Jakarta, Biskom- Kementerian Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/Kepala BRIN) memberikan  dukungan kepada pemuda Indonesia yang turut serta  mengembangkan teknologi baru dengan menjadi peneliti dan inovator, melalui pemberian  fasilitas inkubasi atau pembinaan bisnis, akses menggunakan laboratorium, dan upaya dukungan atau afirmasi dalam pemenuhan standarisasi produk sebelum dipasarkan.

“Banyak ‘startupper’ muda yang bersemangat  mengembangkan teknologi. Tidak hanya sebagai pemakai teknologi,  mereka berusaha mengeksplorasi teknologi yang digunakan sehingga  menghasilkan produk inovasi  pengganti impor dan mengurai ketergantungan terhadap produk asing,” ungkap Menristek Bambang  PS Brodjonegoro saat Kunjungan Kerja ke Technology Business Incubation Center (TBIC), Pusat Penelitian Kimia LIPI, dan Pusat Penelitian Fisika LIPI di Kawasan  Puspiptek, Serpong, Tangsel  (23/11).

Baca :  Podcast180 bersama Rico Sumardi dari Howden Insurance Brokers Indonesia

Menteri Bambang memulai kunjungan kerjanya dengan meninjau para inovator dan startupper yang dibina atau diinkubasi dalam program ‘TBIC’. Dalam kesempatan ini Menristek/Kepala BRIN mendengarkan kemajuan maupun tantangan mereka dalam menyesuaikan produk inovasi dengan parameter standardisasi, sebelum dimanfaatkan masyarakat. Dukungan berupa afirmasi produk inovasi, oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kepada para starupper yang masih dalam proses standarisasi tersebut.

“Kami melihat kendalanya soal  standardisasi, karena itu kita dorong BSN  percepat standardisasi produk-produk inovasi yang relatif masih baru. Kemudian  startup yang memproduksi ‘obat dan makanan’, maka izin dari  BPOM harus juga dipercepat, dan sebaiknya ada upaya afirmasi untuk inovasi dalam negeri.,” ungkap Bambang Brodjonegoro.

Baca :  Launching Kantor DPP, Ketum PETIR Alek Emanuel Kaju, Berharap Rumah Adat PETIR, Menjadi Instrumen Ormas Membangun Daerah Indonesia Bagian Timur

Setelah mengunjungi para startupper di TBIC Puspiptek, Menteri Bambang Brodjonegoro kemudian meninjau fasilitas Pusat Penelitian Kimia (P2K) dan Pusat Penelitian Fisika (P2F) yang dikelola LIPI di Kompleks Puspiptek. Menristek/Kepala BRIN mendukung para ilmuwan millenial Indonesia untuk melihat dan memanfaatkan alat, mesin, dan teknologi dari pusat-pusat penelitian di kawasan Puspiptek tersebut.

“Meninjau fasilitas LIPI, baik di pusat / laboratorium fisika dan kimia, fasilitas laboratorium dan peralatannya cukup  canggih. Beberapa alat atau mesin yang dimiliki, hanya satu-satunya di Indonesia, jadi kami tekankan agar para ilmuwan Indonesia dapat menggunakan fasilitas yang ada, tidak hanya peneliti dari LIPI saja.  Jadi, tidak ada alasan bagi mereka yang ingin  mengembangkan ipteknya, terbentur ketersediaan alat atau lab karena ini adalah milik pemerintah, siapapun berhak memakai untuk tujuan penelitian,” ungkap Menristek/Kepala BRIN.

Baca :  Pusat Penerangan Hukum dan Komnas Perempuan Sepakat Bekerja Sama dalam Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan

Dalam peninjauan ke laboratorium Fisika, Bambang Brodjonegoro melihat perkembangan teknologi baterai lithium yang sedang diteliti oleh LIPI. Baterai lithium ini ditargetkan akan digunakan untuk seluruh kendaraan listrik buatan dalam negeri.

“Kita harus lakukan dengan hati-hati dengan memperhatikan semua aspek, baik aspek teknik, standardisasi, maupun aspek ekonominya sehingga kalau kita ingin mengembangkan industri mobil atau motor listrik, kita paling tidak punya keunggulan di sisi baterainya,” ungkap Menteri Bambang Brodjonegoro didampingi Kepala Puspiptek Sri Setiawati. (red/ju)