Jakarta, Biskom – Telah banyak serangan siber yang terjadi, baik dari jenis paling biasa hingga tercanggih sekalipun dan apa pun tipenya kerugian dampaknya bagi pengguna.
Dalam kasus terburuk yang pernah terjadi misalnya, pengguna mendapatkan ancaman pembayaran tebusan di layar, memberitahukan bahwa komputer dienkripsi dan kunci dapat dibuka apabila telah melakukan pembayaran. Selain itu juga terdapat malware senyap, yang bertindak diam-diam tersembunyi dalam perangkat untuk memaksimalkan pencurian data sebelum aksinya tertangkap.
Kebanyakan orang masih belum mengetahui seberapa besar bahaya yang ditimbulkan dari serangan siber, karena para pelaku kejahatan siber dapat menyerang mulai dari level industri hingga nasional dengan konsekuensi yang luar biasa. Berikut adalah lima serangan siber paling spektakuler yang terjadi sepanjang sejarahnya:
- WannaCry – Serangan WannaCry membuat ransomware dan malware dikenal oleh semua pengguna, termasuk mereka yang tidak dapat membedakan byte dengan bite.
- NotPetya / ExPetr – Ada pendapat yang mengatakan bahwa serangan yang paling merugikan bukanlah WannaCry, melainkan malware pengenkripsi lainnya (secara teknis adalah penghapus namun tidak mengubah dasarnya) yang disebut ExPetr, juga dikenal sebagai NotPetya.
- DarkHotel – Bukan rahasia lagi bahwa jaringan Wi-Fi publik di kafe atau bandara bukanlah yang paling aman. Masih banyak yang percaya bahwa Wi-Fi hotel masih jauh lebih aman, karena walaupun jaringan hotel masih bersifat publik, setidaknya diperlukan otorisasi untuk mengaksesnya. Kesalahpahaman semacam itu telah merugikan banyak karyawan perusahaan berangking dan berposisi tinggi.
- Stuxnet – Mungkin malware paling terkenal dengan serangan yang kompleks dan multifaset yang menonaktifkan sentrifugal pengayaan uranium di Iran, memperlambat program nuklir di negara tersebut selama beberapa tahun. Stuxnet adalah yang paling pertama dibicarakan terkait penggunaan senjata siber terhadap sistem industri.
- Mirai – Keberadaan Botnet sudah terpantau sejak lama, tetapi kemunculan Internet of Things memberikan kehidupan baru bagi Botnet. Perangkat-perangkat yang sebelumnya tidak pernah diperhatikan keamanannya dan belum terpasang antivirus tiba-tiba mulai terinfeksi dalam skala besar. Perangkat ini kemudian melacak perangkat lainnya dari jenis yang sama, dan segera menyebarkan penularan.