Jakarta, Biskom- BPPT kembali merekomendasikan  akan pentingnya alat deteksi dini yang handal dan mumpuni di tanah air. Hal tersebut tertuang  saat gelaran rapat Sinergi pemerintah dan badan usaha dalam penanggulangan bencana nasional di Kantor BNPB, Jakarta, Senin (4/2).

Kepala BPPT Hammam Riza menuturkan kepada seluruh pemangku kepentingan strategis bahwa Indonesia sebagai negara yang berada di wilayah ring of fire, memiliki potensi bencana seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, banjir dan lainnya.

“Untuk itu kami meminta dukungan seluruh pihak terkait Rancangan Perpres Multi Hazard Early Warning System. Dan, Perpres ini sangat  penting mengingat perlu adanya mekanisme langkah antisipasi bencana, serta menanggulangi pasca terjadinya bencana,” kata Hammam.

Lebih lanjut Hammam menambahkan, “BPPT akan berperan dalam memberikan rekomendasi teknologi yang tepat sebagai perangkat deteksi dini bencana. Seperti BUOY Tsunami, Alat deteksi kabel bawah laut atau CBT, serta teknologi lainnnya.”

Tahun 2019 ini, BPPT  akan meluncurkan 3 BUOY untuk kawasan GAK dan Selat Sunda. “BUOY Merah Putih atau buoy generasi ketiga akan di pasang di sekitar kawasan Gunung Anak Krakatau dan Selat Sunda dan kami pastikan juga  tahan terhadap  vandalism,” jelasnya.

Selain BUOY,  BPPT akan memasang kabel bawah laut atau (cable base tsunameter), untuk melengkapi BUOY. Pasalnya, CBT atau kabel bawah laut ini penting untuk mendeteksi tsunami yang sifatnya dekat, atau near field tsunami.

Sementara itu, terkait  koordinasi dan pengamanan peralatan teknologi yang akan dipasang itupun, Hammam mengaku akan berkoordinasi dengan BNPB. (red/Ju)