Jakarta, Biskom- Pertumbuhan startup atau pengusaha pemula berbasis teknologi (PPBT) di Indonesia terus tumbuh dari waktu ke waktu. Namun kemunculan startup baru itu masih memerlukan investasi atau pendanaan agar mereka tumbuh berkembang lebih cepat. Saat ini upaya untuk mendorong inovasi agar layak menjadi startup terus dilakukan.

Salah satu upaya untuk menghilirisasi inovasi adalah dengan mempertemukan inovator dengan investor. Kesepakatan kerjasama antara Kemenristekdikti dengan Asosiasi Modal Ventura Untuk Start Up Indonesia (Amvesindo) menjadi momentum strategis untuk menghidupkan iklim investasi bagi start up/PPBT di Kawasan Sains dan Teknologi (KST).

plt. Dirjen Kelembagaan Iptekdikti, Patdono Suwignjo mengatakan, di Indonesia antara syarat-syarat yang diminta oleh venture capital dengan yang dimiliki oleh PPBT gapnya masih sangat jauh. Untuk itu, dibantu oleh beberapa konsultan dan modal ventura, kita melalukan assessment terhadap investment readiness, kesiapan dari PPBT ini untuk diberikan investasi oleh venture capital.

“Inisiasi menjembatani gap ekspektasi antara start up/PPBT dan investor dilakukan melalui kegiatan investment readiness merupakan upaya awal untuk mengkaji kesiapan start up membidik seed capital hingga ke pendanaan series A,” ujar plt. Dirjen Kelembagaan Iptekdikti, Patdono Suwignjo di sela acara Akselerasi Dukungan Investment Committee Modal Ventura Dan Pemilihan Top 10 Start Up/PPBT- KST di Jakarta (18/11).

Menurut Patdono, dalam melakukan investment readiness pihaknya dibantu Chairos, perusahaan India yang sudah membuat model untuk melakukan investment readiness yang sudah digunakan di India dan negara-negara lain. Investment readiness tersebut mengkaji sebelas parametrik yaitu potential of idea; corporate set up; market size and opportunity; competitive advantage, quality; skill and diversity tim; product and service maturity; executable business plan; finansial robustness; investability; exit strategy and propability; dan governance and risk.

Sementara itu,  Kemal Prihatman, plt. Direktur Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya menyatakan dengan adanya kegiatan dukungan modal ventura di dalam pengembangan KST diharapkan stakeholders khususnya start up/PPBT dapat memanfaatkan dengan baik kesempatan ini sehingga dapat menyiapkan diri agar bisa mendapatkan investor.

Setelah melalui proses penilaian 11 parametrik investment readiness terhadap 112 start up, terpilih 20 start up/PPBT Binaan KST Kemenristekdikti yang dinilai layak akan dipertemukan dengan Investment Committee. Pertemuan ini ditujukan untuk menilai dan memverifikasi bisnis model, kebutuhan investasi dari sisi pendanaan, kelayakan finansial dan strategic plan ketika berhasil mendapatkan investasi.

Tim Investment Committee yang mendukung kegiatan ini merupakan perwakilan dari Amvesindo yaitu Jefri Rudiyanto Sirait (CEO Astra Ventura), Edward Ismawan Chamdany (CEO Ideosource), Eddy Danusaputro (CEO Mandiri Capital Indonesia), Sachin Gopalan (CEO Orbit Ventura), Kenneth Destian Tali (CEO PT Likuid Dana Bersama), dan Nalin Singh (CEO Chairos-India).

Sedangkan salah satu anggota Investment Committee, Kenneth Destian Tali-CEO menyatakan, program VC-KST ini sangat membuka mata yang terhubung dengan teman-teman start up yang tersebar dari satu Nusantara. Setiap start up sudah mempunyai bisnis berjalan dan memecahkan permasalahan unik dari setiap daerahnya.

“Selama proses kurasi, dari sudut pandang kami sebagai pelaku start up juga yang membantu pendanaan, ada beberapa point penting yang kita sadari, yaitu untuk meningkatkan kesiapan start up mengenai edukasi finansial, perencanaan finansial, dan struktur legal untuk meningkatkan tingkat kesiapan investasi start up,” lanjutnya.

Lebih lanjut  Patdono menambahkan, dari 20 start up ini akan dipilih 10 startup yang akan ditemukan dengan modal ventura baik dalam maupun luar negeri pada Maret 2020.

Ajang Pitching Deck ini akan mengupas tuntas diantaranya bisnis plan, pitch deck, legalitas and patent/HKI, serta kelayakan keuangan bisnis start up. Sesi ini bertujuan untuk mempertemukan inovator dan start up dari KST di daerah dan sekaligus membuka akses pendanaan serta partnership dari pelaku industri.

“Tahun depan, program ini akan kita lanjutkan dengan skala yang lebih besar. Dengan pengalaman tahun pertama ini, kita sudah ada lesson learning-nya bagaimana kita mengeskalasi program ini supaya lebih banyak lagi PBBT yang dibiayai modal ventura,” tutup Patdono.

Diketahui,  pada kegiatan tersebut, dilaksanakan Pitching Deck Top 20 Start Up/PPBT yang lolos seleksi dengan Investment Committee. 20 Startup/PPBT tersebut adalah Planteria – CV Inovasi Anak Indonesia; MASKIT – PT Sainsgo Karya Indonesia; Eatever – PT Teknologi Kuliner Indonesia; Khaira Energy – PT Khaira Energi Inovasi; PT FITS Mandiri; Renus Global Indonesia; Eggy Telur Asin – CV MSR Group; Cancimen Food – PT Miun Sinergi Nusantara; Washeru – CV Galanng Samudera Jaya; PT Gizi Sehat Indonesia; PT Swayasa Prakarsa; Tesla Daya Elektrika; Barokah Salima Jaya Food; CV Wira Jaya Nusantara; PT Interstisi Material Maju; PT Berkah Inovasi Kreatif Indonesia; PT Infistha Digital Indonesia; RH Keripik Talas; PT Kazee Digital Indonesia; dan Mango Day – Saudagar Buah Indonesia.