Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas), Dr. Ing. Ilham Habibie, MBA.

Jakarta, Biskom -Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang diwakili Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Herry Abdul Azis bersama  Menteri Perindustrian yang diwakili oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara resmi membuka acara Digital Technology Indonesia atau Digitech Indonesia, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (29/11).

Acara yang digelar  Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS) dan Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI), bertema “Digital Transformation & Industry 4.0”. Digitech yang berisi konferensi, pameran yang membahas teknologi yang akan menjadi tren dalam beberapa tahun ke depan.  Acara ini hadir untuk membantu perusahaan untuk memilih dan merencanakan teknologi yang tepat untuk menunjang bisnis mereka sehingga menjadi kompetitif menuju industri 4.0.

Staf Ahli Menteri KOMINFO Bidang Teknologi Herry Abdul Azis.

Ketua Umum APTIKNAS Soegiharto Santoso mengatakan, dalam membangun industi 4.0 bukan  membangun teknologinya, karena teknologinya sudah ada, namun bagaimana kita membangung mindset,  mengubah pola pikir para pucuk pimpinan institusi agar bisnis proses dari bawah dapat berjalan dengan bantuan teknologi.

Baca :  Pentingnya IT Monitoring di Era Digitalisasi

“Membangun mindset  dalam  menciptakan aplikasi-aplikasi agar menjadi tuan rumah di negeri kita sendiri. Jangan sampai kita kita hanya menjadi pangsa pasar untuk pemain-pemain global, seperti Google, Facebook, Twitter , Youtube dan lain-lainnya,” kata Soegiharto Santoso yang akrab disapa Hoky

Hal ini, Lanjut Hoky, tentu menjadi tantangan sekaligus peluang yang begitu besar. Karenanya,  bangsa ini  harus  mau membantu mengubah mindset anak-anak muda generasi milenial  untuk menciptakan aplikasi-aplikasi khas Indonesia,  yang bermanfaat untuk bangsa ini.

Di sisi lain, masyarakat pelaku industri   juga harus concern terhadap  Cyber Security-nya   dengan melakukan pengecekan rutin di jaringan dan teknologi perusahaan. Selain itu, mengambil beberapa peluang  di Cloud Computing, Blockchain, FinTech, Smart City, Bigdata, Artificial Intelligence, dimana aktivitas semakin mobile, proses bisnis semakin digital. Semuanya  itu diawali dengan mengubah mindset untuk meraih peluang shifting ataupun perubahan pada era industri 4.0.

Baca :  INAICTA 2010 Angkat Tema 'Membangun Kreativitas Digital Untuk Kemakmuran Bangsa'

Transformasi digital

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara.

Lebih lanjut Hoky menambahkan, jika kita bicara tentang Transformasi digital, maka kita bicara tentang revenue, dalam kesempatan ini saya coba utarakan salah satu contoh saja tentang IoT, sebelum kita bicara teknis, tentu kita membutuhkan konsultan untuk membuat visi baru dengan IoT ini, untuk membantu bisnis prosesnya, kemudian baru kita bicara hasilnya.

“Untuk mengubah agar menggunakan teknologi, terkadang orang akan berpikir bahwa ini cost/ biaya, namun setelah mengetahui bisnis modelnya dan ternyata justru dapat mengurangi biaya, barulah ingin melakukannya,” tuturnya

Namun bisa saja hal itu menjadi terlambat, oleh karena itu kita harus bersama-sama membantu membangun ekosistemnya dan memberikan keyakinan serta memberikan bukti bahwa memanfaatkan teknologi ini ada sesuatu perubahan besar yang kita peroleh. “Dengan IoT kita banyak terbantu dalam banyak hal, bisa untuk pengelolaan sampah, bisa untuk pengelolaan cuaca dan lain-lainnya, mungkin para pemimpin belum mengetahuinya, mungkin juga pemimpin telah mengetahuinya, namun belum berkesempatan melakukan sinergi dengan berbagai pihak terkait,” tutupnya.

Baca :  BRI Siap Layani Nasabah HMCC

Kembali tentang IoT, mungkin sebagian mengetahui juga tentang para calon jemaah haji harus menggunakan gelang logam, yang berisikan data-data identitasnya, antara lain, No Pasport, Kloter, Embarkasi, Bendera dan masih harus menggunakan gelang tambahan lainnya tentang kesehatan serta gelang hotel, tujuannya agar para calon jemaah haji tidak tersesat, coba kita ciptakan IoT dan dipasang GPS, maka akan sangat mudah menemukan calon jemaah haji, mungkin benar biaya akan sedikit lebih mahal, tapi jika dibandingkan dengan manfaatnya tentu sangat layak untuk diciptakan.

Diketahui, dalam seminar Digitech 2018 ini menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan. Misalnya dari TNI/Polri antara lain Mayjen TNI (Mar) Dr. Suharyanto, SE., MM., Brigjen Pol Budi Setiawan, Mayjen Pandu Wibowo, Brigjen TNI Mundasir, Kolonel Laut (KH) Eri Kasman, Siswantoro serta Heirna dari Sintel Mabes TNI. (Redaksi)

Artikel terkait: Digitech 2018 : Jadikan Industri TI Tuan Rumah di Negeri Sendiri