Jakarta, BISKOM – Penentuan pimpinan MPR RI periode 2019-2024 telah berlangsung dengan musyawarah yang sangat berkualitas. Sebelumnya ada dua nama diajukan menduduki jabatan Ketua MPR, yaitu Bambang Soesatyo dari Golkar dan Ahmad Muzani dari Gerindra. Saat itu, muncul spekulasi akan terjadi voting seperti 2014 yang lalu. Ketika menjelang penentuan, saya mengatakan di berbagai media, jangan sampai penentuan pimpinan MPR-RI dilakukan dengan voting. Harus dengan musyawarah sebagai marwahnya dari lembaga MPR-RI itu sendiri yaitu musyawarah. Akhirnya benar-benar musayawarah.

Ketika menjelang penentuan, Ketua Fraksi Partai Gerindra di parlemen, Ahmad Riza Patria mengungkapkan,  Fraksi Partai Gerindra sepakat mengusung Bambang Soesatyo sebagai calon Ketua MPR RI periode 2019-2024. Semua peserta paripurna bertepuk tangan memberikan apresiasi luar biasa kepada Gerindra.

“Kami mengedepankan musyawarah-mufakat dan hasil konsultasi Bapak Prabowo Subianto dengan Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI, maka Bapak Prabowo dan Ibu Megawati bersepakat, untuk kepentingan yang lebih besar, kami bersepakat untuk terus menjaga lembaga MPR ini dalam forum-forum musyawarah, dalam memutuskan berbagai kebijakan penting dalam membangun bangsa dan negara,” tegas Riza, sebagaimana dimuat dalam Kompas.com (03/10/2019).

Keputusan Gerindra tersebut sangat bagus bagi perjalanan demokrasi di Indonesia dan sekaligus sangat baik bagi gerak politik Gerindra lima tahun ke depan. Setidaknya ada tiga sisi yang saling sinergi, menurut saya, baik bagi Gerindra.

Pertama, Gerindra sebagai partai yang menunjukkan kematangan bermusyawarah di lembaga permusyawaratan. Tentu ini akan mendapat penilaian positif dari kalangan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan demokrasi musyawarah. Karena itu tidak berlebihan bila ada kalangan memberi pijian kepada seluruh anggota MPR-RI dari Gerindra yang telah mengawali tugas dengan bermusyawarah di MPR-RI dalam penentuan pimpinan. Tentu harapan rakyat ke depan, Gerindra harus terus menjaga lembaga MPR-RI ini tetap menjadi forum-forum musyawarah yang elegan dan berkualitas prima untuk Indonesia jaya.

Kedua, dengan melalui proses musyawarah penentuan pimpinan MPR-RI tersebut, terbuka luas bagi kader Gerindra mengambil peran menjadi ketua di beberapa komisi di lembaga legislatif. Tentu, Gerindra akan berbahagia bila kadernya memimpin komisi di legislatif yang linear dengan janji politik ketika kampanye pemilu 2019. Misalnya menjadi ketua komisi yang membidangi pertanian, sumberdaya dan lain sebagainya.

Ketiga, juga semakin terbuka lebar bagi Gerinda bagian dari koalisi pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin lima tahun ke depan bersama-sama dengan sejumlah partai pengusung, utamanya PDI-P,  Golkar,  PKB dan PPP.  Bisa saja beberapa kader Gerindra, dua atau paling tidak satu orang menjadi anggota kabinet di kementerian yang juga linear dengan visi, misi dan program kampanye ketika Pilpres 2019. Inilah yang saya sebut sebagai koalisi gotong royong. Semoga.

Penulis: Emrus Sihombing, selaku Direktur Eksekutif dari Lembaga EmrusCorner.