurutnya, dengan membuat aplikasi berkirim pesan ini, pihaknya bisa menjamin agar data-data pribadi dapat terjaga dengan baik dan tidak mudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak asing untuk kepentingan pribadi mereka.
Menurutnya, sudah sepatutnya masyarakat menggunakan produk buatan lokal. “Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, tapi sepertinya saat ini masih hanya bisa menjadi target pasar dari banyak aplikasi asing, terutama aplikasi media sosial. Tanpa kita sadari, semua rahasia bangsa ini dapat mudah dimanfaatkan oleh bangsa lain, dan ujung-ujungnya bangsa ini juga yang akan dirugikan, karena mereka sudah lebih siap dibanding kita. Sementara di era informasi seperti sekarang ini, bangsa yang akan menang adalah bangsa yang bisa menguasai banyak informasi,” jelasnya.
Karena itu, saat mengembangkan liteBIG, tantangan terbesar yang dihadapi timnya adalah dari sisi teknologi. Tidak hanya ia harus menjaga proses pengiriman pesan yang mulus tanpa jeda atau delay, tetapi juga sisi keamanan data.
“Dari sisi security, kami cukup concern dengan hal ini, walaupun sekarang masih terus kami sempurnakan. Yang pasti, kami lakukan aspek security di semua layer, mulai dari device(perangkat pengguna), data protocol, middleware, hingga database. Semua kami lakukan enkripsi, sehingga user akan merasa datanya aman dan terjaga dengan baik,” jelas Tesar.
Fitur-fitur dasar aplikasi liteBIG hampir sama dengan aplikasi berkirim pesan populer lainnya. Misalnya, fitur autosync yang akan mencari teman yang sudah menggunakan liteBIG, sehingga pengguna tidak perlu menambahkannya secara manual—walaupun fitur menambah teman berdasarkan nama pengguna atau e-mail tetap ada.
“Dalam waktu dekat, kami juga akan menyediakan fitur mencari teman berdasarkan jarak terdekat,” ujar Tesar.
Dari semua fitur yang ada, fitur unggullan liteBIG adalah kemampuannya dalam mengedit atau menghapus pesan yang sudah terkirim. Selain itu, liteBIG dapat digunakan untuk mengirim file apa saja.
Sedangkan untuk group chat, pengguna dapat membuat grup dengan anggota hingga 1.000 orang. Sebagai perbandingan, batas maksimal group chat di WhatsApp adalah 256 orang, yang merupakan peningkatan dari sebelumnya yang hanya mampu menangani hingga 100 orang.
Tesar mengklaim, proses pengiriman data bisa lebih cepat, ringan, dan menghemat pemakaian paket data internet. Ini bisa dicapai karena adanya kompresi khusus saat proses pertukaran data.
Selain Tesar, tim liteBIG dihuni oleh dua orang Co-Founder lainnya, yaitu Andreas Harnindito, selaku Group Head Operation, dan Stephen Daniel, selaku Group Head Solution Architect. •