Jakarta, Biskom – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meresmikan Honeywell UGM Connected Laboratory di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Rabu (28/11/2018). Laboratorium canggih ini memiliki sistem otomatis yang menghubungkan tiga perguruan tinggi negeri.
Dalam pembangunan Honeywell Lab, UGM menggandeng perusahaan teknologi Honeywell. Sebelumnya, Honeywell Lab sudah ada di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI). Kini laboratorium di tiga perguruan tinggi tersebut terhubung dan berbagi sumber daya melalui teknologi canggih yang disediakan.
Dalam sambutannya, Menristekdikti mewakili Presiden Joko Widodo memberikan ucapan selamat atas dibangunnya laboratorium yang dapat menghubungkan tiga perguruan tinggi. “Saya merasakan dunia pendidikan tinggi hanya asyik dengan dirinya sendiri dan tidak mau berkolaborasi. Melalui laboratorium ini nantinya dapat terjadi kolaborasi dan menciptakan inovasi baru”, tutur Menristekdikti.
Selain itu, Mohamad Nasir juga menyampaikan bahwa Laboratorium Honeywell dapat meningkatkan daya saing melalui learning process dan innovation. “Negara disebut pemenang bukan karena banyak sumber daya alamnya, bukan juga karena banyak penduduknya, tapi negara pemenang adalah yang punya banyak inovasi,” ujarnya.
Menristekdikti menyampaikan, di era Revolusi Industri 4.0, kita perlu memikirkan bagaimana menghadapi bonus demografi. Sumber daya manusia, jika tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan menjadi bumerang.
“Kita perlu meningkatkan daya saing generasi saat ini agar lebih kompetitif di mata dunia. Caranya dengan proses belajar yang baik dan bagaimana menciptakan inovasi. Salah satunya dengan media laboratorium Honeywell ini,” pungkas Menristekdikti.
Pada kesempatan itu, Wakil Rektor UGM, Djagal Wiseso Marseno menuturkan, adanya kerjasama dengan Honeywell menjadikan program yang dirancang dan didesain agar menarik untuk mahasiswa datang ke kampus bisa melakukan inovasi, menuangkan kreatifitas, jembatan antara universitas, industri, kemudian birokrasi hingga komunitas nantinya.
“Perpaduan antara empat stakeholder yang dituangkan kedalam sebuah produk yaitu software. Nantinya Honeywell bisa menjadi Honeymoon antara empat stakeholder, antara universitas, industri, birokrasi, dan komunitas”, tutur Djagal.
Perwakilan Honeywell Indonesia, Sigit Yustinus mengharapkan agar jerih payah dan investasi yang dilakukan bersama dapat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perguruan tinggi dan memberikan manfaat bagi calon insinyur Indonesia.
Yustinus menjelaskan, Laboratorium Honeywell dilengkapi dengan platform Experion PKS Orion serta perangkat Augmented Reality dan Virtual Reality, untuk membantu mempelajari beragam aktivitas industrial yang rumit melalui proses simulasi seperti pengendalian dan alat dalam resiko tinggi.
Selain itu, teknologi Honeywell di UGM ini bermuara pada konektivitas cyber, yang akan memberikan kemampuan bagi para mahasiswa serta dosen untuk mensimulasi beragam proses industri hingga tahap ke pembuatan sistem baru, termasuk perangkat lunak. (red)