Seminar PANDINAMA sebagai brand di Internet harus mudah diingat dan mudah diketik. Demikian disampaikan pakar pemasaran digital, Nukman Luthfie, dalam Seminar ‘Domain .ID sebagai Brand di Internet’  di  Jakarta.

Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan ‘PANDI Meeting 6’ yang diselenggarakan oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) di Jakarta pada 25-26 Mei 2016.

Pada Sesi pertama, seminar ini menghadirkan Nukman sebagai pembicara bersama Ketua PANDI, Andi Budimansyah. Bertindak sebagai moderator, Sapto Anggoro, salah satu anggota Dewan Eksekutif PANDI yang sudah malang-melintang di dunia media online sejak 1998 dan sekarang menjadi Pemimpin Redaksi Tirto.id.

Nukman mengingatkan, direct traffic ke situs internet sangat dipengaruhi kemudahan pengguna mengingat dan mengetikkan nama domain. “Bahkan apabila pengguna internet menggunakan search engine seperti Google, mereka tetap harus mengetik. Jika nama brand tidak mudah diingat, celaka!” tegasnya.

Agar mudah diingat, Nukman menyarankan agar menggunakan nama yang terdiri dari satu atau maksimal dua kata yang mudah diingat. “Coba lihat brand-brand yang terkenal, semuanya terdiri dari satu atau paling banyak dua kata,” ujar Nukman sambal menyebutkan nama-nama brand populer seperti Google, Facebook, Coca-Cola, detikcom, dan beberapa merek lainnya.

Baca :  Siswa SMAN 90 Jakarta Juarai Kompetisi Roket Air Regional

Sebelumnya Andi mengatakan, nama domain .com yang saat ini menjadi top of mind masyarakat sudah didaftarkan lebih dari 125 juta nama. “Sudah sangat sulit untuk mencari nama-nama domain yang singkat, apalagi nama cantik dengan akhiran .com,” ujarnya.

Andi mengajak pelaku bisnis Internet untuk melirik nama-nama domain berakhiran .ID yang masih banyak tersedia. “Domain .ID baru didaftarkan sebanyak 52 ribu nama dan domain co.id baru didaftarkan sebanyak 71 ribu domain. Jadi masih tersedia banyak nama domain yang singkat dan cantik,” tegasnya.

Andi mengingatkan, domain .id juga lebih aman untuk digunakan sebagai brand karena pendaftarannya mewajibkan melampirkan pindai KTP sehingga penggunanya diketahui dengan jelas. “Jadi tidak perlu khawatir akan ada yang membuat typo site yang mirip dengan brand Anda,” tegasnya.

Baca :  Halal bihalal APJATEL Dukung Pertumbuhan UMKM di Indonesia

Typo site merupakan situs internet palsu yang dibuat sama persis dengan situs aslinya. Penipuan jenis ini menggunakan nama domain yang  sangat mirip dengan situs asli, sehingga banyak pengguna internet yang salah masuk ke situs internet tersebut jika sedikit terpeleset mengetikkan nama domain. “Jika ada yang menggunakan domain .id untuk penipuan semacam ini, akan langsung kami suspend,” tegas Andi lagi.

Selain kelebihan-kelebihan tadi, Andi mengingatkan bahwa saat ini mesin pencari memberikan hasil pencarian berdasarkan geo tagging atau sesuai dengan lokasi terdekat orang yang mencari informasi. “Jika pengguna search engine berada di Indonesia, maka domain-domain .id akan diposisikan paling atas,” ujar Andi. Namun Andi juga mengingatkan, selain nama domain ada faktor lain seperti alamat IP, atau search engine optimization (SEO) dalam penampilan hasil di mesin pencari.

Nukman mendukung pendapat Andi. Menurutnya, situs internet yang baik harus bisa masuk ke tiga halaman pertama hasil pencarian menggunakan search engine. “Riset menyebutkan, kebanyakan orang Indonesia tidak mau mencari lebih dari halaman ketiga di search engine,” ungkapnya.

Baca :  Kejaksaan Agung Memeriksa 1 Orang Saksi Terkait Perkara Perkeretaapian Medan

Terkait dengan banyak pebisnis mula yang lebih memilih menggunakan marketplace, media sosial, atau memasukkan aplikasi ke dalam apps store, Andi mengingatkan bahwa layanan-layanan tersebut tidak akan efektif digunakan untuk membangun brand di internet. “Jika menggunakan marketplace, media sosial, atau apps store, brand yang akan menjadi kuat adalah brand dari media-media tadi,” ujarnya.

“Jika pebisnis mempromosikan marketplace, media sosial, atau apps store, maka yang dipromosikan adalah brand orang lain. Bahkan lebih buruk lagi, Anda bisa mempromosikan brand kompetitor saat meminta calon customer men-download aplikasi di apps store,” tambah Andi lagi.

Karena itu, masih menurut Andi, untuk membangun brand yang kuat di Internet tetap dibutuhkan situs internet dengan nama domain sendiri.