Jakarta, Biskom- Granada Andalusia H, siswa dari SMAN 90 Jakarta tampil sebagai juaara Kompetisi Roket Air Regional 2019 (KRAR 2019) yang diselenggarakan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP IPTEK) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
KRAR Jabodetabek dan Cilegon 2019 yang berlangsung sejak 7 – 8 September 2019 dan berlokasi di area Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta tersebut mengundang banyak peserta, sebanyak 404 peserta terdiri dari 93 sekolah SMP – SMU sederajat. KRAR ini terdiri dari 2 sesi, yakni pembuatan roket air dan peluncuran roket air.
Penilaian dan didasarkan pada skor terbaik dari dua peluncuran yang merupakan jarak terpendek jatuhnya roket terhadap titik pusat target.
Direktur PP- IPTEK M.Syachrial Annas mengatakan tujuan kompetisi roket air, adalah untuk menumbuh kembangkan minat, kreatifitas, dan inovasi pelajar Indonesia terhadap pengembangan teknologi kedirgantaraan. “Selain untuk mewadahi potensi bidang sains bagi generasi muda untuk terus berkembang dan turut berperan serta dalam kemajuan teknologi dibidang antariksa. Dan kita berharap anak- anak lebih mencintai Science dan kedepan mereka mau berkecimpung dalam science bahkan mau menjadi Scientist,” ungkap Syachrial, di Jakarta, Minggu (8/9).
Tim Dewan Juri KRAR yang terdiri dari Dr. Hadi Nasbey dari Universitas Negeri Jakarta ( UNJ), Riki Ramdani Saputra dari Pustekroket Lapan, dan Ihsan Surur dari PP-IPTEK Kemenristekdikti mengumumkan para pemenang lainnya yakni, Juara 2 : Syauqi Najla Khonza Setiawan dari SMP Assalam Gunung Putri Bogor dengan nilai 0,11, Juara 3 : Syahrozad Zalfa Nadia dari MTsPembangunan UIN dengan nilai 0,39, Juara Harapan 1 : Luthfi Dwi Andika dari MTsN 3 Bogor dengan nilai 0,62, Juara Harapan 2 : Maximus Uzla Gunawan dari SMP Tunas Agung Tangerang dengan nilai 0,97 dan Juara Harapan 3 Syahla Pridehan dari SMP Kosgoro Bogor dengan nilai 1,90.
Di acara yang sama, Kepala Divisi Program dan Pendidikan PP IPTEK, Putu Lia Suryaningsih mengatakan Penilaian KRAR diambil jarak yang terdekat dengan target, baik dari peluncuran sesi 1 maupun sesi 2. Setelah penilaian, 50 pemenang terbaik berhak melanjutkan ke tingkat nasional.” Penilaian pemenang mengacu pada ketentuan / peraturan Internasional ( Asia Pasifik), berbeda- beda sesuai dari Negara penyelenggara,”ujar Putu Lia.
KRAR dilakukan sebagai tahap awal dari kompetisi roket air selanjutnya, yakni Kompetisi Roket Air Tingkat Nasional (KRAN) dan Kompetisi Roket Air Internasional se-Asia Pasifik (KRAI) yang tahun ini akan diselenggarakan oleh Asia Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) di Jepang bulan November mendatang.
Sementara itu, Granada yang berhasil mencatat nilai 0,09 m2, merasa bersyukur berkat doa serta dorongan kedua orang tua, guru dan teman-temannya. “Bangga juga terharu, sebab tidak menyangka juga bisa menjadi pemenang pertama, ini tidak lepas dari dukungan dan doa orang tua, guru serta teman-teman,” ungkapnya seraya mengaku sempat kesulitan ketika arah angin berubah-ubah, namun dirinya tetap optimis dan berusaha semaksimal mungkin agar dapat meraih nilai yang terbaik. (red/)