Jakarta, Biskom – VMware, inovator terkemuka di kancah peranti lunak kelas enterprise, menyampaikan hasil dari studi bertajuk, ‘VMware Banking Consumer 2020 Study,’ yang mengungkapkan bahwa lebih dari sepertiga (43%) konsumen di Indonesia yang disurvei menyatakan belum menerapkan langkah-langkah perlindungan yang cukup terkait dengan keamanan data finansial personal, serta mengaku memakai kata sandi yang sama di sejumlah atau bahkan di hampir semua layanan dan aplikasi yang memuat data personal pembayaran milik mereka.

Dalam riset tersebut terungkap pula bahwa pengguna di Indonesia menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap tingkat keamanan pada sejumlah metode pembayaran mutakhir, seperti melalui connected devices, connected things, dompet digital, maupun pembayaran melalui aplikasi.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan temuan di Singapura maupun Malaysia. Konsumen di kedua negara tersebut justru kurang percaya dengan keamanan pada metode-motode pembayaran mutakhir. Mereka cenderung merasa lebih nyaman dengan model transaksi tradisional, seperti transaksi tunai maupun melalui ATM.

Penerimaan konsumen yang tinggi terhadap model pembayaran nontunai membawa angin segar bagi kesuksesan gerakan nontunai di Indonesia. Namun di sisi lain, kurangnya kesadaran konsumen dalam menerapkan higienitas siber membawa potensi risiko finansial yang tak kecil, baik kepada konsumen sendiri, bank, maupun institusi-institusi finansial (FSI).

Mayoritas responden dari Indonesia (87%) menyimpan detil informasi akun bank mereka paling tidak di satu hingga enam aplikasi berbeda, sementara hanya seperempat (25%) saja dari mereka yang menerapkan tindakan-tindakan keamanan siber yang baik, seperti menerapkan kata sandi yang berbeda untuk masing-masing akun yang mereka miliki.

Indonesia tengah gencar dalam mengadopsi metode pembayaran digital. Dewan Nasional Keuangan Inklusif melaporkan bahwa total volume transaksi yang tercatat dari bulan Januari hingga Oktober 2017 diperkirakan mencapai 5.602 juta transaksi dengan total valuasi transaksi mencapai Rp 5.361 triliun.

Pertumbuhan transaksi nontunai yang tinggi mendorong akselerasi standarisasi pembayaran melalui kode QR dan pertumbuhan layanan pembayaran bergerak,” tutur Cin Cin Go, Country Manager, Indonesia, VMware di Jakarta, (21/12).

“Arsitektur IT yang ada saat ini tak cukup tangguh dalam mengatasi kenyataan bahwa perbankan dan FSI membutuhkan infrastruktur jaringan mutakhir yang mampu menyuguhkan lapis proteksi yang tangguh terhadap aplikasi, data, serta pengguna di seluruh lingkungan cloud yang majemuk seperti banyak digunakan saat ini.” (red/Ju)