Jakarta, Itech – Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti , Kementerian Ristekdikti, menggelar Program Jambore Pusat Unggulan Iptek (PUI) 2018 di Puspiptek Serpong, Tangsel, Rabu (12/12).
Kegiatan yang digelar 12-14 Desember 2018 ini dalam rangka menguatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang yang diarahkan untuk menjawab tantangan Indonesia ke masa depan.
Program Jambore PUI tersebut sebaga bagian dalam rangkaian Apresiasi Lembaga Litbang Tahun 2018 yang merupakan upaya dari Kementerian Ristekdikti dalam memberikan apresiasi terhadap lembaga litbang baik dalam lingkup lembaga litbang pemerintah pusat (kementerian dan non kementerian), lembaga litbang daerah, dan lembaga litbang industri yang telah berkinerja unggul, inovatif dan berdayasaing serta lembaga litbang yang telah terakreditasi.
Sedangkan Jambore PUI yang meliputi workshop, talkshow dan beberapa pelatihan ini diikuti sekitar 300 orang peserta yang terdiri dari 78 lembaga PUI Litbang Kementerian dan non Kemennterian dan 24 Lembaga PUI Perguruan Tinggi (total 106 PUI). Perwakilan dari instansi induk, yaitu 5 LPNK (BPPT, BATAN, LIPI, LAPAN, BMKG), 6 LPK (Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kasubdit Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lemlitbang) Pemerintah Pusat, Yudho Baskoro Muriadi, mengatakan, melalui Jambore ini, peserta dapat melakukan desiminasi produk kepada masyarakat dan mensosialisasikan hasil-hasil risetnya. Entah itu, melalui sosialisasi, bimbingan teknis maupun pelatihan. “Sebenarnya Jambore ini sudah dilakukan oleh 78 PUI ke seluruh Indonesia. Tercatat sejak September hingga Desember lebih dari 350 kegiatan desminasi ke masyarakat di seluruh Indonesia,” kata Yudho yang juga Koordinator Program PUI.
Menurut dia, salah satu kapasitas yang dikembangkan dalam kerangka pembinaan PUI ini adalah kapasitas hilirisasinya. Bagaimana agar produk-produk PUI dapat masuk dalam tataran industrialisasi. Dan tentunya, PUI ini dapat lebih berkontribusi untuk menggerakan sektor industri barang dan jasa berbasis inovasi, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing ekonomi bangsa.
Sementara itu, Direktur Lembaga Litbang, Kemal Prihatman berharap inovasi yang dihasilkan lembaga litbang dapat memberikan nilai tambah terhadap produk atau jasa. “Semangat inovasi ini telah ditunjukkan oleh lembaga-lembaga litbang yang tergabung dalam PUI,” katanya.
Saat ini tercatat ada 106 PUI. Dari jumlah tesebut, 60 persen di antaranya bergerak di bidang pangan dan pertanian. Sisanya kemaritiman dan kelautan. Sebanyak 106 lembaga PUI terbagi menjadi tujuh klaster, yakni pangan pertanian, energi baru terbarukan, kesehatan dan obat, teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK) , material baru, maritim, mitigasi bencana.
Dari total jumlah PUI yang ada, sebanyak 78 lembaga sudah memasukkan input, proses dan output, untuk produk yang bisa dikerjasamakan. Namun dari 1.600 potensi yang bisa disinergikan dari 78 pengembang PUI, hingga saat ini ada 48 produk akhir yang baru disinergikan dan bersifat nasional.
“Sebanyak 48 produk sinergi itu yakni sembilan produk di bidang pangan pertanian, empat di bidang energi baru terbarukan, lima di bidang kesehatan dan obat, tujuh di bidang TIK, sembilan produk material maju, 10 produk maritim, dan empat produk mitigasi bencana,” tutup Kemal. (red)