Jakarta, Biskom – Keberhasilan Smile Train, organisasi sumbing terdepan di dunia dalam mengoperasi pasien bibir dan lelangit sumbing di Indonesia, yakni sebanyak 75 ribu pasien, dirayakan dengan sejumlah kegiatan berbeda setiap harinya pada 14 hingga 16 Desember lalu.
Untuk menutup perayaan ini, Smile Train Indonesia menggelar makan malam perayaan pada Minggu (16/12), di Hotel Santika Premier, Bintaro dengan Presiden Direktur dan CEO Smile Train, Susannah Schaefer serta mitra lokal organisasi, tenaga profesional medis, dan donor perusahaan.
Smile Train memberdayakan para tenaga profesional medis lokal dengan pelatihan dan pendidikan sehingga mereka dapat memberikan operasi sumbing gratis dan perawatan bibir dan lelangit sumbing yang komprehensif untuk anak-anak di komunitas mereka sendiri. Smile Train telah aktif mendukung program di Indonesia sejak 2002 dan telah mengembangkan kemitraan di 85 rumah sakit lokal.
“Kami bangga untuk mencapai tonggak besar di Indonesia, “. “Kekuatan kemitraan lokal Smile Train di seluruh Indonesia telah membuat 75.000 operasi menjadi mungkin.” ungkap Susannah Schaefer.
Sebagai bagian dari perayaan keberhasilan bersejarah ini, Susannah Schaefer dan staf lokal Smile Train berkolaborasi dengan TNI AD pada 14 – 15 Desember di Ambarawa, Jawa Tengah untuk Program baksos nasional mereka serta untuk merayakan HUT TNI AD ke-73.
TNI AD bersama Asosiasi Ahli Bedah Rekonstruksi dan Estetika Indonesia (PERAPI / InaPRAS), penggagas kolaborasi ini, telah menjadi mitra Smile Train sejak tahun 2015 dan telah berperan dalam membantu dalam menemukan pasien bibir dan lelangit sumbing di daerah yang lebih terpencil di Indonesia sehingga memungkinkan Smile Train untuk mendukung lebih dari 10.000 operasi sumbing.
“Kemitraan ini sangat sukses hingga saat ini karena TNI mewakili masyarakat seluruh Indonesia dan sangat dihormati oleh orang Indonesia, katanya. “Ketika mereka melihat seseorang dengan sumbing, mereka akan langsung menghubungkan penderita dengan mitra Smile Train terdekat dan seringkali menyediakan transportasi dan makanan jika mereka harus melakukan perjalanan jarak jauh. (red/dju)