HINGGA saat ini, Indonesia masih menghadapi masalah serius seputar citra dan reputasi bangsa di mata dunia. Keberadaan public relations (PR) menduduki peran vital di tengah upaya pemerintah membangun reputasi bangsa.
Awal Februari lalu, di hadapan humas Kementerian dan Lembaga Non-Kementerian di Istana Negara, Presiden RI Joko Widodo secara langsung meminta kontribusi humas menciptakan Indonesia “rasa baru” dalam konteks global. “Memasuki era persaingan dan kompetisi antarnegara seperti sekarang ini, goal yang ingin dicapai (negara) adalah trust dari rakyat dan dunia,” katanya.
Dari latar belakang itulah lahir gerakan penguatan reputasi bangsa melalui peran aktif praktisi PR. Gerakan ini, sebelumnya telah sukses mengadakan kick off program secara nasional di Bali, 22 – 24 Maret 2016. Deklarasi Komunitas PR untuk Reputasi Bangsa yang dibacakan oleh para tokoh PR senior, pengurus komunitas, asosiasi, dan praktisi PR dari berbagai daerah menjadi momentum acara yang dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya ketika itu. Kini, giliran PR Sumatera bergerak.
Melalui acara The 1st Sumatera PR INDONESIA Summit & Awards (SUMPRISA), komunitas, asosiasi, organisasi, dan akademisi PR Sumatera berkumpul. Pada event yang dibuka oleh Walikota Batam Muhammad Rudi tersebut, mereka menunjukkan dukungan dan komitmennya melalui pembacaan Deklarasi PR Sumatera untuk Reputasi Bangsa. Prosesi deklarasi disaksikan oleh Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Velix V. Wanggai, Bupati Belitung Sahani Saleh, Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah.
SUMPRISA tak sekadar ajang mengukuhkan komitmen, tapi juga menjadi sharing knowledge bagi para komunitas PR. Pada sesi konferensi kepemimpinan lokal dalam mengelola organisasi dan korporasi melalui pendekatan PR, misalnya, sejumlah CEO daerah berbagi kisah sukses tentang upaya mereka mempiarkan instansi dan korporasinya masing-masing. Mereka adalah Direktur Utama PT PLN Bright Batam Dadan Koerniadipoetra, Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto, Direktur Komersial PT Semen Padang Pudjo Susanto, Corporate Secretary PT Semen Indonesia (Persero), Agung Wiharto.
Sementara untuk mendorong peran dan kompetensi PR diselenggarakan capacity building, The 6th Government PR & Corporate Communication Workshop. Agenda yang berlangsung selama dua hari, 24 – 25 Mei 2016, itu meliputi public speaking, story telling dan brand journalism bagi praktisi PR pemerintah pusat, korporasi negara, dan swasta.
Mengusung tanda pagar (tagar) #prindonesiabergerak dan #prsumaterabergerak, gerakan ini diharapkan semakin berkembang sesuai pesan yang terkandung di dalamnya. Yakni, praktisi PR bersatu membangun aliansi besar mewujudkan penguatan reputasi bangsa. Asmono mengatakan, kegiatan ini tak akan berhenti di Sumatera. “Kami akan ‘menjahit’ gerakan penguatan peran praktisi PR ini di berbagai pulau besar di tanah air,” imbuhnya. •