Jakarta, Biskom- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggelar Press Tour 2019 dalam rangka memperkenalkan aneka produk olahan pangan sehat non padi yang merupakan hasil inovasi teknologi yang dikembangkan BPPT,  yakni pangan olahan dari ubi kayu atau singkong di Lampung Tengah.

Kali ini, BPPT meresmikan  Pojok Inovasi Cassava Castle yang berlokasi di Gedung Pusat Informasi Bisnis Teknologi dan Teknopark (PIBTT) di Jalan ZA Pagar Alam 8/36, Gedong Meneng, Bandar Lampung pada Jumat (19/7). Dalam peresmian Pojok Inovasi Cassava Castle, hadir pula Kepala  Balai Besar Teknologi Pati (B2TP) BPPT Aton Yulianto serta perwakilan dari Pemprov Lampung dan Pemkab Lampung Tengah diantaranya Kepala Badan Litbang Pemprov Lampung Prihartono.

Pojok Inovasi Cassava Castle merupakan salah satu hasil kegiatan Technopark Lampung Tengah, yang diinisiasi BPPT bersama Pemkab Lampung Tengah dan Pemprov Lampung. Dalam RPJMN 2015-2019, Pemerintah merencanakan pembangunan 108 technopark, yang dikerjakan oleh kementerian/lembaga. BPPT mendapat penugasan untuk mendampingi pembangunan sebanyak 9 technopark diantaranya Technopark Lampung Tengah.

Sementara Gedung PIBTT – BPPT merupakan tempat  yang digunakan untuk memberikan informasi  kepada masyarakat, dunia industri, perguruan tinggi dan pemerintah berkenaan dengan inovasi teknologi yang dihasilkan oleh lembaga LitBang-Jirap (Penelitian, pengembangan, pengkajian, dan Penerapan Teknologi) manapun, khususnya yang dapat mendukung operasional Technopark Lampung Tengah.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, Cassava Castle merupakan Pojok Inovasi untuk mendiseminasikan produk-produk hasil kajian BPPT khususnya pada Kedeputian Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi. Di tempat ini para penyedia maupun pengguna teknologi dapat bertemu dan berdiskusi sambil menikmati aneka produk olahan pangan sehat dan inovatif yang dihasilkan oleh para tenant Technopark Lampung Tengah.

“Pojok Inovasi Cassava Castle ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya usaha-usaha makanan dan minuman sehat yang menggunakan produk-produk hasil kajian teknologi dari bahan baku unggulan lokal di Lampung, seperti ubi kayu, labu kuning, kopi dan lain-lain,” kata Hammam

Selain  itu. Cassava Castle  juga merupakan tempat bertemunya penyedia dan pengguna teknologi yang diwadahi dalam Forum Komunikasi Pelaku Usaha dan Ahli Teknologi Pati (forPATI) di Cassava Castle untuk dapat meningkatkan sinergi positif yang bermuara pada pemanfaatan dan penerapan teknologi pada industri.

Lebih lanjut  Hammam berharap  technopark di Lampung Tengah ini bisa menjadi bagian 9 technopark yang sekarang diendors pemerintah dan menjadi salah satu pusat untuk kita mengembangkan  PPBT maupun teknopreneur  yang merupakan komponen penting di dalam pertumbuhan ekonomi,” kata Hammam.

Menurut Hammam, Provinsi Lampung merupakan produsen tapioka terbesar di Indonesia, yakni terdapat sekitar 74 pabrik tapioka, dengan kapasitas produksi lebih dari 2 juta ton. Aktivitas semua pabrik tersebut membutuhkan bahan baku ubi kayu sebanyak minimal 8 juta ton. Namun, ketersediaan bahan baku di Lampung hanya sekitar 6,5-7 juta ton per tahun.

“Dengan kondisi tersebut, maka industri tapioka di Lampung sangat rentan mengalami kekurangan bahan baku. Hal tersebut karena masa panen ubi kayu tidak merata sepanjang tahun sehingga pabrik-pabrik tapioka tidak dapat beroperasi pada kapasitas terpasangnya secara kontinyu. Sebagai akibatnya, industri tapioka di Lampung memiliki daya saing rendah,” jelasnya.

Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Soni Solistia Wirawan mengungkapkan, pembangunan Pojok Inovasi Cassava Castle telah direncanakan pada 2018, mengingat perlu adanya suatu wadah yang tidak hanya dapat digunakan untuk mempromosikan produk-produk inovasi. Cassava Castle juga dapat digunakan untuk mempertemukan para pelaku usaha pati dan ahli teknologi pati agar terjadi sinergi yang bermuara pada penerapan teknologi, hasil inovasi para ahli pati pada lembaga penelitian dan perekaysaan.

Pojok Inovasi Cassava Castle, merupakan salah satu kegiatan dari Technopark Lampung Tengah yang telah dilaksanakan sejak 2015 dan akan berakhir pada 2019. Cassava Caste dibuat sebagai outlet yang menampilkan produk-produk perusahaan pemula berbasis teknologi (PBBT) yang dilahirkan melalui program technopark berupa produk makanan berbasis non beras dari ubi kayu, jagung, sagu dan lain-lain yang telah mendapatkan sentuhan teknologi untuk memberi nilai tambah.

“Dengan adanya Pojok Inovasi Cassava Castle ini, kami berharap bahwa fasilitas ini dapat mempercepat hilirisasi produk inovasi untuk meningkatkan daya saing nasional untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Menurut Soni, juru masak di Cassava Castle dari mahasiswa-mahasiswa dari universitas yang mulai berusaha. “Jika ini berhasil saya berencana akan meng-copy paste Pojok Inovasi Cassava Castle ini beberapa tempat terutama di Yogyakarta, dekat kampus ITS di Surabaya, dan Bali. Kita lihat perkembangannya dalam setahun ini,” lanjutnya.

Karenanya , BPPT  meminta dukungan dari pemerintah daerah untuk menghidupkan Pojok Inovasi ini, misalnya dengan mengadakan rapat-rapat kecil atau kegiatan lain di Cassava Castle sambil menikmati produk-produk pangan sehat dengan harga murah. Universitas juga bisa meramaikan Pojok Inovasi ini dengan menampilkan hasil-hasil inovasinya.

Pada kesempatan tersebut,  Kepala Balitbangda Lampung Prihatono G Zain mengatakan Provinsi Lampung yang merupakan pintu gerbang menuju Pulau Sumatera, menjadi penyangga kebutuhan hidup penduduk Ibukota. Sekitar 40% kebutuhan hidup warga Jakarta dipenuhi dari Provinsi Lampung.

“Sampai saat ini perekonomian Lampung masih bertumpu pada sektor pertanian, meskipun dari tahun ke tahun terjadi pergeseran ke sektor industri, perdagangan serta sektor lainnya. Selain hasil-hasil pertanian tanaman pangan, Lampung juga merupakan produsen ubi kayu terbesar di Indonesia. Produksi ubi kayu tersebut, sebagian besar digunakan untuk industri tapioka,” katanya. (red)